TRANSLATE

TNI AL Kunci Poros Maritim Dunia

Kamis, 8 Januari 2015

TNI AL Kunci Poros Maritim Dunia

SURABAYA – Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengingatkan TNI Angkatan Laut menjadi kunci suksesnya Indonesia menjadi poros maritim dunia.

TNI matra laut di bawah kepemimpinan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya TNI Ade Supandi dituntut mampu mengawal program pemerintahan Presiden Joko Widodo itu. ”Saya bangga ada kemajuan TNI AL dengan pemikiran Laksamana TNI Marsetio (KSAL sebelumnya) yang membawa TNI AL sebagai World Class Navy,” kata Moeldoko seusai menjadi inspektur upacara serah terima jabatan KSAL di Dermaga Ujung, Koarmatim, kemarin.

Jenderal bintang empat asal Kediri Jatim ini berharap Ade Supandi sebagai KSAL baru bisa lebih meningkatkan pembangunan kekuatan TNI AL. Terlebih industri pertahanan dalam negeri cukupmendukung. Moeldoko yakin TNI AL bisa memiliki alat utama sistem senjata (alutsista) yang kuat. Industri dalam negeri cukup mendukung, salah satunya PT PAL yang sukses membangun beberapa kapal perang menjadi kekuatan TNI AL.

Sementara itu, Panglima TNI lewat sambutan saat upacara mengingatkan ke seluruh prajurit bahwa tahun 2015 adalah awal penting penerapan rencana strategis (renstra) persenjataan. Mewujudkan minimum essential force (MEF).

Menurutnya, untuk lima tahun ke depan, periode 2015-2019 sebagai tahapan percepatan serta pengembangan sarana dan prasarana. ”Kalau tahapan itu tidak tercapai akan terjadi potensi disparitas antara sarana dan tantangan dalam persenjataan ke depan,” kata Moeldoko.

Namun jika sukses mencetak TNI yang andal akan mampu menangkal tantangan dan sukses mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Kemampuan TNI AL selama ini diakui Panglima TNI bukan kemampuan dalam tugas tempur, tapi juga nontempur, termasuk menjalankan misi sosial, seperti saat pencarian AirAsia QZ8501.

Sementara upacara parade dan defile sertijab KASAL dari Laksamana TNI Marsetio kepada Laksamana Madya TNI Ade Supandi dihadiri Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq, pejabat teras Mabes TNI, KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, KSAU Marsekal Madya TNI Ade Supriatna, Kapolri Jenderal Polisi Sutarman, pejabat teras Mabesal, pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Propinsi Jatim, Pemkot Surabaya, serta para mantan KSAL.

Tari kolosal oleh prajuritprajurit TNI AL serta sailing pass dan flay pass juga ditampilkan. Sebelumnya, Laksamana Madya TNI Ade Supandi dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (31/12/14). Pengangkatan Laksamana Madya TNI Ade Supandi sebagai KSAL berdasar Keputusan Presiden Nomor 92/TNI/2014 yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 31 Desember 2014.

Laksamana Ade Supandi lahir di Batujajar, Bandung, 26 Mei 1960. Dia Sebelumnya menjabat Kepala Staf Umum (Kasum) TNI. Perjalanan kariernya di dunia militer diawali dari Akademi Angkatan Laut (AAL), Bumimoro Surabaya, tahun 1983. Usai lulus dengan pangkat Letnan Dua, langsung mengabdi di lingkungan Komando Armada RI.

Sumber : http://www.koran-sindo.com/

.
Pesan Panglima, TNI-AL Harus Mendunia

SURABAYA – Ribuan prajurit dan pejabat tinggi memadati Dermaga Madura, Komando Armada RI Kawasan Timur, Ujung, Surabaya, Selasa (6/1). Mereka mengikuti parade dan defile serah terima jabatan (sertijab) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dari Laksamana TNI Dr Marsetio kepada Laksamana Madya TNI Ade Supandi.

Acara yang dimulai sekitar pukul 08.00 itu berlangsung meriah. Para prajurit TNI dari berbagai kesatuan berbaris dengan rapi. Setelah parade pasukan, acara dilanjutkan serah terima jabatan. Panglima TNI Jenderal Moeldoko tampil sebagai inspektur upacara.

Ade Supandi telah dilantik sebagai KSAL oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Rabu, 31 Desember 2014. Payung hukumnya adalah Keputusan Presiden Nomor 92/TNI/2014.

Moeldoko mengatakan, salah satu fungsi pembinaan di jajaran TNI adalah kemarkasan. Yakni, penegakan disiplin dan tata tertib, pengamanan aset, serta pemeliharaan lingkungan dan kegiatan protokoler. ’’Kami berharap KSAL yang baru dapat memperkuat jajaran TNI-AL dan membawa TNI dikenal di mata dunia sebagai world class navy,’’ tegasnya.

Dua helikopter menutup upacara tersebut dengan membawa dua banner. Yang satu bertulisan Selamat Jalan Laksamana TNI Dr Marsetio. Satu banner lagi bertulisan Selamat Datang Laksamana Madya TNI Ade Supandi SE.

Setelah sertijab, para pengunjung dihibur sajian drama tari berjudul Sang Perwira Nusantara. Drama tari tersebut mengisahkan perjalanan Marsetio sejak memasuki pendidikan TNI-AL hingga menjadi KSAL. Ada juga adegan saat dia harus menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada KSAL baru.

Diceritakan, Marsetio memiliki segudang prestasi sejak muda. Dia juga berhasil membawa TNI-AL ke kancah dunia sebagai world class navy. Kisah pertemuan dengan istrinya, Penny Marsetio, turut digambarkan dalam drama tersebut. Begitu pula perjuangan Marsetio saat memimpin beberapa KRI.

Setelah acara, Moeldoko berharap KSAL baru mampu membawa TNI-AL berjalan sesuai porosnya. ’’Kami bangga menyambut kedatanganmu Laksamana Madya Ade Supandi. Kami juga bangga dan penuh rasa hormat melepasmu Laksamana TNI Dr Marsetio,’’ ucap Moeldoko.

Sementara itu, sehari sebelumnya (5/1) diadakan perpisahan di Bumi Marinir Karang Pilang. Marsetio didampingi istrinya, Penny Iriana. ’’Walaupun sudah purnatugas, jika korps memanggil, saya siap,” ucap Marsetio dalam amanatnya.

Marsetio dan Penny juga menaiki salah satu kendaraan tempur menuju Monumen Pasmar-1. Mereka melintasi tengah-tengah pasukan dan kendaraan tempur. Keadaan terasa begitu khidmat. ’’Selama dua tahun menjabat, saya banyak melihat kehebatan Marinir. Saya yakin kita mampu menghadapi tantangan di depan,” tuturnya. Marsetio juga memberikan dukungan kepada KSAL baru.

Saat Marsetio memberikan sambutan di depan Monumen Pasmar-1, bola mata Penny berkaca-kaca. Dia beberapa kali mengusap matanya. Marsetio dan istri juga mendapatkan kenang-kenangan dari pasukannya.

Tidak lama berselang, Marsetio dan Penny memasuki Monumen Pasmar-1 dengan didampingi Komandan Korps Marinir Mayjen TNI Mar A. Faridz Washington. Di depan monumen tersebut terpampang lukisan besar Marsetio yang mengenakan seragam kebanggaannya.

Sumber : http://www.jawapos.com/

.
Panglima TNI Ungkap Pembaruan Kapal Perang 2015-2019

VIVAnews – Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Moeldoko, mengungkapkan bahwa Angkatan Laut telah mencanangkan upaya pembaruan alat utama sistem senjata (alutsista) yang esensial, terutama kapal perang atau KRI. Pembaruan yang disebut mid-life update dilakukan pada 2015 hingga 2019.

“Untuk menghadapi semua tantangan yang berkembang, TNI AL telah memiliki perencanaan mid-life update terhadap sistem senjata yang esensial untuk tidak memberatkan di masa mendatang,” kata Panglima di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 6 Januari 2015.

Mid-life update adalah pemeliharaan atau renovasi yang dirancang untuk memperluas kegunaan dan kemampuan alat utama sistem persenjataan militer. Biasanya hampir semua instrumen kapal perang digantikan, CMS (command management system) maupun sistem pendorong.

Biasanya dalam program mid-life update di banyak Angkatan Laut dunia, kapal yang menjalani fase itu akan mendapatkan teknologi CMS yang setara dengan kapal perang yang lebih baru. Pertimbangannya adalah agar lebih menguntungkan dari sisi logistik dalam hal pemeliharaan, juga lebih memudahkan dalam interoperabilitas.

Namun, sebagaimana dikutip dari siaran pers Pusat Penerangan TNI, Panglima menegaskan bahwa mid-life update adalah sebagian dari skenario modernisasi alutsista. “Yang bentangnya dari sekarang (tahun 2015) hingga 15 tahun mendatang,” tuturnya.

Menurut dia, awal 2015 hingga 2019 adalah babak baru keberlanjutan pembangunan kekuatan dan pengembangan kemampuan TNI. Hal itu sudah disusun dalam kerangka kebijakan Minimum Essential Force, yang ditujukan guna mengamankan kepentingan nasional.

“Implementasinya harus melalui tahapan Fiscal and Program Guidance, yang merupakan salah satu tahapan krusial dalam pembangunan kekuatan, karena merupakan penghubung antara ends dan means untuk mendapatkan available forces,” kata Panglima.

“TNI telah menetapkan Renstra (Rencana Strategis) Pemeliharaan dan Perbaikan Alutsista 2015-2019 dan Renstra Pembangunan Kesejahteraan Prajurit 2015-2019 sebagai upaya mengeliminasi potensi disparitas (kesenjangan),” Panglima menambahkan.

Panglima juga menyampaikan bahwa pemberlakuan ASEAN Political Security Community bersamaan dengan ASEAN Maritime Forum. Kondisi itu menuntut Indonesia menjadi pemain yang aktif, sebab ASEAN Maritime Forum akan lebih banyak memainkan aspek operasional yang membutuhkan penggunaan instrumen militer.

“Dalam hal ini Angkatan Laut yang kredibel dan mempunyai kemampuan penangkalan dalam rangka kerja sama menjaga stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara, yang kian rumit dalam tahun-tahun ke depan,” ujarnya.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia