TRANSLATE

G30S 1965, Jokowi Undang Pensiunan TNI yang Angkat Jasad Pahlawan Revolusi

Jumat, 2 Oktober 2015

G30S 1965, Jokowi Undang Pensiunan TNI yang Angkat Jasad Pahlawan Revolusi

TEMPO.CO, Jakarta – Tragedi Gerakan 30 September 1965 sudah 50 tahun berlalu. Perayaan Hari Kesaktian Pancasila berlangsung pada pagi ini di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Di sela upacara, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah Presiden Joko Widodo tetap akan membentuk mekanisme rekonsiliasi terhadap korban kasus pelanggaran hak asasi manusia. Namun Luhut menuturkan mekanisme rekonsiliasi hingga saat ini masih dalam proses.

“Rekonsiliasi masih kami bicarakan bentuknya gimana. Tapi tadi sudah dikatakan Presiden, tidak ada pikiran untuk minta maaf,” ucap Luhut di Monumen Pancasila Sakti, Kamis, 1 Oktober 2015. “Kami hanya melihat. Seperti sudah saya berkali-kali katakan, kami menatap ke depan, jangan melihat ke belakang lagi.”

Pemerintah, ujar Luhut, belum akan merehabilitasi keluarga korban Partai Komunis Indonesia. “Kami belum bicara sampai ke situ, panjang, tapi kami lagi cari format yang bagus dan tidak menimbulkan kegaduhan.”

Menurut Luhut, salah satu upaya Jokowi dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila adalah mengundang tiga purnawirawan TNI yang mengangkat jenazah tujuh pahlawan revolusi ke Istana Negara. Tiga purnawirawan itu dulunya berasal dari Satuan Komando Pasukan Khusus atau dulu disebut Resimen Penggempur Komando Angkatan Darat (RPKAD).

“Tadi Presiden Jokowi mengundang tiga prajurit yang mengangkat jenazah para pahlawan revolusi untuk bertemu dengan beliau di Istana. Saya kira itu sebuah apresiasi dari Presiden, karena tinggal tiga orang yang hidup dari semua yang terlibat dalam pengangkatan pahlawan revolusi,” tuturnya. “Saya sebagai tentara sangat tersentuh juga.”

.
Jokowi Tersentuh Tiga Eks TNI Pengangkat Jenazah Pahlawan Revolusi dari Sumur Lubang Buaya

batampos.co.id – Presiden Joko Widodo akan mengundang tiga prajurit yang mengangkat jenazah 6 jenderal TNI AD dan 1 perwira menengah korban peristiwa G 30S PKI dari sumur tua di Lubang Buaya. Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan hal itu usai mengikuti upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya ,Jakarta Timur, Kamis (1/10).
“Tadi presiden mengundang tiga prajurit yang mengangkat jenazah Pahlawan Revolusi untuk bertemu di istana. Saya kira itu menjadi salah satu apresiasi presiden karena tinggal tiga yang hidup dari semua yang terlibat pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi itu,” ujar Luhut.

Namun, bekas pentolan Kopassus TNI AD itu tidak menyebut nama tiga eks tentara pengangkat jasad Pahlawan Revolusi yang diundang Jokowi. Sebagai seorang veteran, Luhut mengaku tersentuh dengan ide presiden itu.

“Saya sebagai tentara sangat tersentuh juga, presiden punya ide sampai meminta saya untuk mengatur ketiga prajurit marinir tadi, dan mungkin beberapa prajurit Kopassus yang masih hidup untuk bertemu dengan presiden di Istana,” imbuhnya.

Sementara terkait permintaan maaf pada anggota PKI, Luhut kembali menegaskan, tidak akan dilakukan pemerintah. Sebab, pemerintah hanya akan melakukan rekonsiliasi untuk penyelesaian masalah pelanggaran HAM masa lalu yang di dalamnya juga terdapat kasus 1965.

“Tidak ada pikiran untuk minta maaf. Kita menatap ke depan, jangan melihat ke belakang lagi,” tegasnya

Sebagaimana diketahui, 7 jenazah yang menjadi korban dalam peristiwa bersejarah itu yaitu Menteri Panglima Angkatan Darat Letjen Ahmad Yani, Deputi II Menpangad Mayjen R. Soeprapto, Deputi III Menpangad Mayjen MT. Harjono, Asisten I Menpangad Mayjen S. Parman, dan Deputi IV Menpangad Brigadir Jenderal DI Panjaitan.

Selain itu ada Oditur Jenderal/ Inspektur Kehakiman AD Brigardir Jenderal Soetojo Siswomihardjo dan Ajudan Menko Hankam/ KASAB Jenderal AH Nasution, Lettu Pierre Andreas Tendean.

Jenazah ketujuh Pahlawan Revolusi itu diangkat dari lubang buaya pada 4 Oktober 1965 oleh tim yang dipimpin Komandan KIPAM KKO-AL Kapten Winanto. Prajurit yang mengangkat para jenazah di antaranya anggota RPKAD (sekarang Kopassus) Kopral Anang, Serma KKO Suparimin, Prako KKO Subekti, dan Kopral KKO Hartono.

.
50 Tahun G30SPKI, TNI Gelar Renungan di Lubang Buaya

JAKARTA – Pangdam Jaya Mayjen Teddy Laksmana memastikan pihaknya tidak pernah mengintruksikan Kodim serta jajaran Korem setempat untuk memutar film G30SPKI.
Bahkan ia mengaku tidak mengetahui adanya rumor arahan KSAD Jenderal TNI Mulyono untuk memutar film tersebut. “Nggak ada, saya baru mengetahui (info) itu dari kamu,” ujar Teddy di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Meski demikian, jenderal bintang dua itu memastikan Kodam Jaya akan menggelar acara renungan dan doa bersama untuk mengenang tujuh pahlawan revolusi di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Renungan tersebut untuk memperingati 50 tahun G30SPKI.

Rencananya, acara renungan itu juga akan dihadiri oleh KSAD Jenderal TNI Mulyono dan sejumlah petinggi TNI lainnya. “Acara renungan, tahlil dan doa bersama mengenang gugurnya pahlawan revolusi,”pungkasnya.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia