Seminar Pertahanan Siber “Web Hacking Dan Digital Forensic”
Kamis, 23 Maret 2017Solo, (22/3/2017). Masalah keamanan informasi di dunia ruang siber juga merupakan masalah kebijakan nasional (national policy), karena serangan-serangan yang terjadi dapat menghambat aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti masalah ekonomi, infrastruktur, kesehatan masyarakat, keselamatan dan keamanan nasional serta pertahanan negara.
Dalam sambutannya Dirjen Pothan Kemhan Dr. Sutrimo yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Komponen Pendukung Ir. Tristan Soemardjono, M.M., menyampaikan bahwa seminar dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Pekan Bela Negara Pertahanan Siber Nusantara yang diadakan bulan Nopember tahun 2016 lalu.
Beliau menambahkan Informasi dan komunikasi telah menjadi salah satu infrastruktur pembangunan sebuah bangsa. Peran dan pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi telah menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan, sehingga gejala ini menjadi sebuah perhatian tidak saja oleh pemerintah namun juga oleh seluruh pemangku kepentingan pengguna Teknologi Informasi dan Komunikasi. Kegiatan seminar Pertahanan Siber dengan tema “Web Hacking dan Digital Forensic” dalam upaya meningkatkan kemampuan SDM dibidang siber dan mempererat kerjasama antara seluruh pemangku kepentingan di bidang pengembangan SDM Siber.
Serangan melalui dunia maya tanpa harus menghadirkan kekuatan militer secara fisik di negara lawan, telah menjadi trend baru dalam perang modern di abad-21. Karenanya, Indonesia perlu mempersiapkan kekuatan cyber army atau prajurit siber yang terdiri dari individu-individu terampil serta ahli dalam cyber warfare, yang dituangkan dalam konsep Pembangunan Pertahanan Siber, sebagai garda terdepan di sektor pertahanan dalam menjawab tantangan perang informasi.
Cyberspace kini telah menjadi tempat potensial untuk menjadi medan pertempuran dan konflik tradisional maupun khusus. Bukan hanya pihak yang mewakili entitas suatu negara namun juga kelompok masyarakat lainnya yang saling berseteru. Mereka saling berhadapan melalui ajang perdebatan, adu argumentasi, penyebaran upaya dominasi informasi hingga kegiatan yang bersifat destruktif seperti web defacing rally, sebagai cara propaganda dan intimidasi, ataupun yang lebih berat lagi. Perseteruan ini tidak hanya melibatkan pelaku amatir tapi juga mereka yang punya keterampilan dan kemampuan khusus bahkan banyak kelompok profesional yang menawarkan jasa layaknya tentara bayaran.
Dalam membangun kekuatan pertahanan siber ini, berbagai keahlian yang perlu dimiliki misalnya di bidang strategi keamanan dan pengamanan serta serangan informasi (information security and warfare), ahli meretas (hacking), spionase (espionage), forensik digital (digital forensic) dan analis keamanan jaringan (network security analyst). Melihat berbagai realitas tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketika logika perang mengalami perubahan dari konvensional menuju perang siber, maka TNI pun dituntut kesiapannya mengimplementasikan teknologi perang modern guna menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Adapun materi yang diberikan dalam kegiatan ini adalah tentang Basic Information Gathering, Pengantar Forensik Digital, Pengantar Siber dan Web Security serta Pentingnya Penguasaan kemampuan Web Hacking dan Forensik Digital dalam Pertahanan Siber. Metoda yang dilakukan berupa ceramah dan diskusi serta praktek langsung di lapangan (hands on). Kegiatan ini diikuti 75 orang peserta antara lain berasal dari Korem 074/WRT, Lanal Yogya, Lanud SMO, Diskominfo beserta unsur Pemda Semarang, Rembang dan Solo, Relawan TIK Jogja & Solo, Forum Bela Negara Solo, STMIK Duta Bangsa, Univ Muhammadiyah, UNS, SMK IT, SMK II, PLN dan Airnav Solo. Sebagai nara sumber adalah Kabag Datin Ditjen Pothan Kolonel Chb Ir Bagus Artiadi Soewardi, M.Si., Ketua Ikatan Konsultan TI Indonesia Teddy Sukardi, Saiful Muhammad dan Bagus Prasetyo (Komunitas TIK). (Klik di sini untuk link materi web_security, Pengantar Siber, pengantar forensik digital, dan Basic Information Gathering)
Menutup sambutannya beliau menyampaikan bahwa masalah siber adalah masalah yang mengancam kepentingan dan hajat hidup orang banyak. Oleh karenanya, harus diatasi secara bersama-sama oleh seluruh pemangku kepentingan termasuk masyarakat. Bukan hanya karena sifatnya yang memberikan dampak ancaman yang luas, namun juga karena kompleksitas permasalahan dan tingkat kesulitannya, yang menuntut penguasaan kompetensi yang kompleks. Itu semua hanya dapat diatasi dengan sharing kompetensi berbagai pihak yang berkepentingan.
Oleh karenanya beliau mengajak kepada seluruh peserta yang hadir untuk bersama-sama meningkatkan pemahaman di bidang Pertahanan Siber, khususnya tentang Web Hacking dan Digital Forensik. Dengan bekerja sama, mensinergikan semua kemampuan dan sumber daya, maka akan mampu untuk menjaga cyberspace kita.