Pembentukan Kader Bela Negara di Provinsi Bengkulu

Senin, 24 Oktober 2016

IMG_1806

CURUP – Bupati Rejang Lebong,  Dr. (Hc) HA. Hijazi,SH,MSi membuka pembentukan kader bela negara di Provinsi Bengkulu, Rabu, (5/10). Upacara pembukaan pengkaderan yang dilakanakan 5 – 7 Oktober 2016 ini dihadiri Direktur Bela Negara Kemenhan-RI,  Laksda TNI. M.Faisal,SE.MM, Ketua DPRD RL, Abu Bakar.

Hadir juga Kolonel. Arh. Achmat Miftahudin,S.Sos,MSi selaku ketua  panitia dan Wabup Kepahiang, Neti Herawati, S.Sos. Kepala SPN Bukit Kaba, AKBP. A.Muis.

Pembentukan Kader Bela Negara ini diikuti 300 orang kader, terdiri dari Camat, lurah, kades dan perangkat desa. Tak ketinggalan pengurus remaja islam masjid (Risma) dan tokoh masyarakat Rejang Lebong. Ditambah 20 peserta dari Kepahiang.

‘’Saya mengapresiasi atas terselenggaranya pengkaderan  bela negara di Rejang Lebong ini. Karena ini merupakan wahana untuk saling tukar informasi dan menyamakan persepsi dalam upaya menumbuhkembangkan kesadaran bela negara. Apalagi, tantangan dan ancaman yang dihadapi bangsa di era globalisasi  saat ini sangat kompleks. Ancaman tidak bersifat fisik saja tapi juga bersifat non fisik dan multi dimensi. Khususnya ancaman yang berbasis tekhnologi, budaya, ekonomi dan ilmu pengetahuan,’’ kata Bupati.

Menurut Bupati, perang bukan lagi menjadi domain militer. Tapi perlu melibatkan seluruh potensi bangsa dan negara.  Membangun bela negara berarti membangun watak bangsa yang memiliki jati diri. Kebanggaan dan kebangsaaan Indonesia yang dilandasi rasa cinta tanah air.

IMG_1646

‘’Untuk itu, seluruh kader bangsa harus bersama-sama membangun kesadaran bernegara dengan cara memberikan yang terbaik  untuk bangsa dan negara sesuai dengan aktivitas masing-masing. Kesadaran inilah yang penting menjadi implementasi nilai-nilai bela negara, mengingat setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara sebagaimana diamanat pasal 27 ayat 3 UUD 1945,’’ jelas Bupati.

Sedangkan, Ketua Panitia Pelaksana, Kolonel. Arh. Achmad Miftahudin, S.Sos,MSi menjelaskan materi yang diberikan kepada para kader cukup beragam. ‘’Materi terdiri dari tataran sasar bela negara, pengetahuan bahaya terorisme dan radikalisme, sejarah perjuangan bangsa. Serta pengetahuan tentang penanggulangan bencana alam dan bahaya sex bebas serta 4  consensus dasar kebangsaan,’’ jelas Achmad Miiftahudin.(AA/GSAS)




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia