Kapal Selam Mini Efektif Jaga Perairan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
Selasa, 1 Agustus 2017JAKARTA – Rencana Kementerian Pertahanan (Kemhan) membangun kapal selam mini dianggap efektif dan memiliki nilai strategis dalam menjaga kedaulatan perairan dari ancaman kapal-kapal asing dan mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
”Iya, nilai strategisnya sangat tinggi. Kapal selam mini memiliki fungsi asasi sebagai kapal pengintai yang sulit dideteksi oleh kapal permukaan. Kita membutuhkan kapal selam mini untuk pengintaian jauh di luar Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) untuk memantau gerakan kapal-kapal permukaan asing atau pangkalan Angkatan Laut negara lain.
Jadi, filosofis kapal selam berbeda dengan kapal permukaan. Kapal selam selalu untuk intai taktis dan intai strategis, sedangkan kapal permukaan salah satu tugasnya menjaga perairan,” ujar Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan (FMP) Universitas Pertahanan (Unhan) Laksda TNI DR Amarulla Octavian, Senin (31/7/2017).
Menurut Octavian, Poros Maritim Dunia merupakan visi pemerintah Indonesia yang mendapat apresiasi dunia. Visi tersebut bahkan disejajarkan dengan inisiatif pemerintah Cina dengan One Belt One Road. Inti dari Poros Maritim Dunia yaitu menghubungkan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik sebagai jalur perdagangan laut internasional.
”Untuk mewujudkannya, maka pemerintah telah membangun konektivitas internal, yaitu membangun enam pelabuhan internasional yang berada di perairan internal mulai dari Belawan, Jakarta, Surabaya, Makassar, Bitung dan Sorong,” ucapnya.
Selanjutnya, yang perlu dibangun pemerintah Indonesia adalah konektivitas eksternal yakni, membangun pelabuhan internasional yang berbatasan dengan Samudera Hindia dan Samudera Pasific, yakni pelabuhan di Sabang, Padang, Bengkulu, Cilacap, Kupang, Tarakan, Biak dan Merauke.
”Yang harus dilakukan oleh Kemhan dan TNI AL adalah mendukung program pemerintah membangun berbagai fasilitas pangkalan-pangkalan TNI AL yang bertanggung jawab atas keamanan laut semua perairan di pelabuhan-pelabuhan internasional konektivitas internal dan konektivitas eksternal yang tadi sudah dibahas,” ucapnya.
Tak Lama Lagi Indonesia Produksi Kapal Selam Mini
JAKARTA – tak lama lagi Indonesia akan memproduksi kapal selam mini. Produksi sendiri akan mulai dilakukan September mendatang.
Kapal selam ini merupakan hasil produksi galangan kapal PT Palindo Marine Shipyard Batam. Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah memesan satu unit untuk menambah alutsista (alat utama sistem pertahanan).
Kehadiran kapal selam mini ini tentu bukan hanya melengkapi keberadaan kapal selam yang sudah dimiliki TNI AL, termasuk KRI Nagapasa 403 atau Changbogo Class yang segera dikirim dari Korea Selatan, tapi juga memiliki posisi penting dalam strategi pertahanan.
Kapal selama mini ini dinilai cocok dengan kondisi perairan Indonesia. Pengamat militer Conny Rahakundini Bakrie mengakui nilai strategis kapal selam mini ini. Menurut dia, kondisi alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) sebagian besar tidak bisa dilalui kapal selam besar. “Pas dengan kondisi Indonesia. Kecil dan lincah. Untuk ALKI barat dan tengah pas menggunakan kapal selam mini karena lautnya tidak terlalu dalam,” ujar Conny kemarin.
Diharapkan kapal selam ini menjadi proyek serius termasuk menjadikan kapal selam mini ini memiliki kemampuan stealth. Dengan kemampuan ini, kapal selam mini tidak akan terdeteksi radar.
“Ini juga bisa menjadi pemacu untuk kita mengembangkan energi mini nuklir sebagai bahan bakar karena energi nuklir kan terbarukan,” Conny dia.
Rencana ini mengemuka ke publik pada pekan ini setelah Satuan Kapal Selam (Satsel) Hiu Kencana yang bermarkas di Armada Timur Surabaya mengunggah rencana besar tersebut ke media sosial.
Selain Palindo sebagai pabrikan, perancangan kapal juga melibat Balitbang Kementerian Pertahanan, Universitas Indonesia, ITS Surabaya, dan Balai Hidrodinamika- BPPT. Desain kapal selam mini ini sudah dipamerkan pada Indo Denfence 2016. Berdasar informasi yang beredar, kapal selam yang memiliki panjang 22 meter dan lebar 3 meter ini mampu menyelam pada kedalaman 150 meter.
Kecepatan maksimal kapal selam ini mencapai 10 knot. Adapun bobot kapal selam saat menyelam yakni 127,1 ton dan memiliki endurance selama enam hari dan dapat regenerasi udara selama tiga hari. Untuk bodi, kapal selam ini akan menggunakan bahan baja HY-80 22mm. Baja ini berjenis high-tensile alloy steel yang memang biasa digunakan untuk membuat hull atau badan kapal selam.
Untuk material ini, PT Krakatau- Posco sudah diminta untuk memasoknya. Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyebut rencana pembangunan kapal selam mini sebagai bagian upaya memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) sesuai dengan minimum essential force (MEF) tahap kedua 2015- 2019.
Kemhan menyebut ini sebagai kapal selam kelas menengah (midget submarine). Namun, kapal selam dengan bobot di bawah 500 ton masih dikategorikan kapal selam mini. “(Pembuatan) belum. Kita beberapa waktu lalu baru saja melihat galangan kapal di Batam, apakah sudah memenuhi standar internasional atau tidak.
Jadi masih menunggu. Ini baru pertama kali (pembuatan kapal selam menengah). Semua luar biasa di Batam,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskompublik) Kemhan Brigjen TNI Totok Sugiarto.
Sumber: https://nasional.sindonews.com