TRANSLATE

Kemenhan: Proses Pembelian Sukhoi Tinggal Tandatangan Kotrak

Rabu, 3 Januari 2018

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pertahan memastikan proses pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35 akan segera rampung. Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigjen TNI Totok Sugiharto menuturkan, ada dinamika yang membuat pembelian tersebut terpaksa tertunda. Namun, ia meyakini prosesnya tidak panjang.

“Bukan ditunda. Karena kan ada dinamikanya. Tinggal kita nanti progress-nya dengan Rusia tinggal tandatangan kontrak saja,” ujar Totok seusai konferensi pers di awasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2017).

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pertahanan Bidang Ekonomi Bondan Tiara menuturkan, saat ini pihaknya tengah menunggu perjanjian imbal dagang dengan pihak Rusia.

Adapun pembelian 11 unit pesawat Sukhoi tersebut dilakukan untuk mengganti pesawat tempur F-5 yang dikandangkan.

“Tahapnya sudah sampai tahap akhir. Kita tinggal menunggu perjanjian imbal dagang,” ujar Bondan.

Menurut Bondan, saat ini pihaknya masih menunggu kesepakatan komoditas apa yang akan menjadi barter dalam perjanjian imbal dagang tersebut.

Komoditas yang diinginkan Pemerintah Rusia sebelumnya adalah karet. Namun, hal itu belum disepakati lantaran Indonesia ingin Rusia membeli karet dalam bentuk barang jadi, bukan bahan mentah.

Hal itu dikarenakan karet dalam bentuk barang jadi, dalam hal ini ban, dianggap memiliki nilai tambah (added value). Meski begitu, ia meyakini prosesnya tak akan terlalu lama.

“Waktunya enggak terlalu lama lagi sehingga kita sudah merencanakan bahwa tidak ada kekosongan di situ. Karena judulnya pengganti F-5,” tuturnya.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia dan Rusia sepakat melakukan imbal beli dalam membeli 11 pesawat Sukhoi SU-35 dengan sejumlah komoditas nasional.

Barter tersebut terealisasi setelah ditandatangainya nota kesepahaman (MoU) antara BUMN Rusia, Rostec, dengan BUMN Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan bahwa pembelian Sukhoi melalui mekanisme imbal beli tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

.

Kapuskompublik Kemhan: Delapan Heli Serbu Apache dan 100 Tank Leopard Tiba Tahun Ini

Seratus Tank Leopard dan delapan heli serbu Apache akan memperkuat alutsista TNI. Kepala Pusat Komunikasi (Kapuskom) Publik Kementerian Pertahanan (Kemhan) Brigadir Jenderal TNI Totok Sugiharto, mengatakan, beberapa alat utama sistem persenjataan (alutsista) sudah dipesan pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dan akan tiba di Tanah Air pada 2018 ini.

Dikatakan Totok, lima unit helikopter serang AH-64E Apache dari Amerika Serikat (AS) akan tiba di Indonesia pada Maret 2018, setelah diawali dengan pengiriman tiga unit lainnya pada 18 Desember 2017.

“Sudah datang tiga unit, berikutnya 2018 akan datang lima unit, sehingga total semuanya delapan unit ,” ujar Totok dalam acara catatan akhir tahun Kemhan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2017).

Tak hanya itu, pada 2018 ini akan datang pula 100 unit Tank Leopard buatan Jerman, dimana sebelumnya pada 2015 Kemhan telah menerima pengadaan 50 unit tank. Sebanyak 150 tank leopard tersebut dipesan pada 2015.

Bagaimana dengan pengadaan Sukhoi? Masih ada dinamika mengenai kesepakatan harga dan jenis komoditas yang akan diimbalbelikan.

Dikabarkan, pemerintah Indonesia dan Rusia sepakat melakukan imbal dagang untuk pengadaan 11 pesawat Sukhoi SU-35 dengan sejumlah komoditas, seperti karet, kopi dan kelapa sawit.

Imbal dagang tersebut terealisasi setelah ditandatangainya Memorandum of Understanding (MOU) antara BUMN Rusia, Rostec, dengan BUMN Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI)

“Tinggal kita nanti menunggi progresnya dengan Rusia dan tinggal tandatangan kontrak saja,” kata Totok.

Sumber: https://tangerangonline.id




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia