TRANSLATE

Napak Tilas KAA 1955, Jinping Kembali Kompak dengan Jokowi

Jumat, 24 April 2015

Napak Tilas KAA 1955, Jinping Kembali Kompak dengan Jokowi

BANDUNG, KOMPAS.com – Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping kembali terlihat dekat dengan Presiden Joko Widodo dalam napak tilas perjalanan para pemimpin Asia-Afrika dalam historical walk, Jumat (24/4/2015) pagi. Jinping yang sejak pelaksanaan Konferensi Asia Afrika terus berada di samping Jokowi, kini kembali terlihat tak lepas dari orang nomor satu Indonesia itu.

Pantauan Kompas.com, historical walk diikuti sekitar puluhan kepala negara dan kepala pemerintahan. Dari baris terdepan, Presiden Joko Widodo berjalan bersama Ibu Negara Iriana yang menggunakan kebaya warna merah muda. Sementara Jinping berada di samping Jokowi bersama istrinya, Peng Liyuan yang mengenakan busana berwarna hijau.

Jokowi terlihat bercakap santai dengan Jinping sambil berjalan di depan HOTEL Savoy Homan. Mereka kemudian melambaikan tangan di sepanjang jalan menuju Gedung Merdeka yang berjarak sekitar 100 meter.

Kehadiran Jinping yang tak lepas dari sisi Jokowi ini mengundang perhatian media yang meliput pelaksanaan konferensi. Bukan kali ini saja keduanya terlihat kompak. Saat pembukaan konferensi tingkat tinggi Asia-Afrika pada Rabu (22/4/2015) lalu, Jinping duduk di sisi kanan Jokowi dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang berada di sisi sebelah kiri Jokowi.

Kedekatan Jokowi dan Jinping juga kemudian dikaitkan dengan kesamaan pakaian batik berwarna biru yang digunakan keduanya dalam acara Gala Dinner di Istana Merdeka.

Seperti diketahui, Jepang dan Tiongkok kini saling menanamkan pengaruhnya di negara-negara Asia melalui berbagai kebijakan termasuk bantuan dana untuk pembangunan. Kedua negara ini memiliki hubungan yang merenggang karena adanya sisa sejarah masa lalu. Pada perayaan KAA ke-60 kali ini, Shinzo Abe tidak hadir. Dia pulang terlebih dulu pada Kamis (23/4/2015).

.
Jokowi Diapit Xi dan Najib Razak Saat Napak Tilas

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Presiden Joko “Jokowi” Widodo berjalan diapit oleh Presiden Cina Xi Jinping di sisi kanan dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak di sisi kiri saat melakukan napak tilas dari Savoy Homann menuju Gedung Merdeka di Jalan Braga, Bandung, Jumat (24/4).

Jokowi didampingi ibu negara Iriana, Xi bersama ibu negara Peng Liyuan dan Najib Razak bersama ibu negara Romah Mansor.

Napak tilas dimulai pukul 09.20 WIB dari HOTEL Savoy Homann dan tiba di Gedung Merdeka pada pukul 09.30 WIB diiringi pasukan pembawa bendera flag guards dan marching band TNI.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmantha Nasir, total 22 pejabat setingkat kepala negara/pemerintahan mengikuti napak tilas KAA 1955, yakni Perdana Menteri Nepal Sushil Korala, Presiden Madagaskar Hery Rajaonarimampianina, Wakil Presiden Zambia Inonge Wina, Wakil Presiden Filipina Jejomar Binay, Wakil Presiden Uganda Edward Kiwanuka Ssekandi.

Selain itu, Presiden Parlemen Korea Utara Kim Yong-nam, Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Raja Swaziland Mswati III, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Wakil Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Wakil Presiden Angola Manuel Domingos Vicente.

Kemudian, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Presiden Vietnam Truong Tan Sang, Presiden Sierra Leone Ernest Bai Coroma, Presiden Myanmar Thein Sein, Presiden Cina Xi Jinping, Wakil Presiden Liberia Joseph Boakai dan Wakil Presiden Venezuela Jorge Arreaza.

.
Jokowi: Hentikan Segala Kekerasan

BANDUNG, KOMPAS.com- Presiden Joko Widodo menyatakan semangat persaudaraan dan solidaritas di antara negara Asia Afrika harus terus ditanamkan. Dia mengenang kembali solidaritas Asia-Afrika pada tahun 1955 di mana negara-negara Afrika banyak yang belum merdeka.
“Pada 60 tahun lalu hanya tiga negara yang hadiri Asia Afrika, bahkan Sudan hadir dengan kain putih bertuliskan negaranya ‘Sudan’. Dia belum merdeka dan tidak punya bendera, kini peta dunia sudah berubah,” ujar Jokowi dalam pidato peringatan KAA ke-60 di Gedung Merdeka, Bandung, Jumat (24/4/2015).

Kini, lanjut dia, KAA sudah dihadiri oleh 91 negara. Seluruh negara memiliki semangat yang sama meski dengan tantangan yang berbeda. Dia lalu menceritakan lagi bahwa di ruangan yang sama tempat para delegasi berada, 60 tahun lalu para pelopor KAA menyatukan visi dan misi mereka melawan penjajahan.

Para pelopor seperti Jawaharlal Nehru (India), Sir John Kotelawala (Sri Lanka), Muhammad Ali Bogra (Pakistan), Soekarno (Indonesia), dan U Nu (Burma) menggerakan rasa solidaritas itu ke dua kawasan.

Saat ini, Jokowi meyakini tantangan berubah. Namun, semangat untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyat Asia Afrika tetap harus dipelihara.

“Sebagai Presiden RI yang pimpin lebih dari 250 juta penduduk, saya sadari Indonesia belum bebas dari kemiskinan, kami masih ketinggalan dari negara-negara lain. Permasalahan pun masih dirasakan negara Asia Afrika,” ujar dia.

Karena itu, Jokowi menyerukan semangat Bandung. Dia meminta seluruh negara Asia dan Afrika bekerja sama di bidang ekonomi untuk menjadikan semua bangsa di Asia dan Afrika sejajar dengan bangsa lainnya. Secara khusus, dia juga kembali menyinggung utang KAA pada kemerdekaan Palestina.

“Mari kita perjuangkan semangat 60 tahun lalu segala bentuk kekerasan dihentikan, kemerdekaan Palestina harus terus diperjuangkan,” kata Jokowi.

Pada peringatan KAA ke-60, seluruh kepala negara dan kepala pemerintahan telah melakukan historical walk sebuah napak tilas KAA 1955 dengan berjalan kaki sejauh 100 meter dari Hotel Savoy Homan menuju Gedung Merdeka.

Sesampainya di Gedung Merdeka, seluruh tamu negara melakukan “moment of silence” dan mendengarkan pidato dari perwakilan Asia dan Afrika serta negara pemantau.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia