Areal TNI Dihibahkan Untuk Bandara Syamsudin Noor
Jumat, 27 Maret 2015Bisnis.com, JAKARTA –Pemerintah akan menghibahkan sebagian areal TNI Angkatan Udara di Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan kepada pemerintah provinsi Kalsel untuk memperlancar pengembangan Bandara Syamsudin Noor.
Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan selama ini terjadi pencatatan ganda (double accounting) atas areal tersebut antara Pemprov Kalsel dengan TNI AU. Dengan kondisi tersebut, pembebasan lahan oleh PT Angkasa Pura I (Persero) terhambat.
“Nanti dihibahkan, tidak ada doubel accounting lagi kan. Nanti pemda jual tanahnya ke Angkasa Pura I,” katanya seusai rapat di kantor Wakil Presiden, Rabu (25/3).
Menurutnya, hibah tersebut akan diproses setelah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan menerima surat dari TNI AU untuk menghapus areal di Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru dari daftar aset negara. Setelah dipelajari, Kemenkeu akan menghapus areal tersebut dari daftar aset negara yang dikelola oleh Kementerian Pertahanan.
Setelah dihapus dari daftar aset negara, pemerintah akan menghibahkan lahan tersebut kepada Pemprov Kalimantan Selatan, agar proses jual-beli lahan dengan AP I dapat diselesaikan.
“Surat dari TNI AU bisa besok pagi, disetujui wapres cepat saja. Pemberian hibah juga cepat, penghapusan juga cepat, hari itu bisa juga. Tadi Pak Wapres minta dua minggu selesai,” tuturnya.
Mardiasmo menambahkan setelah menyelesaikan jual beli dengan BUMN pengusahaan bandara di Tanah Air, Pemprov Kalsel wajib memberikan kompensasi kepada TNI AU. Kompensasi tersebut berupa hibah tanah yang nilainya setara dengan lahan yang dihibahkan pemerintah untuk areal Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru.
Saat ini luas areal Bandara Syamsudin Noor mencapai sekitar 257 hektare dan akan diperluas menjadi 1.300 ha. Sebagian areal diketahui adalah milik Pemprov Kalsel, TNI AU, dan masyarakat. Namun Mardiasmo tidak menyebutkan berapa luas areal yang dihibahkan kepada Pemprov Kalsel.
“Nanti ada operation appraisal yang independen. Jadi kita tidak pakai tukar guling, kita saling menghibahkan saja. AP juga sudah bisa jalan groundbreaking, karena sudah miliknya,” kata Mardiasmo.
Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin menambahkan pemprov segera mencari lokasi lahan untuk mengkompensasi lahan negara yang dihibahkan untuk pembangunan Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru.
“Kita belum menentukan lokasinya, yang penting pekerjaan bisa dikejar,” ujarnya.
.
Bandara Syamsuddin Noor Diperluas April Tahun Ini
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pertengahan April tahun ini pengembangan bandara Syamsuddin Noor di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, akan dilakukan.
Rencanannya bandara tersebut akan dibangun hingga mampu menampung 12 juta penumpang per tahun.
Demikian kata Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, usai menghadiri rapat dengan Wapres Jusuf Kalla di kantor Wapres Jakarta, Rabu (25/3/2015).
Jonan mengatakan hal itu diputuskan oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, usai menggelar rapat yang juga dihadiri Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Madya Ade Supandi dan Direktur Utama Angkasa Pura (AP) I Tommy Soetomo.
“Bapak Wakil Presiden memutuskan untuk segera bandara di Banjarmasin Syamsuddin Noor mulai dibangun, Ground breaking di pertengahan April,” kata Jonan.
Pengembangan Bandara Syamsuddin Noor seharusnya dilaksanakan sejak 2012 lalu. Tetapi, karena adanya kendala pembebasan lahan masyarakat dan hibah lahan ke TNI AL, pembangunannya diundur menjadi akhir 2014. Kata Jonan akhirnya TNI AL, Pemprov Kalsel dan AP I menemui kata sepakat.
Saat ini bandara tersebut hanya dapat menampung 10.000 penumpang, atau sekitar 3,5 juta penumpang pertahun.
Tommy Soetomo dalam kesempatan yang sama menambahkan, bahwa rencanannya bandara tersebut akan diperluas hingga 110 ribu meter persegi, sehingga bisa menampung 12 juta penumpang pertahun.
“kita ingin bangun sehingga bisa muat empat kali dari penumpang saat ini, yaitu sekitar 3,5 juta penumpang per tahun. Investasinya kita sekitar Rp 2,3 triliun,” ujar Tommy.
.
Pengembangan Bandara Syamsuddin Noor Dongkrak Ekonomi Regional
Liputan6.com, Jakarta – Bandara Syamsuddin Noor, Banjar Baru, Kalimantan Selatan akan segera dikembangkan pada pertengahan April 2015. Pengembangan bandara ini menghabiskan dana sekitar Rp 2,3 triliun.
Hal itu merupakan hasil rapat yang digelar Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Kepala Staf Angkatan Laut Laksama Madya TNI Ade Supendi, Direktur Utama PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo, dan Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Tommy Soetomo menjelaskan, pengembangan ini akan memakan waktu sekitar 2,5 tahun. Bila sudah selesai, diharapkan akan memberi dampak positif bagi ekonomi regional.
“Ini seperti telur dan ayam, dengan dibangunnya bandara, ekonomi regional berkembang,” jelas Tommy, di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (25/3/2015).
Tommy menuturkan, nilai investasi pembangunan bandara tersebut mencapai Rp 2,3 triliun. Bandara ini akan memiliki terminal seluas 110 ribu meter persegi dari 10 ribu meter yang ada, sehingga diproyeksikan dapat menampung penumpang hingga 12 juta orang tiap tahunnya.
“Jadi kita ingin bangun 10 atau 11 kalinya. Bisa muat untuk, sekarang penumpang di Banjarmasin sekitar 3,5 juta penumpang per tahun. Kita akan buat kapasitasnya 4 kalinya, tapi terminalnya bisa 10 kalinya,” kata Tommy.
Pengembangan Bandara Syamsuddin Noor sebelumnya terhalang karena kendala pembebasan lahan. Namun, saat ini pembebasan yang sudah berjalan hingga 2,5 tahun ini pun telah mencapai 80 persen. Sedangkan, sisa lahan yang belum dibebaskan akan dilakukan dengan menggunakan mekanisme kompensasi.
Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Ariffin menambahkan, masalah pembebasan lahan selama ini terjadi karena adanya salah paham terkait status lahan. Rudy menuturkan, TNI AU mencatat lahan tersebut sebagai investaris kekayaan negara, sedangkan pemda mencatat lahan sebagai kekayaan daerah.
“Sekarang ada kesepahaman, TNI AU akan meminta kepada kementerian keuangan untuk menghapus dari aset inventaris kekayaan negara, kemudian nanti pemda memberikan kompensasi yang sepadan dengan itu untuk dipergunakan untuk kegiatan personelnya,” kata Rudy.
Namun, setelah pertemuan ini dilakukan, kesalahpahaman antara sejumlah pihak itu pun telah diselesaikan. Menteri Perhubunan Ignasius Jonan menuturkan, saat ini sudah ada kesepakatan antara TNI AU, warga Kalimantan Selatan dan AP I.
“Bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla memutuskan untuk segera bandara di Banjar Baru Syamsuddin Noor mulai dibangun, kalau bisa di pertengahan April. Groundbreakinglah di pertengahan April. Jadi sudah ada kesepakatan antara TNI AU, warga Kalsel, dan AP I,” tandas Jonan.