TRANSLATE

Tips Jokowi Agar UKM Bisa Go International

Kamis, 9 April 2015

Tips Jokowi Agar UKM Bisa Go International

JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berharap para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) khususnya di bidang handycraft dapat merambah pasar internasional. Untuk itu, Jokowi pun memberikan tips agar UKM bisa go international.

Jokowi mengatakan, untuk masuk ke dalam pasar negara lain, dibutuhkan produk yang sesuai dengan negara tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan desainer khusus yang didatangkan dari negara tujuan yang ingin dirambah.

“Kalau mau masuk pasar Eropa ya desainernya dari sana pasti pas, karena sesuai dengan keinginan pasar. Mereka tau desain, warna dan kemasan seperti apa yang laku untuk konsumen di sana. Nanti Barekraf akan memberikan peran yang lebih untuk urusan yang berkaitan dengan desain,” tutur Jokowi di JCC, Jakarta, Rabu (8/4/2015).

Untuk mencapai hal tersebut, lanjut mantan pengusaha mebel ini, diperlukan peran aktif sebagai dukungan dari instansi terkait, salah satunya Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf). Hal itulah yang nantinya menjadi tugas Barekraf.

Jokowi optimistis, peran aktif dari badan yang baru dibentuk tersebut akan sangat membantu para UKM nasional. Dirinya juga berharap, Barekraf dapat bekerja secara profesional untuk mendoronga industri kreatif Indonesia.

“Barekraf nanti di situ banyak profesional yang ada, bisa meng-hire desainer dari luar, kenapa tidak? Tahun ini kan sudah, hanya bidangnya apa saja yang mau digarap sebagai prioritas itu urusannya kepala badannya,” imbuhnya.

Sumber : http://economy.okezone.com/read

.
Jokowi: Pengusaha Tidak Boleh Manja

Liputan6.com, Jakarta – ?Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir pengusaha yang selalu mengeluhkan kondisi perekonomian nasional yang tidak pernah mendukung perkembangan usaha mereka. Menurut Jokowi, seorang pengusaha harus mampu menghadapi segala tantangan di depan mata.

Jokowi pun bercerita, saat ini pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) kian terhimpit beban berat akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), elpiji maupun serbuan produk luar negeri. Namun Jokowi justru mengaku kompetisi atau persaingan dapat membuat mental pengusaha semakin kuat seperti baja.

“UKM mana yang tersudut? yang namanya entrepreneur, semakin banyak kompetisi, makin baik. Entrepreneur itu mengharapkan tantangan, supaya dia semakin kokoh melihat peluang yang ada. Tidak dimanjakan ini dan itu,” tegas Jokowi usai berkeliling di Pameran Kerajinan INACRAFT, JCC, Jakarta, Rabu (8/4/2015).

Kondisi tersebut, kata dia, mau tidak mau atau suka tidak suka harus dihadapi pengusaha. Tapi bukan berarti pemerintah lepas tangan. Jokowi mengaku, pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf) akan membantu pengusaha dari sisi desain, kemasan dan segala macam berkaitan dengan produk supaya bisa bersaing dengan produk kerajinan negara lain.

?”Barekraf kan baru dua bulan berjalan, jadi masih menata organisasi, masih melihat prioritas mana yang didahulukan atau tidak. Jangan memberitakan hal-hal yang membuat kita pesimistis, karena pengusaha harus melihat ke depan secara optimistis. Kalau manja, bukan entrepreneur,” tegas Jokowi.

Sementara urusan pemasaran, dijelaskan dia, tanggung jawab dari Kementerian Perdagangan. Kementerian di bawah kepemimpinan Rachmat Gobel ini akan membuat trading house Indonesia yang dikelola oleh manajemen profesional. Ibaratnya Badan Promosi di negara lain.

“Badan promosi khusus UKM sehingga mereka bisa ikut pameran di Paris, atau pameran besar di Frankfurt atau pasar lain yang bisa dimasuki pengusaha Indonesia. Dengan catatan, kualitas dan kemasannya baik,” harapnya.

Jokowi sendiri sebenarnya mempunyai pengalaman pahit sebagai pengusaha. Ia pun berbagi pengalaman saat harus berjibaku memasarkan produk kerajinannya di sebuah pameran di luar negeri.

“Saya ingat waktu pameran di ?luar, saya menunggu dan menjaga sendiri stand saya. Barangnya bagus, tapi yang datang tidak banyak. Mungkin karena melihat postur saya yang tidak meyakinkan kali,” ucap dia.

Strategis pemasarannya pun diubah. Kali ini Jokowi menempatkan tenaga pemasaran dari orang asing alias bule. Ketika itu, stan miliknya langsung diburu pembeli dan mendulang untung karena produk kerajinannya laris manis terjual.

“Begitu bule yang nunggu, banyak yang datang. Barangnya laku terjual. Jadi memang harus menggunakan cara-cara seperti itu ya,” tegas Jokowi.

.
Jokowi tak Mau Memanjakan Pengusaha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tak akan membuat kebijakan yang memanjakan pengusaha. Jokowi menilai, kenaikan BBM yang berimbas pada naiknya harga barang baku harusnya membuat pengusaha menjadi lebih kreatif.

“Yang namanya enterpreneur, semakin dihadapkan pada tantangan dia akan semakin kokoh untuk melihat peluang-peluang yang ada. Enggak bisa kita menjadi entrepreneur kemudian minta dimanjakan,” ujarnya usai meresmikan pameran kerajinan tangan INACRAFT di JCC, Rabu (8/4).

Presiden menambahkan, banyaknya serangan produk dari Cina juga harus memicu semangat para pengusaha agar dapat bersaing di pasar asing.

Kendati demikian, Jokowi mengatakan bahwa pemerintah tetap akan berperan untuk memajukan industri kreatif dalam negeri melalui Badan Ekonomi Kreatif (BEK). Badan itulah yang akan memberikan pembinaan dan mendukung para pelaku industri kreatif agar dapat menguasai pasar, baik di dalam mapupun luar negeri.

Namun, meski sudah dua bulan terbentuk, Badan Ekonomi Kreatif yang diketuai Triawan Munaf hingga kini belum memiliki struktur organisasi yang lengkap. Sehingga, belum dapat berfungsi maksimal.

“Kita masih menata organisasinya, masih melihat prioritas mana yang didahulukan,” ucap Jokowi.

.
Jokowi Akan Luncurkan Proyek Listrik 35 Ribu MW

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan megaproyek pembangkit listrik 35 ribu megawatt akan diluncurkan akhir April mendatang. Peluncuran akan dilakukan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo.

“Akhir April setelah Konferensi Asia Afrika,” kata Sudirman seusai bertemu presiden di Istana Merdeka, Rabu, 8 April 2015. Peluncuran itu akan dikemas menjadi semacam acara publik. Tujuannya, untuk menjelaskan kepada masyarakat luas tentang proyek tersebut. Selain kepada publik, acara itu juga akan dijadikan sebagai momen sosialisasi bagi para investor.

Pemerintah menargetkan pembangunan infrastruktur kelistrikan, baik pembangkit maupun transmisi hingga 42 ribu MW dalam lima tahun mendatang. Rinciannya 35 ribu MW proyek baru dan 7 ribu MW sisa proyek percepatan listrik 10 ribu MW tahap I yang akan rampung pada akhir tahun ini.

Pembangkit tersebut nantinya akan mengurangi penggunaan energi fosil yakni solar. Rencananya, hampir 60 persen pembangkit akan menggunakan batu bara, dan sisanya baru menggunakan minyak solar.

Adapun kebutuhan investasi proyek yang rencananya akan tuntas pada 2019 ini mencapai Rp 1.100 triliun. Porsi investasi proyek pembangkit 35 ribu MW, kata Sudirman, dipegang oleh Perusahaan Listrik Negara sebesar 10 ribu MW. “Sedangkan sisanya, 25 ribu megawatt oleh investor.”

.
Akhir April Jokowi Luncurkan Pembangunan Listrik 35.000 MW

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meluncurkan program pemerintah berupa pembangunan tenaga listrik 35.000 Megawatt (MW), pada akhir April nanti. Proyek itu akan dikerjakan dalam lima tahun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan hal tersebut perlu dilakukan agar tidak terkesan kepada masyarakat pembangunan ini tak hanya sekadar persiapan.

“Jadi kita akan bikin event publik untuk menjelaskan, untuk mengumumkan peluncuran project 35.000 MW,” kata Sudirman usai menemui Presiden Joko Widodo di kompleks Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/4).

Investor yang masuk dalam proyek ini, kata Sudirman, sudah ada namun publik harus mengetahuinya. Dari 35.000 MW direncanakan 10.000 MW dikerjakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) sementara sisanya, 25.000 MW diberikan kepada investor.

Selain melaporkan persiapan peluncuran proyek megalistrik ini, dia juga menyampaikan kemajuan terkait minyak dan gas, antara lain tentang perkembangan diskusi soal Blok Mahakam dengan Total, Inpex serta Pertamina.

Sumber : http://www.beritasatu.com/ekonomi




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia