RI-Filipina-Malaysia Dirikan Forum Intelijen Bersama
Selasa, 27 Juni 2017JAKARTA — Angkatan bersenjata Indonesia, Malaysia, dan Filipina membentuk Forum Intelijen Bersama guna mengantisipasi dampak dari konflik bersenjata antara militer Filipina dan kelompok teroris yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Marawi, Filipina Selatan.
Forum ini akan menyelenggarakan pertemuan setiap bulan untuk bertukar informasi terkait perkembangan teroris di Marawi.
“Saya sudah berbicara dengan Panglima Filipina dan Malaysia terkait Forum Intelijen Bersama yang akan dilaksanakan setiap bulan.
Intinya, melalui forum ini selalu meng-update pertukaran informasi intelijen terkait dengan perkembangan-perkembangan, khususnya perkembangan teroris yang di Marawi,” kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo secara tertulis, Jumat (23/6).
Dia menjelaskan, sebelumnya pada Senin (19/6), Indonesia menyepakati kerja sama patroli laut bersama Filipina dan Malaysia dalam pertemuan trilateral Menteri Pertahanan di Tarakan,
Kalimantan Utara. Prosedur operasional standar Patroli Laut Bersama Indonesia-Filipina-Malaysia tersebut dapat menciptakan fondasi yang kuat bagi upaya bersama menanggulangi terorisme di kawasan perbatasan ketiga negara.
Menurut Gatot, Forum Intelijen Bersama akan dilanjutkan dengan latihan bersama angkatan bersenjata dan pasukan khusus dari tiga negara.
“Dengan adanya kerja sama trilateral itu akan mempermudah tukar-menukar informasi dan lain-lain karena kecepatan dan ketepatan informasi sangat diperlukan untuk langkah antisipasi sejak dini, termasuk data kemungkinan pelarian yang menyamar sebagai pengungsi yang keluar dari Marawi,” kata Gatot.
Selain itu, Gatot menuturkan bahwa sampai saat ini TNI belum berencana terlibat dalam operasi militer untuk menggempur basis ISIS di Marawi. Menurut dia, Polri dan TNI sudah memperketat pengawasan di kawasan perbatasan, dari daerah Marawi sampai ke Bitung, Morotai, dan Tarakan.
“Tidak ada (ikut pertempuran di darat). Kepolisian Indonesia bersama TNI sudah menebalkan pulau-pulau yang menghubungkan dari daerah Marawi sampai ke Bitung, Morotai, dan Tarakan, kemudian juga Patroli Angkatan Laut dan Angkatan Udara bersama-sama juga dengan kepolisian. Ini yang kita dilakukan,” ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengatakan sejumlah daerah di Filipina Selatan masih dalam kondisi darurat. Militer Filipina masih belum memukul mundur sayap kelompok ISIS di Asia Tenggara yang masih melancarkan serangan.
TNI direncanakan diterjunkan ke Filipina bagian selatan untuk membantu militer setempat dalam menggempur sayap ISIS di sana.
Meski demikian, operasi TNI di Filipina masih menunggu keputusan Kongres Filipina.
Namun, Ryamizard menegaskan bahwa pada dasarnya Presiden Joko Widodo dan Presiden Rodrigo Duterte setuju soal bantuan personel TNI di Filipina. “Kalau Presiden Jokowi sudah boleh.
Presiden Duterte juga sudah boleh. Tapi kan enggak segampang itu. Harus ada keputusan kongres dulu. Kami siap saja,” ujar Ryamizard.
Masih Aman
Dihubungi terpisah, Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto, mengatakan Indonesia masih aman dari penyusupan kelompok militan Maute yang berafiliasi dengan ISIS di Filipina.
“Sampai saat ini belum kita temukan ada yang coba mendarat ataupun naik perahu diam-diam ke Indonesia dalam kaitan lari dari Marawi,” kata Rikwanto.
Rikwanto mengatakan aparat kepolisian bersama TNI masih disiagakan di Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara untuk mengantisipasi penyusupan kelompok militan Maute.
Para personel dibekali peralatan dan fasilitas yang mumpuni untuk memantau pergerakan penyusup.
Sumber: http://www.koran-jakarta.com/