Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menegaskan Pemerintah Indonesia akan secara tegas menegur negara-negara yang mengajak Papua untuk merdeka. Hal itu, menurutnya akan ditegaskannya dalam pertemuan two plus two dengan Australia di Bali, pada 28 Oktober 2016, besok.

“Saya akan sampaikan kepada Australia, sama-sama kita menegur saja lah negara-negara yang mengajak Papua merdeka. Tidak bener itu. Saya akan sampaikan. Tahun lalu saya sudah bilang. Saya tidak akan pernah ikut campur negara lain. Negara lain tidak boleh ikut campur negara kita,” tegas Ryamizard di Bina Graha, Jakarta, Kamis (27/10).

Selain perihal Papua, Ryamizard menegaskan dalam pertemuan tersebut akan membahas mengenai perebutan wilayah Laut Tiongkok Selatan dan juga mengenai upaya penangkalan atas ancaman terorisme. Mengingat, markas Kelompok ISIS di Suriah sudah hancur, sehingga dikhawatirkan akan mencari markas baru di kawasan Asia.

“Musuh bersama sekarang ISIS lah. Harus waspada. Di sana (Suriah) dihajar habis-habisan. Lalu lari kemana-mana. Dia ke eropa. Lalu bisa ke sini pasti. Saya sudah bilang ke Malaysia dan Filipina harus waspada karena di pulau Sulu itu di Vilipina jadi tempat latihan teroris. Itu perlu diwaspadai,” ujarnya.

Perkuat Perbatasan

Lebih lanjut, Ryamizard mengungkapkan bahwa kementeriannya terus berupaya membangun penguatan militer di sejumlah daerah perbatasan, termasuk Papua. Hanya saja, khusus di Papua, menurutnya harus dilakukan secara berhati-hati agar tidak memancing keributan.

“Lagi disesuaikan (perbatasan Papua). Jadi masalah lahannya itu kan sangat krisis. Jadi pelan-pelan lah pendekatannya, biar tidak ribut. Jangan kan di sana. Di sini saja ribut, bunuh-bunuhan. Makanya jangan sampai terjadi lah oleh karena itu butuh pendekatan intensif,” ungkapnya.

Sebelumnya, Ryamizard memaparkan sejumlah penguatan militer di daerah perbatasan terus dikebut pembangunannya oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan). Termasuk, upaya pemberdayaan pertahanan kawasan perbatasan di Papua terus dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan hukum tentang bela negara dna cinta Tanah Air.

Namun, tidak hanya di Papua, pembangunan dan pemberdayaan wilayah pertahanan juga dilakukan di perbatasan Kalimantan. Di antaranya, selama dua tahun pemerintahan telah terbangun Jalur Inspeksi Patroli Perbatasan (JIPP) sepanjang 560 Kilometer (km), 23 pos penjagaan dan alat pantau pada 100 tugu perbatasan.

Sumber: Suara Pembaruan

Menhan Ryamizard ke Australia: Sampaikan ke Solomon Jangan Ganggu Papua

Nusa Dua – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak bisa digugat. Penegasan ini disampaikan Menhan saat bertemu perwakilan pemerintah Australia dalam pertemuan 2+2 di Bali.

“Kita ini tidak menganggu, negara bersahabat. Di kementerian pertahanan saya orang paling jujur saya bicara isi kepala saya dan dalam hati saya itu yang saya lakukan. Saya bilang kita Ini untuk kedamaian, jangan pakai macam-macam. Indonesia dengan Australia berjalan baik dan bertambah baik. Ini harus dijaga,” tutur Ryamizard di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Jumat (28/10/2016).

Ryamizard menitipkan pesan kepada Australia untuk menegur Kepulauan Solomon. Pemerintah meminta Solomon tidak mencampuri urusan internal Indonesia termasuk soal Papua.

Posisi Australia sendiri merupakan negara pendonor yang tergabung dalam Regional Assistance Mission to Solomon Islands atau Misi Bantuan Regional bagi Kepulauan Solomon (RAMSI).

Melalui RAMSI Australia sempat menyumbang sejumlah USD 500 juta bagi Kepulauan Solomon. Menhan berpendapat teguran Australia akan didengarkan.

“Ini sudah saya sampaikan di Australia kita tidak akan pernah mengganggu atau mencampuri negara lain begitu juga kalau diganggu saya akan marah. Tolong sampaikan ke negara Solomon ke enam negara itu jangan pernah menganggu-ganggu atau mengajak Papua bergabung memangnya siapa dia,” tegas Ryamizard.

Ryamizard juga mengingatkan Indonesia tidak akan tinggal diam bila kedaulatan negaranya diganggu. Dia mengibaratkan Indonesia sebagai macan yang bisa menyerang bila diganggu.

“Jangan pernah membangunkan macan tidur. Sekali dua kali marah juga. Kita ini macan bukan tikus kita bisa menerkam kemana saja kalau kita diganggu. Kalau macan enggak diganggu itu biasa aja baik, kalau diganggu tahu sendiri,” tegasnya.

“Sudahlah diam-diam saja negara itu. Urus negaranya sendiri jangan ngurus negara lain,” tambahnya.

Permintaan Indonesia itu diterima oleh Australia. Menurut Ryamizard Australia akan menyampaikan pesan ini dengan negara yang bersangkutan.

“Responsnya bagus dong, enggak mungkin mereka nolak. Kalau sama mereka (Australia) kan ditegur (nanti) kalau saya jewer,” katanya.

Dalam pertemuan bilateral tersebut pihak Australia diwakili oleh Menteri Pertahanan Marise Ann Payne dan Menteri Luar Negeri Julie Bishop. Sementara pihak Indonesia diwakili oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya.

Dalam pertemuan tersebut seharusnya juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Retno P Marsudi. Namun Menlu Retno harus terbang ke Semarang untuk menghadiri pemakaman ayahandanya.

Pertemuan ini membahas beberapa isu penting mengenai kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan, bidang maritim dan isu-isu regional dan global.

Sumber: detik