TRANSLATE

Panglima TNI resmikan Monumen Jenderal Soedirman di Boyolali

Jumat, 7 Agustus 2015

Panglima TNI resmikan Monumen Jenderal Soedirman di Boyolali

Boyolali (ANTARA News) – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo meresmikan monumen Patung Panglima Besar Jenderal Soediman di kompleks Pemerintah Kabupaten Boyolali, Kemiri, Mojosongo, Jawa Tengah, Sabtu.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam peresmian patung Soedirman di Jalan Sudirman Kemiri, Kecamatan Mojosongo atau Kompleks Pemkab Boyolali tersebut didampingi Bupati Boyolali Seno Samodro, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono, Kapuspen TNI Mayjen TNI Endang Sodik, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wijayanto, dan Aster Kasad Mayjen TNI Kustanto.

Jenderal Gatot juga menandatangani prasasti dilanjutkan melepas 31 burung merpati sebagai simbol usia Panglima Jenderal Soedirman.

TNI, menurut Gaot, bangga dan memberikan penghargaan setinggi-tinggi kepada Bupati dan seluruh masyarakat Boyolali yang telah memberikan suatu kenangan yang luar biasa Patung Panglima Besar Jenderal Soedirman.

“Saya atas nama pribadi dan prajurit TNI baik yang bertugas di mana pun berada, di perbatasan, di luar negeri maupun di Tanah Air mengucapkan terima kasih,” katanya.

Patung di Jalan Sudirman tepat di pusat pemerintahan Kabupaten Boyolali tersebut akan lebih dikenang sepanjang masa oleh masyarakat yang melintas di jalur ini.

Bupati Boyolali Seno Samodro mengatakan, pembangunan patung Jenderal Soedirman tersebut untuk mengingatkan masyarakat akan sejarah Bangsa Indonesia.

“Hal ini seperti yang dikatakan Bung Karno yakni Jas Merah artinya jangan sekali-sekali melupakan sejarah,” katanya.

Monumen Panglima Jenderal Soedirman di Boyolali tersebut akan mengingatkan kepada generasi penerus bangsa. Beliau telah berjuang dan tidak pernah lupa membiarkan bendera penjajah berkibar di Tanah Jawa.

Menurut dia, Jenderal Soedirman meninggal dunia dalam usia yang relatif muda, yakni 31 tahun lebih beberapa bulan. Beliau seorang guru di Muhamadiyah dan berjuang dengan tulus ikhlas, serta tidak pernah mengharapkan apa-apa.

“Jenderal Soedirman memberikan tauladan bagi kita semua. Kita bisa seperti ini berkat perjuangan beliau. Beliau meski dengan kondisi sakit, tetap berjuang membakar wilayah Ambarawa, dan mengusir penjajah,” katanya.

Kendati demikian, Panglima Besar Jenderal Soedirman saat itu berkeyakinan Bangsa Indonesia merdeka dan bebas dari tangan penjajah.

Oleh karena itu, Seno Samodro mengingatkan, khususnya kepada pelajar generasi penerus bangsa bahwa jika ingin mencontoh perjuangan Jenderal Soedirman, maka harus rajin belajar untuk mencapai cita-cita untuk membangun bangsa ini.

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dal;am kesempatan tersebut juga menyerahkan bantuan sejumlah mesin pompa untuk kelompok tani di Boyolali guna mengatasi lahan pertanian yang mengalami kekeringan.

.
Panglima TNI Resmikan Monumen Jenderal Soedirman

BOYOLALI – Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI Gatot Nurmantyo meresmikan monumen Patung Panglima Besar Jenderal Soediman di kompleks Pemerintah Kabupaten Boyolali, Kemiri, Mojosongo, Jawa Tengah, Sabtu (1/8/2015).

Dalam peresmian patung Soedirman yang berdiri di Jalan Sudirman Kemiri, Kecamatan Mojosongo atau Kompleks Pemkab Boyolali tersebut, Panglima TNI didampingi Bupati Boyolali Seno Samodro dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono.

Setelah meresmikan patung Soedirman, Panglima TNI melakukan penandatangananan prasasti dan dilanjutkan melepas burung merpati sebanyak 31 ekor yang menunjukkan usia Panglima Jenderal Soedirman.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI menyambut bangga dan memberikan penghargaan setinggi-tinggi kepada Bupati dan seluruh masyarakat Boyolali yang telah memberikan suatu kenangan yang luar biasa Patung Panglima Besar Jenderal Soedirman.

“Saya atas nama pribadi dan prajurit TNI baik yang bertugas dimanapun berada, di perbatasan di luar negeri maupun di Tanah Air mengucapkan terima kasih,” kata Panglima TNI.

Menurut Panglima TNI, patung Soedirman yang berdiri di Jalan Sudirman yang berada pusat pemerintahan Kabupaten Boyolali tersebut akan lebih dikenang sepanjang masa oleh masyarakat yang melintas di jalur ini.

Bupati Boyolali Seno Samodro mengatakan pembangunan patung Jenderal Soedirman tersebut untuk mengingatkan masyarakat akan sejarah Bangsa Indonesia.

“Hal ini seperti yang dikatakan Bung Karno yakni ‘Jas Merah’ artinya jangan sekali-sekali melupakan sejarah,” katanya dalam acara yang juga disaksikan Kapuspen TNI Mayjen TNI Endang Sodik, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wijayanto, dan Aster KSAD Mayjen TNI Kustanto.

Menurut Seno Samodro, monumen Panglima Jenderal Soedirman di Boyolali tersebut akan mengingatkan kepada generasi penerus bangsa. “Beliau (Soedirman) telah berjuang dan tidak pernahmembiarkan bendera penjajah berkibar di Tanah Jawa,” katanya.

Dalam usia yang relatif muda, yakni 31 tahun lebih beberapa bulan, Soedirman yang merupakan seorang guru di Muhammadiyah dan berjuang dengan tulus ikhlas serta tidak pernah mengharapkan apa-apa.

“Jenderal Soedirman memberikan tauladan bagi kita semua. Kita bisa seperti ini berkat perjuangan beliau. Beliau meski dengan kondisi sakit, tetap berjuang membakar wilayah Ambarawa, dan mengusir penjajah,” kata Seno Samodro.

Kendati demikian, Panglima Besar Jenderal Soedirman tetap yakin jika Bangsa Indonesia merdeka dan bebas dari tangan penjajah. Oleh karena itu, Seno Samodro mengingatkan khususnya kepada pelajar generasi penerus bangsa jika ingin mencontoh perjuangan Jenderal Soedirman, maka harus rajin belajar untuk mencapai cita-cita untuk membangun bangsa ini.

Sementara acara peresmian monumen patung Jenderal Soedirman di Boyolali tersbeut juga dimeriahkan tarian yang menceritakan perjuangan Soedirman saat mengusir penjajah dan tarian massal.

Selain itu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam kesempatan tersebut juga menyerahkan bantuan sejumlah mesin pompa untuk kelompok tani di Boyolali guna mengatasi lahan pertanian yang mengalami kekeringan.

Sumber : http://news.okezone.com/




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia