Revisi PP, Lahan Milik Menteri Pertahanan Jadi Pusat KEK TAA
Rabu, 23 Januari 2019Cirebon, CNN Indonesia — Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api (TAA) yang terletak di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan bakal diperluas dengan menggunakan lahan milik Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan mengajukan revisi peraturan pemerintah (PP) nomor 51 tahun 2014 tentang KEK TAA.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, sebelumnya, KEK TAA direncanakan akan seluas 2.030 hektare. Namun dengan revisi yang diajukan, luas lahan bertambah 420 hektare menjadi seluas 2.500 hektare. Lahan 420 hektare tersebut diketahui milik keluarga Ryamizard Ryacudu yang saat ini dikelola oleh PT Tri Patria Group.
“Pusat KEK nantinya akan dipindah dari asalnya di lahan lama yang baru ada gapuranya itu di Teluk Payo, ke lahan yang baru ini. Di lahan lama memang baru bangun gapura karena pembebasan lahan belum selesai,” ujar Herman Deru usai menemui Ryamizard di Griya Agung Palembang, Sabtu (5/1).
Deru mengatakan, dipindahnya lokasi utama KEK karena lokasi lama di Desa Teluk Payo masih terkendala pembebasan lahan karena mahalnya harga yang dipatok masyarakat. Baru 67 hektar yang mampu dibebaskan pemerintah dengan harga Rp50 miliar atau sekitar Rp800 juta per hektare.
“Kalau pengelola KEK TAA hanya berkutat di lokasi lama, tidak akan berkembang. Makanya kita ajukan revisi lokasi kepada Dewan KEK untuk menggabungkan kawasan sebelumnya dengan lahan milik keluarga Ryacudu. Kami tidak akan menghilangkan lokasi yang lama, lokasi itu tetap menjadi kawasan penyangga,” tambah dia.
Untuk lokasi baru, Deru berujar, pemerintah tidak perlu mengeluarkan dana untuk membayar ganti rugi lahan. Namun nantinya akan ada join operation antara PT Tri Patra Grup, pengelola KEK TAA yakni PT Swirijaya Mandiri Sumsel (SMS) beserta para investor. Pemerintah provinsi Sumsel hanya berperan sebagai mediator.
Hingga saat ini sudah ada 14 investor yang tertarik untuk menggunakan kawasan industri yang baru ini, empat diantaranya merupakan investor asing. Salah satu perusahaan yang sudah berkomitmen menggunakan KEK TAA adalah PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri).
Sementara itu Kepala Bappeda Sumsel Ekowati Retnaningsih mengatakan, tim percepatan untuk pengajuan revisi sudah dibentuk. Pemerintah Kabupaten Banyuasin tengah membuat Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang ditargetkan selesai 5 Februari 2019 mendatang.
“Studi kelayakan sudah selesai tinggal penyelesaian AMDAL, Semua prosesnya ditargetkan selesai pada April 2019 mendatang,” ujar Ekowati.
.
Menhan Ryamizard Sewakan 2.500 Hektar Lahannya Untuk KEK Sumsel
Merdeka.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyewakan lahan milik keluarganya seluas 2.500 hektar untuk perluasan areal Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sumsel di Kabupaten Banyuasin. Dengan penambahan ini, Pemprov Sumsel akan mengajukan revisi luasan KEK ke pemerintah pusat.
Hal itu terungkap setelah adanya pertemuan Ryamizard dengan Gubernur Sumsel Herman Deru di Palembang, Sabtu (5/1). Dalam pertemuan ini, Ryamizard setuju lahannya digabungkan lahan tersebut dengan KEK tanpa ganti rugi, tetapi hasilnya menggunakan sistem ‘be to be’ antara PT SMS selaku pengelola KEK dengan PT Tri Patria Grup, perusahaan milik keluarga Ryamizad.
Herman Deru mengungkapkan, adanya kerjasama dengan PT Tri Patria Grup akan membuka peluang pembangunan KEK segera terealisasi. Sebab, selama ini pihaknya kesulitan untuk membebaskan lahan yang ditetapkan pemerintah pusat seluas 2.030 hektar.
“Selama ini kita berkutat pada pembebasan lahan karena tingginya biayanya, satu hektar bisa Rp 800 juta. Nah, dengan adanya bantuan dari Pak Ryamizard KEK bisa segera terealisasi. Itu tanah milik keluarga beliau,” ungkap Deru.
Lahan milik keluarga Ryamizard berada di Desa Sungsang 1, Sungsang 2, dan Sungsang 3, Banyuasin. Hingga pertengahan tahun ini, pihaknya akan mengajukan revisi ke pemerintah pusat terkait perluasan lahan KEK, termasuk juga menyiapkan dokumen administrasi, seperti RTRW, analisis dampak lingkungan (Amdal) dan lainnya.
“Kita rencanakan lahan yang lama digunakan sebagai penyangga atau tempat pemasaran, sedangkan lahan milik pak Ryamizard dijadikan kawasan industri berat. Kami targetkan pertengahan tahun itu sudah bisa groundbreaking,” katanya.
Deru mengatakan, hingga saat ini Pemrov Sumsel telah mengeluarkan Rp 50 miliar untuk 67 hektar lahan yang sudah dibebaskan. “Pembebasan lahan disetop dulu, lebih baik kita gunakan lahan yang ada untuk efisiensi anggaran,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Sriwijaya Mandiri Sumsel (SMS), I Gusti Surya Negara mengatakan, penggabungan lahan milik Ryamizad Ryacudu ini merupakan join operasi. “Nantinya keputusan akan diambil oleh Dewan Nasional KEK berapa total luasan wilayah yang dapat dipakai,” kata dia.
Menurut Surya, sudah ada 15 investor yang tertarik menanamkan modalnya di KEK Sumsel, empat investor di antaranya berasal dari negara luar, seperti Korea. Investor siap membangun pabrik karena lokasi KEK Sumsel sangat strategis yang langsung berbatasan dengan laut.
“Jika sudah groundbreaking, investor-investor itu langsung membangun. Bisa jadi, akan banyak lagi investor yang ikut tertarik,” pungkasnya. [azz]