TRANSLATE

Menhan Puji Mulyono Sebagai Orang Jujur

Jumat, 7 Agustus 2015

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Mulyono sebagai sosok yang jujur. Menurutnya, karakter jujur Mulyono tersebut, dianggap Ryamizard, menjadi modal berharga untuk merealisasikan revolusi mental di seluruh jajaran TNI AD.

“Saya lihat dia orang yang jujur. Orang lurus dia. Revolusi mental ya seperti itu. Yang penting lurus dulu, pintar nomor dua. Pintar tapi kalau enggak lurus percuma saja,” ujar Ryamizard usai menghadiri upacara serah terima jabatan KSAD, dari Jenderal Gatot Nurmantyo Mulyono, di Mabes TNI AD, Jakarta, Rabu (15/7).

Salah satunya, menurut Ryamizard, meminimalisir benih-benih pertikaian di kalangan prajurit termasuk konfrontasi dengan anggota Polri.

“Tidak perlu terjadi lagilah,” tuturnya merujuk pada bentrokan yang pecah di kawasan Markas Satuan Brimob Polda Jateng Detasemen A Pelopor Subden 2 di Semarang, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.

Kejadian itu diduga melibatkan anggota Brigadir Mobil dan anggota Penerbang Angkatan Darat.

Usai sertijab, Mulyono mengatakan akan melanjutkan program-program yang telah dicanangkan KSAD sebelumnya. Dia mengatakan, seiring dengan pergantian Panglima TNI, tahun 2015 dikategorikan sebagai tahun konsolidasi.

Mulyono menuturkan, langkah awal yang akan ia jalankan adalah memperkuat kemampuan dasar prajurit TNI AD. Dia memastikan akan fokus mengembangkan kedisiplinan prajurit, meningkatkan kemampuan menembak dan bela diri prajurit serta pemahaman prajurit tentang taktik satuan raider.

“Semuanya diarahkan kepada apa yang diprediksi Panglima TNI, yaitu ancaman perang proxy dan menggejalanya radikalisme,” katanya.

Dalam catatan Dinas Penerangan TNI AD, Mulyono pernah menjalani beberapa operasi seperti operasi Irian Jaya pada tahun 1984 dan operasi Seroja di Timor Timur (1987, 1988, 1992).

Tahun 1999 silam, Mulyono lulus dari Sekolah Komando TNI AD dengan predikat lulusan terbaik. Sejak itu kariernya terus melesat. Ia pernah menjadi Direktur Latihan Kodiklat AD (2011), Asisten Operasi KSAD (2012) dan Panglima Kodam Jaya dan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (2014).

.
Panglima: TNI AD tak Pernah Menyerah dan Selalu Menang Pertempuran!

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, secara resmi menyerahkan tugas dan tanggungjawab sebagai Kasad Kepada Letnan Jenderal Mulyono di Lapangan Apel Mabesad, Jakarta Pusat, Rabu (15/07). Acara serah terima jabatan dilakukan pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, setelah Presiden Jokowi melantik dan mengambil sumpah mantan Pangkostrad tersebut di Istana Negara siang tadi.

Acara itu dihadiri sejumlah pejabat dan perwira tinggi TNI. Seperti Menhan Ryamizard Ryacudu, anggota komisi I DPR, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, KSAL Laksamana Ade Supandi, KSAU Marsekal Agus Supriyatna, para sesepuh TNI AD, para Pangkotama jajaran TNI, para komandan satuan, serta tamu undangan.

Letnan Jenderal TNI Mulyono merupakan lulusan terbaik Seskoad Tahun 1999 adalah alumni Akademi Militer 1983, yang lahir di Boyolali pada 1 Februari 1961. Jenderal Bintang Tiga ini mengawali karier militernya sebagai Komandan Peleton-1 Kompi-B Yonif -712. Pada 1997 menjadi Komandan Batalyon 143 Korem-043, kemudian dipercaya sebagai Komandan Kodim 0901/Samarinda, Kalimantan Timur.

Letjen Mulyono juga pernah menjabat sebagai Wakil Komandan Kodiklat TNI AD pada 2012, Asisten Operasi Kasad pada 2013, Panglima Kodam Jaya pada 2014. dan terakhir sebelum menjabat Kasad sebagai Panglima Kostrad.

Dalam amanatnya Panglima TNI menyampaikan, bahwa pergantian pucuk pimpinan TNI AD harus mampu mendorong semangat pembaruan dan penyegaran pemikiran, yang diorientasikan dan diproyeksikan bagi peningkatan kinerja organisasi, guna penajaman visi dan misi strategis TNI AD ke depan.

Saat ini, TNI telah menentukan tiga arah kebijakan, yang melingkupi pengembangan kemampuan dan pembangunan kekuatan matra darat, laut dan udara, dalam format interoperabilitas operasional dan gelar kekuatan TNI, pada koridor kebijakan minimum essential force (MEF).

Penjabaran ketiga kebijakan tersebut meliputi; Pertama, meliputi peningkatan kemampuan operasional satuan-satuan di jajaran TNI secara terpadu, melalui optimalisasi interoperabilitas kekuatan TNI. Kedua, meningkatkan profesionalisme dan disiplin prajurit, melalui optimalisasi pendidikan di jajaran TNI, peningkatan kesejahteraan prajurit, serta pengembangan mental kejuangan keprajuritan dan loyalitas, yang diselaraskan dengan norma-norma kehidupan demokrasi yang berkembang.

Ketiga, membangun hubungan kelembagaan dan sinergitas kerja antara TNI-Polri, serta antara TNI dengan Lembaga Kementerian dan Non-Kementerian, untuk secara bersama-sama dapat menganalisa perkembangan lingkungan strategis dari semua aspek.

Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI mengingatkan bahwa TNI AD tidak akan pernah menyerah dan selalu menang dalam tiap pertempuran, maka latih, latih dan latihlah prajuritmu, serta pimpinlah dengan segenap hati dan pikiranmu.
“Buat mereka gila. Gila dalam membela dan mencintai negara, gila dalam pertempuran dan tak kenal menyerah. Selamat bertugas, negara menunggu dharma bhaktimu,” kata mantan panglima Kostrad dan panglima Kodam V/Brawijaya itu.

Kurang lebih 1.000 prajurit dan PNS ikut terlibat sebagai pasukan upacara. Adapun pasukan militernya berasal dari pasukan khusus (Kopasus), Yonif 328 Div-I/Kostrad, Armed, Arhanud, Zeni, Batalyon 202/Tajimalela, Polisi Militer, Pasukan Kowad, satu pasukan dari Taruna Akmil, satu pasukan gabungan Perwira dan pasukan PNS.

Sementara itu Alutsista yang dipamerkan dalam perhelatan ini diantaranya heli bell 412, Tank Leopard, Marder, Tarantula, Meriam 155, Ranpur Komodo, Tank M113 dan lainnya.

Acara ini diakhiri dengan defile prajurit di depan Panglima TNI dan mantan-mantan KSAD. Diantaranya yaitu Jend (Purn) Try Sutrisno, (Purn) R. Hartono, Jend (Purn) Soebagyo HS, Jend (Purn) Endriartono Sutarto, Jend (Purn) Ryamizard Ryacudu, Jend (Purn) Pramono Edi Wibowo, Jend (Purn) Budiman, dan Jenderal Moeldoko.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia