TNI AU Turunkan Pesawat Padamkan Kebakaran Lahan di Kalbar
Rabu, 12 Agustus 2015Liputan6.com, Pontianak – Pangkalan TNI AU Supadio, Pontianak, memberikan perhatian serius dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat. Sejumlah armada pesawat akan diterjunkan untuk memadamkan api.
“Kalimantan Barat sangat rawan terhadap bencana terutama bahaya kebakaran. Dari tahun ke tahun kebakaran hutan dan lahan selalu menjadi permasalahan yang menyita perhatian baik pemerintah dan juga segenap masyarakat,” kata Komandan Pangkalan TNI AU Supadio Pontianak, Marsekal Pertama TNI Tatang Harlyansyah, di Pontianak, Selasa (11/8/2015).
Tatang melanjutkan, pergerakan kabut asap mengganggu aktivitas penerbangan, pelayaran, dan lalu lintas darat, serta kerugian lain seperti berjangkitnya penyakit ISPA. Untuk itu, kegiatan yang diselenggarakan oleh BPPT ini merupakan hal penting.
“Khususnya dalam rangka memberikan perlindungan terhadap sektor-sektor vital seperti sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perhubungan, kesehatan,” jelas Tatang.
Kondisi cuaca yang kering, kata dia, akan menurunkan produktivitas tanaman lantaran kekurangan cadangan air tanah. Selain itu, juga sangat rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan, baik itu disebabkan kelalaian maupun kesengajaan dalam proses pembukaan lahan.
“Untuk itu kegiatan operasi teknologi modifikasi cuaca dalam pengendalian kebakaran lahan dan hutan serta bencana asap. Saya harap dilakukan secara konsepsional untuk bisa efektif dalam mengantisipasi bahaya kebakaran hutan dan lahan,” ucap Tatang.
Dia mengaku sudah menyiapkan sejumlah pesawat untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan Barat. Armada pesawat itu akan disesuaikan dengan kebutuhan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Yang jelas dari TNI AU, sesuai permintaan BNPB, kita menyiapkan pesawat angkut. Untuk sementara ini, kita mendukung dengan pesawat Cassa 212. Yang akan datang sesuai permintaan, bantuan akan besar lagi,” jelas Tatang.
Selain pesawat Cassa 212, TNI AU Pangkalan Supadio juga menyiapkan pesawat CN 295 dan Hercules untuk mendukung operasi ini. Dengan tambahan pesawat, diharapkan akan menjangkau wilayah lebih jauh.
“Ini sesuai tugas pokok TNI AU. Dengan tambahan armada ini tentunya jangkauan jelajah untuk mengurangi dampak bencana kabut asap akan semakin luas, bahkan jangkauan bisa sampai Provinsi Kalimantan Tengah,” jelas Tatang.
Tatang menyatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya ntuk mengatasi dampak kabut asap ini. Menurut dia, untuk mengurangi titik api yang tersebar di beberapa wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah hanya bisa dilakukan dengan hujan buatan.
“Kami siap membantu upaya mengatasi bencana kabut asap ini. Ini salah satu bentuk kerja sama Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan BPPT untuk melakukan modifikasi cuaca atau hujan buatan,” kata Tatang.
Tatang menyebutkan, saat ini cuaca di wilayah Kalimantan Barat sampai siang tadi di ketinggian 10.000 kaki masih tertutup kabut pekat. Kondisi itu mengganggu aktivitas penerbangan.
“Sehingga siang ini belum bisa dilakukan untuk hujan buatan. Kita masih menunggu sampai visibility atau jarak pandang bagus, baru kita lakukan hujan buatan dengan water booming maupun rekayasa hujan buatan. Sekarang kita terus pantau titik api di titik-titik mana, baru lakukan rekayasa cuaca,” pungkas Tatang.
.
Pesawat TNI AU Dikerahkan Atasi Kabut Asap di Kalbar
VIVA.co.id – TNI Angkatan Udara mengerahkan sejumlah pesawatnya untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan Barat.
Pesawat milik TNI AU nantinya akan mendukung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam melakukan operasi modifikasi cuaca atau hujan buatan di wilayah Kalimantan Barat.
“Yang jelas dari TNI AU, sesuai dari permintaan BNPB, kita menyiapkan pesawat angkut. Untuk sementara ini kita mendukung dengan pesawat Cassa 212. Yang akan datang sesuai permintaan, bantuan akan besar lagi,” kata Danlanud Supadio, Marsekal Pertama TNI Tatang Harlyansyah, di Skuadron 51 Pangkalan TNI AU Supadio, Pontianak, Selasa 11 Agustus 2015.
Tatang mengatakan, dengan kekuatan yang ada, Pangkalan TNI AU Supadio siap membantu pemerintah mengatasi dampak bencana kabut asap. Salah satunya dengan menambah armada pesawat angkut CN 295 dan Hercules untuk menyemai garam di awan.
“Dengan tambahan armada ini tentunya jangkauan jelajah untuk mengurangi dampak bencana kabut asap ini akan semakin luas, bahkan jangkauan bisa sampai ke Provinsi Kalimantan Tengah,” ujar dia.
Secara teknis, Tatang menjelaskan, kondisi cuaca di wilayah Kalimantan Barat hingga siang menjelang sore di ketinggian 10.000 feet masih tertutup kabut pekat. Cuaca berkabut tebal ini, kata dia, jelas sangat menganggu aktivitas penerbangan. Sehingga sampai Selasa siang, pesawat belum dapat terbang karena kabut pekat.
“Kita masih menunggu sampai visibility atau jarak pandang bagus, baru kita lakukan hujan buatan dengan water booming maupun rekayasa hujan buatan. Sekarang kita terus pantau titik api di titik-titik mana, baru lakukan rekayasa cuaca,” paparnya.
Menurut dia, wilayah Kalbar sangat rawan bencana kabut asap, bahkan setiap tahunnya selalu terjadi. Belum lagi masalah asap dapat mengganggu jalur transportasi darat, laut dan udara. Atas dasar itu, TNI AU akan mendatangkan pesawat yang lebih besar untuk mendukung operasi ini
“Kita akan mendukung operasi pemadaman selama dua bulan. Gangguan terkait masalah cuaca terkait kabut yang pekat selama ini, jarak pandang terbatas. Jarak pandang di darat 400 hingga 600 meter. Tentunya mengganggu,” kata Tatang.