TRANSLATE

Ryamizard: Bela Negara untuk Menjaga Keindonesiaan

Rabu, 13 Desember 2017

SULAWESI UTARA – Ribuan warga bergemuruh menggelorakan Gebyar Aksi Bela Negara di Stadion Maesa Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara pada Senin 11 Desember 2017 petang.

Terpilihnya Sulawesi Utara sebagai tuan rumah Gebyar Aksi Bela Negara karena provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga: Filipina. Seperti diketahui, Filipina belakangan dilanda konflik dengan ISIS di Marawi.

Agar tidak menjalar ke Indonesia, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu diperlukan daya tangkal melalui Bela Negara yang bertujuan menjaga keindonesiaan.

Ryamizard menerangkan infiltrasi dari ancaman faktual, ancaman potensial, yang salah satunya proxy war (hoax) diperlukan imunitas melalui Bela Negara. Apalagi, kata mantan KSAD ini, Bela Negara merupakan amanat dari UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3, setiap warga negara berhak dan wajib turut serta dalam upaya pembelaan negara.

Menurut Ryamizard, perkembangan media sosial yang demikian pesat kerap disalahartikan beberapa orang dengan menyebarkan kabar hoax yang memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Padahal perbedaan SARA di Indonesia bukan untuk diperuncing melainkan bagian dari kekayaan Indonesia. “Program Bela Negara ini bukan melulu pertahanan fisik, melainkan menumbuhkan mental untuk menjaga keindonesian. Identitas bangsa ini adalah gotong royong, maka Bela Negara harus digelorakan terus menerus,” tutur Ryamizard kepada SINDOnews, Senin 11 Desember 2017 malam.

Untuk itu, Ryamizard menegaskan program Bela Negara tidak hanya berhenti dalam Gebyar Aksi Bela Negara yang dilakukan di Sulawesi Utara, tetapi akan terus menerus dilakukan di setiap provinsi.

Ryamizard melanjutkan Gebyar Aksi Bela Negara di Tondano ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Bela Negara pada 19 Desember mendatang. Rencanaya pada Hari Bela Negara ke-69 pada 19 Desember esok akan dilakukan kegiatan serentak di seluruh Indonesia.

Selanjutnya Kementerian Pertahanan bersama Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi menyusun kurikulum Bela Negara pada semua strata pendidikan di Indonesia.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menyambut gembira terpilihnya Kota Tondano di Kabupaten Minahasa sebagai tuan rumah Gebyar Aksi Bela Negara 2017. “Ini yang kedua kali, sebelumnya pengukuhan kader Bela Negara pada Mei kemarin. Masyarakat Sulawesi Utara antusias dengan program ini,” kata Olly.

Menurut Olly, Provinsi Sulawesi Utara sudah memasukkan program Bela Negara pada kurikulum pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Atas. Selanjutnya, kata dia, akan diterapkan pada tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.

“Bela Negara hal yang baik dan menjadi harapan kita bersama, agar masyarakat bertanggung jawab menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. Bela Negara ini bertujuan agar masyarakat tidak terkotak-kotak,” tandasnya.

Sumber: https://nasional.sindonews.com

.

Megawati dan Menhan Jelaskan Soal Bela Negara di Wale Ne Tou Minahasa

TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANOMegawati Sukarnoputri Presiden ke 5 Indonesia duet dengan Ryamizard Ryacudu Menteri Pertahanan RI berikan materi dalam Sarasehan Gebyar Aksi Bela Negara, di Gedung Wale Ne Tou Minahasa, Senin (11/12).

Di dampingi oleh Olly Dondokambey Gubernur Sulut, dan dipandu oleh Ferry Liando sebagai moderator.

Sarasehan tersebut nampak dihadiri oleh sejumlah tokoh semisal Djarot Saiful mantan Wagub DKI, Wagub Sulut Steven Kandou, Bupati Minahasa Jantje Sajow, dan sejumlah pejabat dari pusat maupun dari Sulut.

Pesertanya ada dari LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para siswa dari sekolah di Sulut.

Pada kesempatan tersebut, Megawati yang mengekang pakaian batik coklat dan celana panjang hitam mengatakan bahwa Bangsa Indonesia paling suka bergotong royong, harus terus ditingkatkan, agar tidak mudah dipecah belah.

“Bela negara harus jelas, tanpa ada kejelasan hal itu dapat dipergunakan secara politis,” jelas dia.

Ia menambahkan, bahwa kita harus punya keyakinan, bahwa justru Pancasila merupakan perekat seluruh warga, dan harus dilakukan, bahkan sangat bisa dilakukan.

Ia menjelaskan, bahwa upaya bela negara harus dimulai dari lingkungan terkecil.”Jika dari keluarga sudah ditanamkan nilai Pancasila pasti sangat kuat untuk bela negara,” jelasnya.

Manado menurutnya harus bangga dijadikan tuan rumah, karena untuk bela negara nanti negara yang akang meminta.

“Di sini Indonesia agamanya banyak, rasnya banyak jadi tidak cocok sebagai negara khilafah,” ujarnya menyinggung banyak yang berupaya mengubah dasar negara RI.

“Pancasila sebenarnya proses peradaban manusia melalui kebudayaannya,” jelasnya.

Ia menambahkan di antara makna empat pilar itu ada sopan santun.”Untuk apa kita menghapal tapi akhirnya tidak ada sopan santun, sehingga anak kita diajar untuk bersopan santun dan menghargai,” jelasnya.

Menurutnya Presiden itu simbol negara kalau bukan kita siapa yang akan menghormati.

Olly Dondokambey Gubernur Sulut mengatakan bahwa kegiatan sarasehan ini dilaksanakan dari Menhan, supaya masyarakat bisa tahu kenapa harus bela negara.

“Agar masyarakat paham program bela negara, karena ini era milenial, Pancasila sudah mulai hilang dari sekolah, untuk membangkitkan kembali nilai Pancasila harus diingatkan lagi,” jelasnya.

Ia menambahkan bela negara bukan tentang angkat senjata tapi bagaimana mengisi pembangunan kedepan lebih baik.

Sementara itu Menhan RI mengatakan bahwa Bela Negara itu berdasarkan amanat UU 1945.

“Perkembangan pesat warga banyak sudah lupa dengan keindonesiaan, sehingga harus diingatkan kembali, kita harus bersyukur diberikan oleh Tuhan Indonesia,” jelasnya.

.

Megawati: Negara kuat jika Pancasila selalu diajarkan

Tondano (ANTARA News) – Presiden kelima Indonesia Megawati Soekarnoputri yang juga Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Idiologi Pancasila (UKP-PIP) mengatakan negara menjadi kuat jika Pancasila diajarkan terus menerus.

“Negara kuat jika Pancasila diajarkan mulai dari keluarga bahkan sejak kecil, karena Pancasila adalah dasar negara,” ungkap Megawati dalam acara Sarasehan Gebyar Bela Negara di Tondano, Sulut, Senin.

Megawati mengatakan selain diajarkan dalam keluarga, Pancasila pun harus dijadikan budaya, karena Pancasila merupakan pertahanan atau simbol negara.

“Kalau negara ini tidak punya Pancasila maka dengan mudah bisa diporak-porandakan oknum yang tidak bertanggungjawab, harus juga dimasukan dalam kurikulum pendidikan,” katanya.

Megawati mengatakan kehidupan masyarakat pun harus dipersatukan terus agar bisa menjaga keutuhan negara.

Intinya bahwa, bagaimana sejarah bangsa dan sejarah dunia, yang dalam hal ini bagaimana merasa terpanggil untuk membela negara, menyampaikan tentang perjuangan tokoh proklamator Bung Karno, yang berjuang untuk perjuangan bangsa Indonesia dan Pancasila.

Untuk memajukan Pancasila serta mengenalkan akan arti sila yang ada di Pancasila itu sendiri, arti Bela Negara untuk kita dan kepada siapa kita harus membela negara.

“Memberikan kesadaraan kepada masyarakat bagaimana untuk menjaga Pancasila dan negara kita,” katanya.

Mengenai pelaksanaan Bela Negara di Sulut, Megawati mengatakan, Sulut merupakan salah satu daerah yang paling toleransi, selain itu Sulut merupakan daerah yang memiliki keberagaman suku, ras, agama.

“Sulut menjadi contoh bagi daerah lain, karena tetap menjaga kerukunan masyarakat di Indonesia,” ungkapnya.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan Sarasehan Bela Negara adalah program dari Kementerian Pertahanan. Bela Negara bukan kita akan mengangkat senjata, namun berkaitan dengan rasa memiliki terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Melalui kegiatan ini diharapkan bisa menjadikan generasi muda akan makin cinta dengan NKRI, kiranya masyarakat Sulut makin cinta dengan Indonesia dan Pancasila,” katanya.

Menhan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan budaya adalah perekat bangsa itulah wujud bela negara sesusungguhnya.

“Kita semua harus bangga telah ditakdirkan sebagai bangsa Indonesia karena bangsa kita adalah bangsa yang besar dengan kekayaan alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke,” katanya.

Selain itu, kata Menhan, kita berasa di antara benua besar sehingga Indonesia menjadi persimpangan budaya dan sangat menunjang perekonomian international.

Kemudian, ungkapan rasa syukur diwujudkan dengan membela negara, Bela Negara juga diatur dalam UUD 1945 pasal 27 setiap warga berhak dan wajib membela negara, dari sikap perilaku kesadaran Bela Negara pada hakekatnya untuk memberikan kesadaran dalam nilai nilai tanah air setia untuk Pancasila sebagai ideologi negara.

“Melalui Bela Negara diharapkan terwujud sikap disiplin beretika oleh karena kesadaran, sangat penting dalam wujud revolusi mental guna ketahanan yang tangguh, kita wajib mengantisipasi jati diri terhadap pengaruh ideologi ekonomi yang dapat berdampak pada hukum, budaya,” ungkapnya.

Tentunya, lanjut Menhan, kita tidak ingin Indonesia kalah pada pengaruh persaingan globalisasi, dimana yang lemah akan menjadi pecundang dan kalah terjajah.

Gebyar Bela Negara turut dihadiri sejumlah pejabat pusat, daerah, Forkopimda Sulut, Forkopimda Minahasa, undangan serta masyarakat.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia