TRANSLATE

Presiden Jokowi agendakan bertemu pimpinan OPM

Senin, 30 Maret 2015

Jayapura (ANTARA News) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengagendakan kunjungan kerja ke kawasan Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, termasuk bertemu pimpinan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada awal Mei 2015, kata Pangdam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Fransen G. Siahaan.

“Pak Presiden Joko Widodo merencanakan kunjungi Papua, terutama ke Puncak Jaya, dan akan bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat maupun adat di sana,” ujarnya di Kota Jayapura, Papua, Rabu.

Ia mengemukakan, berdasarkan informasi yang diterimanya Presiden Jokowi juga berkeinginan bertemu dan berdialog dengan pimpinan kelompok garis keras yang kerap kali membuat kekacauan di Puncak Jaya dan sekitarnya.

Bahkan, Presiden ingin berdialog dengan kelompok yang mengklaim diri sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM), yaitu kelompok Goliat Tabuni dan kawan-kawan.

“Bisa saja dalam kunjungan Pak Presiden Jokowi, Goliat Tabuni turun gunung dan menyerah, serta berdialog,” katanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, ia mengemukakan, pihaknya akan menerima secara baik jika hal itu terjadi. Apalagi, Goliat Tabuni sudah berusia 60 tahun dan mulai ditinggalkan pengikutnya yang menyatakan kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Jika Goliat Tabuni menyerah, kami akan menerima dengan baik. Saat ini saja, kami menerima 23 pengikutnya yang telah menyatakan kembali ke pengkuan NKRI, dan mereka minta dibangunkan delapan honai. Ini tanda bahwa Goliat sudah ditinggalkan bawahannya,” katanya.

Ia menegaskan, kapan pun Goliat Tabuni ingin menyerah atau turun gunung dan bergabung dengan saudara-saudaranya untuk mengisi pembangunan, maka tetap diterima dengan tangan terbuka.

“Goliat turun membawa senjata ataupun tidak, kami tetap menerimanya. Sebab, dia juga warga Indonesia, yang masih beda pandangan dan perlu dirangkul. Goliat saat ini memegang sekitar 40 pucuk senjata api,” katanya.

Mengenai kesiapan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Puncak Jaya, Fransen menyampaikan, pihaknya telah membangun lima helipad sebagai landasan mendaratnya helikopter, selain persiapan lainnya dengan berkoordinasi ke Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) dan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko.

“Sementara untuk keinginan 23 pengikutnya Goliat Tabuni, agar dibangunkan honai sudah saya sampaikan ke Kasad, dan beliau telah memerintahkan kepada kami untuk segera melakukan pembangunan,” katanya.

Kasad Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menurut dia, akan membantu biaya pembangunan honai tersebut, untuk satu honai dibutuhkan dana sekira Rp75 juta, dan akan dibangun sebanyak 10 honai dengan melibatkan badan usaha milik negara (BUMN).

“Waktu saya untuk membangun honai itu hanya sebulan, dan kemarin ada pihak BUMN menyatakan siap membantu. Tetapi, ada atau tidak ada bantuan, kami siap bangun, karena itu perintah Kasad dan Panglima TNI untuk sejahterahkan rakyat,” katanya menambahkan.

Editor: Priyambodo RH

.
Jokowi Direncanakan ke Puncak Jaya dan Dialog dengan OPM Kelompok Goliat

JAYAPURA, KOMPAS.com- Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) agendakan kunjungi Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua pada awal Mei 2015.

“Pak Presiden Joko Widodo merencanakan kunjungi Papua, terutama ke Puncak Jaya dan akan bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat dan adat di sana,” kata Mayjen TNI Fransen G Siahaan di Kota Jayapura, Papua, Rabu (25/3/2015).

Ia mengemukakan, berdasarkan informasi yang diterimanya Presiden Jokowi akan bertemu dan berdialog dengan pentolan kelompok garis keras yang kerap kali membuat kekacauan di Puncak Jaya dan sekitarnya. Jokowi akan berdialog dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM), yaitu kelompok Goliat Tabuni dan kawan-kawan.

“Bisa saja dalam kunjungan Pak Presiden Jokowi, Goliat Tabuni turun gunung dan menyerah, serta berdialog,” katanya.

Tentunya, kata Fransen, pihaknya akan menerima dengan baik jika hal itu terjadi. Apalagi, Goliat Tabuni sudah berusia 60 tahun dan mulai ditinggalkan pengikutnya.

“Jika Goliat Tabuni menyerah kami akan menerima dengan baik. Saat ini saja, kami menerima 23 pengikutnya yang telah menyatakan kembali ke pengkuan NKRI, dan mereka minta dibangunkan delapan honai. Ini tanda bahwa Goliat sudah ditinggalkan bawahannya,” katanya.

Ia menegaskan bahwa kapan pun Goliat Tabuni ingin menyerah atau turun gunung dan bergabung dengan saudara-saudaranya untuk mengisi pembangunan tetap diterima dengan tangan terbuka.

“Goliat turun membawa senjata ataupun tidak, kami tetap menerimanya. Sebab dia juga warga Indonesia, yang masih beda pandangan dan perlu dirangkul. Goliat saat ini memegang sekitar 40 pucuk senjata api,” katanya.

Mengenai kesiapan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Puncak Jaya, Fransen menyampaikan bahwa pihaknya telah membangun lima unit helipad sebagai landasan mendaratnya helikopter, selain persiapan lainnya.

“Sementara untuk keinginan 23 pengikutnya Goliat Tabuni, agar dibangunkan honai sudah saya sampakan ke KASAD dan KASAD telah memerintahkan kepada kami untuk segera melakukan pembangunan,” katanya.

KASAD mengatakan, lanjut Fransen, akan membantu biaya pembangunan honai tersebut, dimana untuk membuat satu unit honai dibutuhkan dana sekitar Rp75 juta dan akan dibangun sebanyak 10 unit honai.

“Waktu saya untuk membangun honai itu hanya sebulan, dan kemarin ada pihak BUMN menyatakan siap membantu. Tetapi, ada atau tidak ada bantuan, kami siap bangun, karena itu perintah KASAD dan Panglima TNI untuk sejahterahkan rakyat,” katanya.

.
Presiden Jokowi ‘akan bertemu’ pimpinan OPM di Papua

Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Papua 1 Mei 2015 mendatang, direncanakan bertemu dengan Goliat Tabuni, salah seorang pemimpin kelompok pemberontak Organisasi Papua Merdeka, OPM.

Hal tersebut disampaikan oleh Pangdam XVII Cendrawasih, Mayjen Fransen G. Siahaan kepada para wartawan di Jayapura, Rabu 25 Maret.

Dalam lawatannya ke Papua, Presiden akan berkunjung ke Tingginambut di Kabupaten Puncak Jaya dan akan bertemu dengan Goliat Tabuni, seperti dilaporkan Angel Bertha Sinaga di Jayapura untuk BBC Indonesia.

“Untuk ini, TNI akan membangun helipad di daerah ketinggian atau bukit bukit kecil,” ujar Mayjen Siahaan.

Ditambahkan bahwa Goliat Tabuni -yang berumur sekitar 60 tahun- diperkirakan sudah ditinggalkan oleh para pengikutnya.

“Saat ini 23 orang pengikutnya telah turun (cat. menyerahkan diri). Ini merupakan tanda bahwa Goliat sudah tidak dipercaya,” tegas Pangdam.

Keinginan Goliat untuk bertemu dengan Presiden Jokowi, menurut Pangdam XVII Cendrawasih, disampaikan oleh Bupati Kabupaten Puncak Jaya, Henock Ibo.

“Goliat turun membawa senjata ataupun tidak, kami tetap menerimanya. Sebab dia juga warga Indonesia,” jelas Pangdam.

Saat ini di markas Goliat di kawasan pegunungan, diperkirakan masih ada 40 pucuk senjata api.

Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia