Putra Papua dari Daerah Terpencil Direkrut Jadi Anggota TNI

Jayapura – Penerimaan tamtama khusus merupakan salah satu program terobosan yang dilakukan Kodam XVII/Cenderawasih. “Program tamtama khusus ini merupakan bentuk keprihatinan saya terhadap perekrutan anggota TNI bagi putra putra Papua di daerah terluar, di daerah terpencil, dan perbatasan,” kata Panglima Kodam (Pangdam) XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen G Siahaan, saat dihubungi wartawan dari Jayapura, Rabu (8/4) malam.?

Pangdam yang saat ini sedang berada di Manokwari, Papua Barat, menjelaskan bahwa selama ini tidak pernah ada pemuda asli Papua dari pulau-pulau terluar, dari daerah terpencil, dan perbatasan yang terekrut untuk menjadi seorang prajurit TNI.

Karena itu, Pangdam mengusulkan pada Kasad untuk penerimaan tamtama khusus di mana para prajurit tersebut setelah mengikuti pendidikan akan dikembalikan ke daerah asalnya.

“Saya memerintahkan agar koramil-koramil melakukan perekutan dan kami memperoleh 200 orang calon. Namun, setelah melewati seleksi yang dinyatakan ikut pendidikan hanya 56 orang,” ujarnya.

Dikatakan pula bahwa dalam penerimaan Tamtama khusus ini syarat pendidikan tidak terlalu dituntut dan mental idiologi pun menjadi tanggung jawab Pangdam.

“Saya mempertaruhkan diri untuk mental idiologi para calon ini kepada Kasad. Saya katakan saya taruhannya Bapak Kasad. Akhirnya Kasad menyetujui usul ini,” tegas Pangdam.

Dikatakan, hal ini pun telah disampaikan kepada Gubernur dan para bupati se Papua Barat yang sedang melakukan Musrenbang, di Manokwari.

Pangdam menjelaskan bahwa walaupun sudah memiliki ijazah SMA atau SMK, ada calon yang tidak dapat menghitung. “Saya panggil calon, saya tanyakan 3×4 berapa, dia tidak bisa menjawab. Akhirnya saya gunakan jari-jari tangan saya dan dia menghitungnya. Ini bentuk keprihatinan terhadap pendidikan,” ujar Pangdam.

Dikatakan, ke-56 orang calon prajurit tantama tersebut sedang mengikuti pendidikan di Rindam Ifar Gunung. Setelah selesai, ke- 56 prajurit ini akan bertugas di daerah asalnya.?

Sumber : Suara Pembaruan