TRANSLATE

BPK Naikkan Persentase Audit Kinerja Tiap Tahun

Jumat, 23 Oktober 2015

Batam, HanTer-Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Harry Azhar Azis, berkomitmen menaikkan persentase audit kinerja pemeriksaan keuangan negara tiap tahun demi memastikan setiap anggaran negara digunakan meningkatkan kemakmuran rakyat.

“Setiap tahun naikkan lima persen,” kata Azis, di Batam Kepulauan Riau seperti dikutip Antara, Minggu (11/10/2015).

Jika dalam kepemimpinan KPK sebelumnya audit kinerja hanya memiliki porsi 20 persen, maka pada tahun pertama kepemimpinannya, dia menaikkan menjadi 25 persen. Aziz berkomitmen menaikkan lima persen setiap tahun. “Hingga pada akhir masa jabatan lima tahun sudah 45 persen,” lanjutnya.

Menurut dia, porsi audit kinerja harus terus diperbesar, karena audit keuangan saja dianggap tidak cukup untuk memastikan anggaran negara digunakan untuk kemakmuran rakyat.

Audit keuangan hanya memastikan penggunaan anggaran wajar, mengikuti peraturan yang berlaku. Namun, tidak dapat menjamin bahwa setiap rupiah membuat masyarakat sejahtera.

“Daerah bisa dapat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) terus kalau penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran sesuai aturan. Tetapi, belum tentu anggaran digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

“Misalnya, daerah membangun jembatan yang lebih banyak dilewati monyet karena dibuat di hutan. Apa manfaat jembatan itu bagi kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.

Dia percaya bila audit kinerja diperbesar, maka pengguna anggaran akan lebih proporsional dalam mengalokasikan dana untuk kepentingan masyarakat.

Di Amerika Serikat (AS) saja, terang dia, kinerja audit investigasi memiliki porsi 90 persen dari total pemeriksaan keuangan. Hasilnya, BPK di negara itu mampu meningkatkan kemakmuran rakyat berkali lipat dari anggaran untuk badan.

Namun, sebelum menerapkan audit kinerja sepenuhnya, BPK harus membuat ukuran penilaian untuk tiap lembaga. Karena kriteria keberhasilan tiap lembaga berbeda-beda. Misalnya saja Bank Indonesia (BI), ukuran keberhasilan kinerjanya adalah penguatan nilai tukar rupiah atas dolar AS dan penurunan inflasi.

“Ini yang harus disepakati dulu dengan tiap lembaga, saya sedang berusaha menyusunnya,” tukas Aziz.

.
Ancang-ancang BPK Fokus Audit Kinerja

INILAHCOM, Batam – Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, Harry Azis berjanji untuk menaikkan persentase audit kinerja. Agar pemanfaatan anggaran efektif dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.

“Setiap tahun kita naikkan lima persen (audit kinerja keuangan negara),” kata Harry di Batam, Minggu (11/10/2015).

Jika dalam KPK era sebelumnya, audit kinerja keuangan negara hanya memiliki porsi 20%, maka pada tahun pertama Harry memimpin, dinaikkan menjadi 25%. “Kita akan naikkan lima persen per tahun. Hingga pada akhir masa jabatan saya, sudah mencapai 45 persen,” kata Harry.

Menurut Harry, porsi audit kinerja harus terus diperbesar. Alasannya, audit keuangan saja belum cukup untuk menjamin implementasi anggaran negara berujung kepada kemakmuran rakyat.

Audit keuangan, kata Harry, hanya memastikan penggunaan anggaran wajar, mengikuti peraturan yang berlaku. Namun tidak dapat menjamin bahwa setiap rupiah dialokasikan untuk menciptakan kesejahteraan Indonesia.

“Daerah bisa dapat WTP terus kalau penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran sesuai aturan. Tapi, belum tentu anggaran digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Harry.

Selanjutnya Harry mencontohkan suatu daerah yang membangun jembatan dalam jumlah besar. Saking banyaknya, jembatan itu tidak bermanfaat. “Bahkan di hutan pun dibikin jembatan. Yang melalui jembatan itu kebanyakan hanya monyet. Lalu apa manfaatnya bagi kesejahteraan rakyat,” terang Harry.

Di Amerika Serikat, kata Harry, kinerja audit investigasi memiliki porsi 90% dari total pemeriksaan keuangan. Hasilnya, BPK di AS mampu meningkatkan kemakmuran rakyat berlipat-lipat dari anggaran untuk badan.

Sebelum memaksimalkan audit kinerja lembaga negara, papar Harry, BPK harus memiliki ukuran penilaian untuk tiap lembaga. Karena, kriteria keberhasilan tiap lembaga bisa berbeda-beda.

Semisal, Bank Indonesia, ukuran keberhasilan kinerjanya adalah penguatan nilai tukar rupiah atas dolar AS, serta penurunan inflasi. “Ini yang harus disepakati dulu dengan tiap lembaga. Saya sedang menyusunnya,” papar Harry.

Sumber : http://ekonomi.inilah.com




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia