Jokowi Klaim Persiapan KAA Bandung 96 Persen
Jumat, 17 April 2015TEMPO.CO, Bandung – Presiden Joko Widodo mengklaim persiapan infrastruktur menyambut Konferensi Asia-Afrika ke-60 di Bandung sudah mencapai 96 persen. Penilaian itu disampaikan setelah Jokowi mengunjungi sejumlah lokasi yang digunakan untuk agenda pelaksanaan KAA di Bandung.
“Persiapan Bandung sudah banyak kemajuan, sekitar 95-96 persen,” ujar Jokowi saat ditemui wartawan di depan Gedung Merdeka di Jalan Asia-Afrika, Bandung, Kamis, 16 April 2015.
Salah satu lokasi pengecekan adalah Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. Pengecekan persiapan ini Jokowi lakukan bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Mereka menghabiskan 30 menit untuk mengecek persiapan Bandara Husein. Manajemen Bandara sebelumnya mengatakan akan merombak infrastruktur Bandara untuk menyambut KAA. Perbaikan itu, di antaranya, meliputi kebersihan Bandara, rumput Bandara, dan penambalan aspal bolong. Prasarana standar VIP lainnya ditangani langsung oleh manajemen Bandara Husein Sastranegara.
Presiden tidak memantau semua persiapan KAA. Selain melihat kesiapan Bandara Husein, Jokowi hanya mengagendakan untuk memantau Gedung Merdeka, Masjid Agung Bandung, dan Gedung Pakuan.
Sedangkan proyek pembangunan plaza air mancur di Jalan Cikapundung Timur tak disentuhnya. Padahal proyek tersebut saat ini masih terbilang mentah. Kontraktor belum memasang granit yang nantinya menjadi alas plaza ini. Tak hanya itu, ia pun tak memantau perombakan gerbang Jalan Tol Pasteur yang saat ini masih terbilang mentah. Kedua proyek itu, antara lain, terhambat mepetnya waktu yang disediakan pemerintah dan kondisi Bandung yang sering hujan.
Jokowi menjelaskan, sesampainya di Bandung, para kepala negara akan langsung diantar menuju Hotel Savoy Homann di Jalan Asia-Afrika, Bandung. Mereka akan melanjutkan kegiatan peringatan KAA dengan Historical Walk menuju Gedung Merdeka. Hotel Savoy Homann dan Gedung Merdeka berjarak sekitar 100 meter. “Infrastruktur yang akan dilalui kepala negara sudah bagus,” ujarnya.
Setelah melihat-lihat isi Gedung Merdeka, Jokowi dan rombongan langsung menuju Masjid Agung Bandung. Perjalanan mereka terhenti di tugu KAA yang baru saja rampung dikerjakan Pemerintah Kota Bandung. Di sana, Ridwan Kamil mengajak Jokowi melihat sekeliling tugu yang dipenuhi nama-nama negara peserta KAA 2015.
.
Jokowi: Di KAA Harus Ada Pesan Kuat Terutama Soal Keadilan Global
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia akan menyampaikan perlunya tatanan baru keseimbangan global dan keadilan global dalam forum peringatan KAA ke-60.
“Harus betul-betul ada pesan yang kuat, terutama pesan mengenai tatanan baru keseimbangan global, keadilan global,” kata Presiden Jokowi dalam rapat terbatas membahas persiapan peringatan KAA di Kantor Presiden Jakarta, Jumat (17/4).
Hadir dalam rapat terbatas itu Mensesneg Pratikno, Kepala Staf Presiden Luhut Panjaitan, Wamenlu AM Fachir, dan beberapa Deputi Kepala Staf Presiden.
Presiden Jokowi mengatakan dalam peringatan 60 tahun KAA, dirinya hanya titip agar yang disampaikan dalam pidato, sambutan nanti bukan sesuatu yang normatif atau yang biasa-biasa saja.
“Tetapi betul-betul ada pesan yang kuat, terutama pesan mengenai tatanan baru keseimbangan global dan keadilan global,” katanya.
Presiden Jokowi menyebutkan yang terlihat sekarang ini United Nation atau PBB tidak memerankan itu.
“Saya berikan contoh misalnya Irak, siapa yang memberi mandat dulu ke sana terutama terkait ISIS,” katanya.
Sebelumnya pada Kamis (16/4) Presiden Jokowi mengunjungi sejumlah lokasi untuk pelaksanaan peringatan KAA di Bandung dan menyatakan persiapan infrastruktur sudah mencapai sekitar 96 persen.
“Persiapan di Bandung sudah banyak kemajuan, sekitar 95-96 persen,” kata Presiden Jokowi.
.
Jokowi: Sudah 79 Negara Konfirmasi Akan Hadir di KAA
TEMPO.CO, Bandung – Presiden Joko Widodo mengatakan saat ini terdapat 79 negara yang telah mengkonfirmasi kedatangan mereka dalam Konferensi Asia Afrika ke-60 pada 24 April 2015. Sejak dua bulan lalu, pemerintah sudah menyebarkan undangan KAA kepada 109 negara.
“Dari 79 negara yang sudah mengkonfirmasi, 28 di antaranya mendatangkan kepala negara,” kata Jokowi saat ditemui wartawan di seberang Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Kamis, 16 April 2015. Jokowi yakin negara yang mengkonfirmasi akan bertambah seiring dekatnya perayaan KAA yang tinggal delapan hari lagi.
Presiden menyatakan konfirmasi kehadiran pemimpin negara ini diketahuinya setelah mengecek sejumlah perbaikan infrastruktur di Bandung dalam menyambut KAA. Pengecekan itu dilakukan Jokowi bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, serta Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
Tapi jumlah negara yang dijelaskan Jokowi berbeda dengan keterangan Luhut pada Rabu, 15 April 2015. Luhut menuturkan 70 negara telah mengkonfirmasi kehadiran delegasinya dalam Konferensi Asia-Afrika ke-60. Sebanyak 30 di antaranya dipimpin langsung oleh kepala negara.
“Sampai saat ini, segitu jumlahnya, tapi ada kemungkinan bisa bertambah hingga 85 negara,” ucap Luhut di kompleks Sekretariat Negara, Jakarta.
Sebelumnya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan Cina dan Jepang menjadi dua negara yang paling antusias menghadiri acara sepuluh tahunan ini. Bahkan, kata dia, selain mendatangkan perdana menterinya, Jepang telah mengkonfirmasi untuk mengirimkan sejumlah pejabat lain.
Sesampainya di Bandung pada 24 April 2015, para kepala negara akan diantar menuju Hotel Savoy Homann untuk beristirahat sejenak. Setelah itu, mereka akan diajak untuk melakukan historical walk dari hotel menuju Gedung Merdeka yang berjarak sekitar 100 meter. Di Gedung Merdeka, para kepala negara akan mendengarkan pidato Presiden Jokowi mengenai KAA.
Kegiatan kepala negara dilanjutkan menuju Masjid Agung untuk ibadah salat Jumat. Sedangkan kepala negara non-muslim akan dijamu dengan paduan suara di Gedung Merdeka. Mereka akan melanjutkan kegiatan dengan makan siang di Gedung Pakuan, Bandung. Rumah dinas Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan itu menjadi lokasi terakhir yang dikunjungi para kepala negara.
.
Peringatan KAA, Jokowi dan Xi Jinping akan ke Bandung Lewat Perjalanan Darat
Jakarta – Indonesia akan menjadi tuan rumah peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 19-24 April mendatang. Nantinya, Presiden Joko Widodo akan mengajak Presiden Cina Xi Jinping menempuh perjalanan darat dari Jakarta menuju Bandung.
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, perjalanan darat itu akan ditempuh pada malam hari. Selain Xi Jinping, Kepala Negara Brunei Darussalam juga akan menempuh perjalanan darat.
“Presiden akan pakai mobil malam hari dengan Presiden Cina. Dan kalau saya tidak keliru, ada Brunei juga,” kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (17/4/2015).
Lalu bagaimana untuk pengamanannya? Mengingat yang akan melewati jalur darat ini adalah dua kepala negara.
“Aman. Sudah beres. Nanti ada pengamanan sendiri itu,” kata Luhut.
Peringatan 60 Tahun KAA akan digelar mulai 19-24 April 2015. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Jakarta dan Bandung. Namun di Bandung hanya akan berlangsung satu hari, yaitu di hari terakhir penutupan peringatan KAA.
Selama di Bandung, para kepala negara nanti juga akan melakukan pertemuan di Gedung Merdeka. Setelah itu, akan berjalan kaki di Jalan Asia Afrika menuju Masjid Agung Bandung untuk salat Jumat berjamaah.
Sumber : http://news.detik.com/read/2015/04/17
.
KAA Ke-60, Jokowi Akan Bahas Konflik di Yaman
TEMPO.CO, Bandung – Presiden Joko Widodo menjelaskan para kepala negara akan membahas konflik yang terjadi di setiap negara yang mengikuti peringatan Konferensi Asia-Afrika ke-60 di Bandung pada 19-24 April 2015.
“Kita (negara-negara Asia-Afrika) perlu keseimbangan global. Akan kami coba untuk membahas mengenai Yaman, Suriah, dan negara lainnya,” kata Jokowi saat ditemui wartawan di seberang Gedung Merdeka di Jalan Asia-Afrika, Bandung, Kamis, 16 April 2015.
Negara-negara Teluk yang dipimpin Arab Saudi melakukan operasi militer terhadap Yaman. Operasi militer itu digelar untuk memberantas kelompok pemberontak Syiah, Houthi, yang menjadi penyebab gejolak di Yaman.
Atas kejadian itu, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa? Ibrahim Al-Mubarak pada Sabtu, 11 April 2015, meminta dukungan moral kepada Indonesia. “Peran Indonesia sangat penting, hubungan Indonesia dengan Arab Saudi sangat erat dari segala aspek. Saya sebagai duta besar sangat mengapresiasi,” kata Mustafa di rumahnya di Menteng, Jakarta Pusat.
Stabilitas keamanan di Yaman, menurut Mustafa, sudah mencapai taraf mengkhawatirkan. Dia meyakini bahwa penyerangan terhadap kelompok Houthi menjadi satu-satunya cara untuk mencapai kedamaian di sana. Kelompok Houthi sejak 2004 memberontak untuk mendapatkan otonomi bagi Provinsi Saada. Pada 2014, milisi Houthi menguasai dan meneror Ibu Kota Sana’a. Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi melarikan diri dan bersembunyi.
Adapun sebelumnya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan panitia acara Konferensi Asia-Afrika ke-60 akan memikirkan cara agar isu perang Afrika Tengah dibahas pada 24 April 2015. Ratusan delegasi tiap negara akan menorehkan pesan mengenai hak asasi manusia dalam bentuk tertulis.
“Kami akan lobi supaya isu perang di Afrika Tengah masuk ke statement 60 tahun KAA,” kata Ridwan Kamil saat ditemui di Balai Kota Bandung, Kamis, 16 April 2015. Pemerintah Kota Bandung akan mengadakan workshop internasional mengenai HAM pada 22-23 April 2015. Workshop tersebut akan membahas perspektif lokal mengenai isu-isu yang dianggap penting bagi masyarakat Bandung.
“Kalau orang Bandung menganggap isu keagamaan ini penting, pasti akan saya masukkan dalam KAA,” kata Ridwan Kamil. Karena itu, panitia KAA akan mendiskusikan terlebih dulu kabar peperangan tersebut. Alasannya, panitia lokal belum mengetahui sejauh mana kepentingan pembahasan perang antar-agama di Bandung.
Pada Selasa, 17 Maret 2015, 436 masjid hancur selama perang berbulan-bulan antara umat Kristen dan Islam di Republik Afrika Tengah (CAR). Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Samantha Power mengatakan peperangan tersebut merupakan kehancuran yang memprihatinkan. Keadaan keamanan di sana berada dalam kondisi kritis, terutama ketika pasukan Uni Eropa dan Prancis ditarik dari Republik Afrika Tengah, sementara pasukan perdamaian PBB belum tiba di sana.
Sedikitnya 5.000 orang tewas sejak republik itu dilanda kecamuk perang berbau sektarian pada Desember 2013. Sekitar satu juta orang di negeri berpenduduk 4,5 juta jiwa itu telah mengungsi, sebagian besar adalah umat muslim.
.