TRANSLATE

Menhan Minta Negara ASEAN Patroli sekitar Laut China Selatan

Sabtu, 17 Maret 2018

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan telah meminta menhan negara-negara ASEAN melakukan patroli maritim di masing-masing perairan yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.

Ryamizard mengatakan patroli laut di perairan sengketa yang sebagian besarnya diklaim oleh China itu diperlukan untuk mengamankan kawasan dari kejahatan lintas batas.

“Saya sudah berbicara pada teman-teman menhan di ASEAN agar masing-masing yang memiki perairan yang mengarah ke Laut China Selatan untuk berpatroli sejauh 200 mil atau sekitar 230 kilometer,” kata Ryamizard di Sydney, Australia, Jumat (16/3).

“Kalau kita lihat garis-garis batas mulai dari Vietnam keliling ke bawah ke Indonesia, Singapura, sampai Filipina, itu kita lihat hampir setengah Laut China Selatan kita sudah amankan, kita sudah patroli.

Pernyataan itu diungkapkan Ryamizard dalam pernyataan pers setelah menghadiri pertemuan two plus two bersama Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Menlu Australia Julie Bishop, dan Menhan Australia Marise Payne.

Di kesempatan itu, Ryamizard juga mengatakan kedua negara sepakat memperkuat kerja sama pemberantasan terorisme.

Menurutnya, meski di Timur Tengah ISIS sudah hancur, kawasan Asia Pasifik masih terancam oleh teroris generasi baru yakni mantan pejuang asing ISIS yang pulang ke negara asalnya.

Ryamizard mengatakan ada lebih dari 31 ribu pejuang asing ISIS dari Asia yang diperkirakan akan pulang ke negara asalnya. Sebanyak 1.000 di antaranya berasal dari Asia Tenggara, terutama Filipina dan Indonesia.

Dengan ancaman baru ini, dia mengatakan Indonesia dan negara-negara di kawasan, termasuk Australia, mesti memperkuat dan memperluas kerja sama intelijen.

“RI sebenarnya juga sudah sering melakukan hal ini dengan Malaysia, Singapura, dan Brunei juga sehingga bisa tahu kegiatan pasti mereka [teroris],” lanjutnya.

Dalam pertemuan itu, RI-Australia juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai penguatan kerja sama maritim.

Mou itu, menurut Menlu Bishop, memperkuat dasar kedua negara untuk meningkatkan intensitas kerja sama maritim terutama meliputi pengamanan, perairan, penguatan konektivitas, pemberantasan penangkapan ikan ilegal, hingga kejahatan lintas-batas lainnya.

“Penandatanganan MoU ini kedua negara fokuskan sebagai salah satu upaya kita memberantas terorisme dan juga kejahatan lintas-batas lainnya seperti perdagangan dan penyelundupan narkoba,” kata Bishop.

“Saya percaya bahwa perdagangan narkoba dan terorisme, yang merupakan salah satu isu perhatian kedua negara, bisa kita hentikan melalui kerja sama yang lebih konstruktif dan kuat lagi,” lanjutnya.

.

Indonesia Ajak Negara ASEAN Patroli di Laut Cina Selatan

TEMPO.CO, Jakarta – Indonesia mengajak negara-negara ASEAN untuk mau menggelar patroli di perairan Laut Cina Selatan yang menjadi sengketa antara Cina dan beberapa negara lainnya, termasuk 4 negara anggota ASEAN.

“Untuk Laut Cina Selatan, saya berkeliling ke teman-teman __ menteri-menteri pertahanan ASEAN__ setiap negara melakukan patroli di Laut Cina Selatan hingga jarak sekitar 230 kilometer,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop dan Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne, di Sydney, 16 Maret 2018, seperti dikutip dari Reuters.

Menteri Ryamizard dan Retno mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Bishop dan Payne di sela KTT ASEAN-Australia yang antara lain membahas tentang sengketa Laut Cina Selatan. Menurut Ryamizard, dalam patroli Indonesia fokus di tiga area, yakni di Laut Sulu, Selat Malaka, dan sekitar perairan Thailand.

Indonesia pun telah berpatroli bersama dengan negara-negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Filipina.

“Jika kita amati ke perbatasan dari Vietnam turun ke Indonesia dan Filipina, maka kita dapat melihat kita telah mengamankan setengah dari kawasan Laut Cina Selatan,” ujar Ryamizard.

Cina telah mengklaim hampir seluruh kawasan Laut Cina Selatan dan telah meningkatkan penempatan militernya. Adapun 4 anggota ASEAN yang terlibat dalam memperebutkan Laut Cina Selatan adalah Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, dan Filipina.

Australia yang tidak terlibat dalam sengketa Laut Cina Selatan menegaskan sikapnya yang tidak berpihak dalam sengketa dan tidak akan ikut melakukan patroli seperti diminta Indonesia kepada negara-negara ASEAN di kawasan yang kaya akan minyak dan gas serta rute perdagangan strategis dunia. 




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia