Gubernur Sulteng Minta TNI Atasi Teroris Poso
Selasa, 20 Januari 2015Metrotvnews.com, Poso: Aksi kelompok teroris di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, semakin brutal. Kelompok tersebut tidak hanya melukai, bahkan sampai membunuh warga sipil. Karena itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah berharap Tentara Negara Indonesia (TNI) bisa mengatasinya.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan, keamanan dan ketertiban Sulteng merupakan tanggung jawab pemerintah. Apa lagi, kata dia, aksi kelompok yang mengatasnamakan Mujahadin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso itu, sudah sangat meresahkan warga.
“Makanya kami berharap TNI bisa mengatasi itu. Dalam waktu dekat saya akan bertemu Presiden bahas masalah Poso,” imbuh Longki, di Palu, Senin (19/1/2015).
Sebelumnya, tiga warga Desa Tangkura bernama Dolfis Alipa ,22, Heri Tobio ,55, dan Aditya Tetembu ,38, ditemukan tewas saat akan pulang dari kebunnya, Kamis (15/1). Tiga warga itu diduga kuat dibunuh oleh kelompok Santoso Cs.
Diketahui, Dolfis tewas akibat luka tembakan di beberapa bagian tubuhnya. Sedangkan Heri dan Aditya yang sebelumnya disandera, juga ditemukan tewas, Jumat (16/1) dini hari, sekitar pukul 01.00 WITA, dengan beberapa luka bacokan senjata tajam.
Jenazah Aditya ditemukan warga dan pihak kepolisian tidak jauh dari TKP penembakan Dolfis. Tubuhnya penuh bacokan senjata tajam.
Sedangkan jenazah Heri, ditemukan hampir bersamaan waktu juga dengan penemuan jenazah Aditya. Kondisi Heri sangat mengenaskan. Bagian tubuh dan tangannya terpisah dan bagian kepala yang terpenggal baru ditemukan di tempat dan waktu yang berbeda, pada Jumat pagi.
Sebelumnya, Kapolda Sulteng Brigadir Jendral Idham Aziz menyebutkan, penembakan dan pembacokan ke tiga warga Desa Tangkura tersebut, dilatarbelakangi adanya penangkapan sejumlah warga yang diduga teroris baru-baru ini. Menurut saksi, pembunuh warga Poso itu mengatakan aksi itu dilandasi pembalasan atas tertangkapnya rekan mereka.
“Keterangan Ibu Dofis yang sempat berbicara kepada kelompok itu, kalau pembunuhan yang mereka lakukan sebagai tanda pembalasan dendam,” kata Idham.
Dalam pengakuan saksi itu juga, dipastikan kalau dalam kelompok itu terdapat Santoso, Daeng Koro, dan Basri yang merupakan DPO. “Saksi diperlihatkan foto-foto DPO, dan menyebutkan kalau kelompok yang sempat berbicara dengannya itu sama dengan foto yang ada di DPO,” tandas Idham.
.
Kelompok Santoso Bawa Senjata Turun Gunung Dekati SD
Metrotvnews.com, Poso: Aksi kelompok sipil bersenjata di Poso, Sulawesi Tengah, kian meresahkan warga yang tinggal di sekitar pegunungan. Senin (19/1/2014) pukul 06.30 Wita, pelajar SDN Sawidago, Pamona Utara, melihat delapan orang tak dikenal keluar dari hutan menuju perkampungan warga.
Mendapat laporan tersebut, polisi langsung melakukan pencarian dan penyisiran di lokasi dekat sekolah itu. Namun, hingga berita ini dibuat polisi belum berhasil menyeret mereka.
Menurut beberapa pelajar, kedelapan orang tak dikenal itu memakai celana panjang. Salah satunya memakai penutup kepala jenis sebo. Mereka membawa senjata api jenis laras pendek. Ada seorang perempuan dalam kelompok tersebut.
Setelah itu, warga Desa Pantango Lemba, Poso Pesisir Selatan, sekitar 100 kilometer dari Pamona Utara, dikagetkan suara tembakan dari sekitar Pegunungan Air Panas. Gema tembakan membuat warga yang tengah berkebun ketakutan dan memilih kembali ke perkampungan. Ternyata, warga bernama Reman, 46, tak ikut turun.
Warga lantas melapor ke Polsek setempat yang menindaklanjutinya dengan melakukan penyisiran di sekitar suara tembakan. Namun, mereka tak jua menemukan Reman. Tetangga menduga Reman telah disandera kelompok Santoso.
“Iya, kami warga sudah mencoba menghubungi Bapak Reman, namun sulit karena tidak bawa HP dan sampai malam ia juga belum pulang,” kata Epen, Senin malam.
Wakapolres Poso, Kompol Bogiek Sugiarto, mengaku, masih melakukan pencarian dengan menyisir asal suara tembakan. “Yang jelas kami berupaya untuk mencari warga yang hingga saat ini belum juga pulang,” ungkapnya.
Minggu (18/01) malam, warga Desa Tangkura juga di resahkan kehadiran dua orang tak dikenal bersenjata meminta makanan ke rumah-rumah warga.
.
Kelompok Santoso Sandera Lagi Seorang Petani
Metrotvnews.com, Poso: Seorang petani menjadi sandera kelompok garis keras Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah. Warga menduga penyanderaan dilakukan pada Senin (19/1/2015) sekitar pukul 09:00 Wita.
Warga Desa Pantango Lemba, Poso Pesisir Selatan,Poso, Sulawesi Tengah, dikagetkan suara tembakan dari sekitar Pegunungan Air Panas. Gema tembakan membuat warga yang tengah berkebun ketakutan dan memilih kembali ke perkampungan. Ternyata, warga bernama Reman, 46, tak ikut turun.
Warga lantas melapor ke Polsek setempat yang menindaklanjutinya dengan melakukan penyisiran di sekitar suara tembakan. Namun, mereka tak jua menemukan Reman. Tetangga menduga Reman telah disandera kelompok Santoso.
“Iya, kami warga sudah mencoba menghubungi Bapak Reman, namun sulit karena tidak bawa HP dan sampai malam ia juga belum pulang,” kata Epen kepada Media Indonesia, Senin malam.
Wakapolres Poso, Kompol Bogiek Sugiarto, mengaku, masih melakukan pencarian dengan menyisir asal suara tembakan. “Yang jelas kami berupaya untuk mencari warga yang hingga saat ini belum juga pulang,” ungkapnya.