TRANSLATE

Bicarakan Laut China, Indonesia Atur Pertemuan dengan Jepang

Jumat, 18 Desember 2015

VIVA.co.id – Konflik yang terjadi di Laut China Selatan menjadi perhatian Indonesia dan Jepang. Kedua negara memutuskan bertemu untuk membicarakan kasus tersebut dan isu-isu besar lainnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nassir, memaparkan bahwa dalam waktu dekat ini Menlu RI, Retno LP Marsudi, dijadwalkan untuk menggelar dua pertemuan 2+2 (two plus two). Ditemui di gedung Kemenlu RI, Jakarta, Arrmanatha mengatakan pertemuan pertama akan dilakukan dengan Jepang.

“Kita (Kemenlu RI), berencana melakukan pertemuan 2+2 di Jepang, antara Menlu dan Menhan Jepang dengan Menlu dan Menhan Indonesia. Akan ada tiga bahasan besar yakni menyangkut isu regional, global dan hubungan bilateral,” ujar Arrmanatha, Kamis 3 Desember 2015.

Salah satu hal yang akan dibicarakan, ujar dia, adalah mengenai situasi di Laut China Selatan, termasuk kebijakan-kebijakan Jepang. Arrmanatha melanjutkan, kedua negara akan turut membahas isu mengenai ancaman terorisme dan radikalisme di Timur Tengah mengingat kedua negara sama-sama berkontribusi dalam pengiriman peace keeper (pasukan penjaga perdamaian).

“Lalu pertemuan 2+2 selanjutnya adalah di Sidney, menggunakan format yang sama seperti dengan Jepang yaitu tiga bahasan utama mengenai regional, global dan hubungan bilateral. Isu lain yang akan dibicarakan adalah mengenai keamanan dunia siber terkait dengan upaya Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di Asia Tenggara yang menerapkan ekonomi digital,” ucap dia.

.
Menlu-Menhan RI-Jepang akan bertemu di Tokyo

Jakarta (ANTARA News) – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu akan melakukan pertemuan 2+2 (two plus two) dengan menlu dan menhan Jepang di Tokyo pada 17 Desember 2015.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan di Jakarta, Kamis bahwa Menlu dan Menhan RI akan bertemu dengan Menlu Jepang Fumio Kishida dan Menhan Jepang Gen Nakatani di Tokyo untuk membicarakan kerja sama strategis kedua negara.

“Ada tiga kluster utama yang akan dibahas, yaitu kluster regional, global dan bilateral,” kata dia.

Arrmanatha menjelaskan kluster regional akan mencakup perkembangan politik dan keamanan di kawasan Asia, termasuk masalah Laut China Selatan, kebijakan militer baru Jepang, dan tindak lanjut hasil-hasil Pertemuan Tingkat Tinggi Asia Timur (EAS) di Kuala Lumpur November 2015 lalu.

Menurut Jubir Kemlu tersebut, ada satu capaian penting dalam AES 2015, yakni kerja sama untuk memajukan sektor maritim yang diinisiasi Indonesia akhirnya disepakati.

“Di dalamnya termasuk kerja sama untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di kawasan yang tentunya mencakup isu Laut China Selatan,” tuturnya.

Dalam isu global, Indonesia dan Jepang sama-sama kontributor aktif bagi pasukan perdamaian PBB, dan isu yang menjadi sorotan utama dalam pertemuan 2+2 nanti adalah undang-undang baru Jepang yang memungkinkan Negeri Sakura itu untuk meningkatkan partisipasi militernya dalam kegiatan internasional.

“Indonesia dan Jepang juga akan membahas isu-isu global, seperti terorisme, radikalisme, dan Timur Tengah,” ucap Arrmanatha.

Sementara itu, Jubir Kemlu mengatakan sorotan utama dalam kluster bilateral yang akan dibahas keempat menteri adalah upaya peningkatan kerja sama ekonomi dan pertahanan.

“Bagaimana meningkatkan investasi dan perdagangan, juga isu-isu defense composure (penguasaan militer), dan kesepakatan-kesepakatan yang telah disepakati, seperti pelatihan militer, pengembangan industri strategis dan transfer teknologi,” imbuhnya.

Menurut Arrmanatha, setelah melakukan pertemuan 2+2 di Tokyo, Menlu Retno akan menghadiri Pertemuan Komite Bersama Tingkat Menteri (Joint Ministerial Committee) dengan Menlu Korea Selatan Yun Byung-se di Seoul.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia