Menhan: Terorisme dan Radikalisme Ancaman Nyata Bangsa Indonesia
Kamis, 22 September 2016JAYAPURA – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan, teorisme dan radikalisme merupakan ancaman nyata yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Ancaman itu bisa mengganggu stabilitas negara bila tak ditangani serius.
“Bentuk ancaman yang nyata yang berpotensi mengganggu kestabilan bangsa dan keselamatan warga adalah ancaman terorisme dan radikalisme,” kata Ryamizard di depan peserta bela negara di Skouw, Kota Jayapura, Papua atau perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini, Selasa (20/09).
Menurutnya, ancaman teroris mampu merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, bisa menggoyang keutuhan Indonesia.
“Terorisme tidak hanya menimbulkan kerugian juga menimbulkan rasa takut masyarakat, tetapi terorisme mengoyak keutuhan berbangsa dan bernegara, terorisme juga merusak persaudaran dan nilai-nilai toleransi yang sejatinya menjadi kultur budaya bangsa kita, ” ujarnya.
Ryamizard mengatakan, dengan perkembangan dinamika geo politik dan lingkungan baik regional, global, bahkan nasional, telah berdampak terbentuknya tantangan baru dan komplek bagi pertahanan negara.
“Ancaman itu saya bagi menjadi dua yakni ancaman yang belum nyata seperti ancaman perang terbuka yang saya anggap kemungkinan kecil terjadi dan mungkin terjadi,” kata Ryamizard.
“Yang kedua adalah ancaman yang nyata yang kita rasakan, apa itu? terorisme, radikalisme, separatis, pemberontakan bersenjata, bencana alam, pelanggaran lintas perbatasan, pencurian sumber daya alam, perang siber, intilejen, peredaran dan penyalanggunaan narkoba,” sambungnya.
Menurutnya, ada empat pilar kesadaran bela negara yang belum diimplementasi terkait dengan program kesadaran bela negara yang harus menjadi perhatian bersama. “Konsep strategi pertahanan semesta, peran bela negara dalam menghadapi ancaman terorisme dan radikalisme, selanjutnya kepedulian kita terhadap anak-anak jalanan, anak-anak terlantar dan yang terakhir bagaimana menyiapkan generasi kita mendatang dengan konsep bela negara,” pungkasnya.