Ancaman Ideologi, Menhan Ryamizard: Kalau Tidak Mau Pancasila, Pindah ke Negara Lain Aja
Selasa, 6 November 2018MerahPutih.Com – Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara telah mendapat konsensus dari seluruh warga Indonesia. Bagi warga negara Indonesia yang tidak sepakat dan mengakui Pancasila bisa pindah domisili ke negara lain.
Hal itu ditegaskan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu usai menyampaikan kuliah umum dengan tema Bela Negara NKRI Harga Mati dan Tolak Radilkalisme di Auditorium Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Yogyakarta. Menurut Menhan, Pancasila sebagai dasar negara tetap dijaga dan dibela.
“Kalau tidak mau Pancasila ya ke negara lain, kan gitu aja,” kata Ryamizard Ryacudu di Yogyakarta, Selasa (30/10).
Lebih lanjut, Menhan Ryamizard mengajak segenap elemen masyarakat mewaspadai munculnya kelompok ekstrimis dan radikal yang ingin menggantikan Pancasila sebagai ideologi negara.
Menurut dia, meski organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tidak lagi dianggap sebagai ancaman karena telah dibubarkan, namun ia mengingatkan seluruh organisasi serta warga negara Indonesia mau menghargai dan mengimplementasikan ideologi Pancasila.
“Ini khan negara Pancasila, jadi hargailah Pancasila. Kalau mau berdomisili (di Indonesia) ya Pancasila,” tegas Ryamizard.
Mantan Kepala Staf TNI AD ini mengakui bahwa salah satu ancaman bangsa saat ini di antaranya adalah ideologi transnasional yang berupaya mengganti ideologi Pancasila, selain radikalisme, dan terorisme.
Untuk menghadapi itu, ia berharap generasi muda harus memiliki semangat bela negara dan rasa cinta tanah air sejak dini.
Ryamizard juga sebagaimana dilansir Antara berharap generasi muda memiliki akar karakter kebangsaan. Dengan karakter kebangsaan yang kuat, beragam ancaman yang berupaya merongrong kesatuan NKRI tidak akan memiliki arti apa-apa.
“Perlu kalian ingat bahwa satu-satunya yang tidak bisa dibeli di muka bumi ini adalah karakter. Karakter akan menjadi kemudi hidup yang menentukan arah yang benar dalam bahtera kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” tandas Ryamizard Ryacudu.
.
Menhan Ajak PT Melawan Radikalisme
Harianjogja.com, SLEMAN–Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu memberikan kuliah umum di UPN Veteran Yogyakarta, Selasa (30/10/2018). Dalam kesempatan itu, ia mengajak mahasiswa, tenaga kependidikan, dan dosen untuk melakukan bela negara memerangi terorisme dan radikalisme.
Ryamizard mengatakan Indonesia sebagai negara besar yang penuh keanekaragaman harus tumbuh besar, tidak hanya jumlahnya tetapi juga jiwanya. Salah satu yang ia soroti adalah jiwa bela negara yang perlu tumbuh pada masing-masing individu terutama untuk menghadapi ancaman yang kompleks dan multidimensional.
Salah satu contoh ancaman nyata yaitu terorisme dan radikalisme. Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Pertahanan mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menanamkan semangat Indonesia itu hebat, baik di sekolah dasar, menengah, maupun perguruan tinggi.
“Misalnya dilakukan dengan mengajak menyanyikan lagu Dari Sabang Sampai Merauke untuk memberikan semangat.
Pada mahasiswa juga perlu disampaikan pentingnya bela negara karena bela negara ujung-ujungnya adalah mencintai negara,” katanya, Selasa.
Aksi bela negara melawan terorisme dan radikalisme juga bisa dilakukan dengan melaporkan hal-hal yang janggal di masyarakat kepada pihak berwajib. Menurutnya semua generasi bertanggung jawab melestarikan ideologi Pancasila untuk menangkal ideologi bermuatan materialisme seperti komunis dan radikalisme.
“Sekarang seolah-olah inisiatif di tangan terorisme. Daripada gitu mending kita yang inisiatif dulu menghancurkan mereka [teroris],” tegasnya. Menurutnya terorisme membuat orang saling curiga, saling memusuhi, dan merusak nilai toleransi.
Ryamizard mengatakan ada contoh bela negara yang baik dari Israel yang patut ditiru yaitu semangat persatuannya menghadapi peperangan. “Suka tidak suka ada satu contoh yang harus bisa kita petik dari Israel yaitu bagaimana mereka bersatu menghadapi musuh-musuhnya. Terbukti sudah puluhan tahun selalu menang,” katanya.
Menurutnya, Israel dengan penduduk sekitar tujuh juta orang saja bisa menang melawan musuh, apalagi Indonesia yang mencapai 260 juta jiwa. “Harusnya bisa begitu. Semua harus bersatu. Tidak ada negara lain pun yang mampu [melawan musuh tanpa bersatu],” lanjutnya.
Untuk mendukung program Kementerian Pertahanan RI dalam mewujudkan 100 juta kader bela negara di Indonesia, UPN Veteran Yogyakarta sudah melakukan pelatihan bela negara terhadap 1.200 dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan.
Rektor UPN Veteran Irhas Effendi mengatakan bentuk lain dukungan UPN Veteran Yogyakarta dalam aksi bela negara adalah dengan menyertakan nilai Kewarganegaraan saat pendaftaran calon mahasiswa baru. “UPN Veteran Yogyakarta terus meningkatkan implementasi bela negara,” jelasnya.