TRANSLATE

Panglima: jangan ikuti ulama yang ingin perpecahan

Selasa, 27 Juni 2017

Tarakan (ANTARA News) – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengingatkan kepada seluruh prajurit TNI dan komponen bangsa agar tidak mengikuti ulama yang menginginkan agar bangsa Indonesia mengalami perpecahan.

“Kalau ada yang mencoba pecah belah bangsa dan mencaci maki dengan berpakaian ulama, pasti bukan ulama. Oleh karenanya, jangan diikuti,” kata Panglima TNI saat berbuka puasa bersama dengan Muspida Kota Tarakan dan 1.000 anak yatim serta 4000 prajurit di Islamic Center Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu.

Meskipun, lanjut dia, orang itu merupakan kiai atau ulama, namun bila menginginkan adanya perpecahan di Indonesia berarti orang itu bukan orang Islam asal Indonesia atau orang Indonesia yang belajar Islam di luar negeri.

“Jadi, kalau ada orang bersorban mengaku ulama atau kiai, tetapi berbicaara soal memecah belah bangsa, bukan kiai dari Indonesia atau orang tersebut belajar Islam dari luar negeri,” kata,” katanya.

Umat Islam atau kiai asal Indonesia tidak menginginkan adanya perpecahan dalam bangsa ini, bahkan para ulama dan kiai bersama rakyat bersama-sama merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah.

“Sejarah kemerdekaan, bahwa yang memerdekan Indonesia bukan TNI. Yang berjuang untuk kemerdekaan adalah rakyat Indonesia, yang mayoritas muslim. Kalau ada yang ingin pecah belah bangsa, apalagi ingin merusak Pancasila berarti ulama palsu. Dalam hadits disebutkan, seorang mukmin tida boleh mencaci maki dan mengadu domba,” ucap Panglima TNI.

Dalam kesempatan itu, Panglima TNI mengaku senang dengan perolehan hasil survei bahwa TNI mendapatkan kepercayaan tertinggi dari masyarakat Indonesia.

“Bagi TNI ini bukan prestasi luar biasa, tetapi kewajiban prajurit. TNI harus selalu dekat dengan rakyat,” ucap mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.

Kedatangan Panglima TNI di Tarakan juga untuk menghadiri acara Launching Trilateral Maritime Patrol (TMP) antara Indonesia, Malaysia dan Filipina, di Lantamal XIII pada Senin (19/6).

Ketiga Menhan yakni Menhan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu, Menhan Malaysia Datuk Seri Hismammudin Hussein dan Menhan Filipina Delfin Lorenzana, dengan menyertakan para panglimanya juga menghadiri acara itu.

.

Panglima TNI: Jangan Ikuti Ulama yang Inginkan Perpecahan

WARTA KOTA, PALMERAH — Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengingatkan agar seluruh prajurit TNI dan seluruh komponen bangsa tidak mengikuti mereka yang berpakaian ulamatetapi mencoba memecah belah bangsa.

“Kalau ada yang mencoba pecah belah bangsa dan mencaci maki dengan berpakaian ulama, pasti bukan ulama. Oleh karenanya, jangan diikuti,” kata Gatot Nurmantyo pada acara berbuka puasa bersama di Gedung Islamic Center Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Minggu (18/6/2017).

Kedatangan Panglima TNI di Tarakan juga untuk menghadiri acara peluncuran Trilateral Maritime Patrol (TMP) antara Indonesia, Malaysia dan Filipina yang akan dilaksanakan di Lantamal XIII pada esok harinya, Senin (19/6).

Acara ini juga dihadiri tiga panglima dan tiga menteri pertahanan (menhan) dari ketiga negara, yakni Menhan RI, Ryamizard Ryacudu, Menhan Malaysia Datuk Seri Hismammudin Hussein dan Menhan Filipina Delfin Lorenzana.

Pada acara buka puasa bersama yang menggandeng Muspida Tarakan dan mengajak 1.000 anak yatim serta 4000 prajurit itu, Gatot menegaskan, meskipun mereka kiai atau ulama, bila menginginkan perpecahan berarti mereka bukanlah orang Islam asal Indonesia.

“Jadi, kalau ada orang bersorban mengaku ulama atau kiai, tetapi berbicaara soal memecah belah bangsa, (mereka) bukanlah kiai dari Indonesia atau orang tersebut belajar Islam dari luar negeri,” katanya.

Ditegaskannya lagi, umat Islam atau kiai asal Indonesia tidak menginginkan adanya perpecahan di tubuh bangsa ini. Bahkan sejarah menunjukkan, para ulama dan kiai bersama-sama rakyat merebut kemerdekaan Indonesia dari penjajah.

“Sejarah kemerdekaan menunjukkan bahwa yang memerdekan Indonesia bukan TNI. Yang berjuang untuk kemerdekaan adalah rakyat Indonesia, yang mayoritas muslim,” tuturnya.

Oleh karena itu, kalau ada yang ingin memecah belah bangsa, apalagi merusak Pancasila berarti mreka ulama palsu.

“Dalam hadits disebutkan, seorang mukmin tida boleh mencaci maki dan mengadu domba,” ucap Panglima TNI.

Pada kesempatan itu, Panglima TNI mengaku senang karena sebuah hasil survei menunjukkan bahwa TNI mendapatkan kepercayaan tertinggi dari masyarakat Indonesia.

“Bagi TNI, ini bukan prestasi luar biasa, tetapi kewajiban prajurit. TNI harus selalu dekat dengan rakyat,” ujar mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.

.

Ini strategi Panglima Gatot cegah ISIS di Marawi masuk ke Indonesia

Merdeka.com – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengantisipasi adanya masuknya pelarian militan Maute dari Marawi, di Filipina Selatan. Pengamanan diperbatasan diperketat demi mengamankan stabilitas dan kesatuan NKRI.

Gatot mengatakan akan menutup semua akses yang mungkin bisa digunakan teroris ISIS di Marawi, Filipina Selatan masuk ke Indonesia. Pencegahan itu pun dilakukan di berbagai pulau terdekat dengan Marawi seperti Marore, Miangas, Tahuna, dan Kalawu.

“Pelarian ke Tarakan kita tutup, pelarian ke arah bitung lewat Marore, Miangas, Tahuna, Kalawu kita tutup. Akses menuju ke Maluku Utara juga kita tutup dengan operasi udara, dengan militer, patroli udara dan laut, kapal selam pun ditaruh di sana dan di tiap-tiap pulau tadi diadakan penebaran,” katanya di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta Utara, Kamis (15/6).

Dia menjelaskan, saat ini di Indonesia ada 16 tempat yang merupakan sel-sel tidur yang bisa kapan saja terbangun dan bergabung dengan ISIS. Sehingga sangat penting bagi Indonesia, untuk melakukan upaya pencegahan bertemunya teroris ISIS dengan bibit-bibit teroris.

“Di Indonesia ada 16 tempat itu tempat ISIS juga yang sudah ada. Sudah bergabung dengan kita. Kalau kita tidak segera tutup pelarian ISIS yang ke Indonesia maka akan berbahaya,” paparnya.

Beberapa daerah yang dinyatakan terdapat sel-sel tidur itu yakni Bima di NTB, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Mereka ini, kata dia, tidak diketahui kapan akan terbangun. Namun insiden bom belakangan di Indoensia memicu bangunnya sel-sel tersebut.

“Sel-sel ini kan tidur. Tinggal kapan bangunnya. Bila ada kejadian dia akan bangun. Ini yang sama-sama kita garap di sini,” tutur Gatot.

Bahkan, seluruh prajurit TNI AD yang ditugaskan di Nusa Tenggara Timur sebagai daerah perbatasan, diminta untuk selalu waspada terhadap segala kemungkinan masuknya militan ISIS Marawi Filipina ke Indonesia. Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Mulyono menuturkan militan ISIS Marawi semakin besar.

“Marawi sudah besar, udah lawan pemerintah Filipina dan udah perang. ujung ujungnya nanti lari ke Indonesia,” kata Mulyono di hadapan ratusan prajurit, ketika melakukan Safari Ramadan di Kupang, Selasa (13/6).

Menurut Mulyono, ada indikasi dan terdeteksi daerah-daerah di wilayah Indonesia Timur akan dijadikan pintu masuk militan ISIS, yang bermigrasi dari wilayah Marawi Filipina.

“Udah ada indikasi Marawi nanti masuk ke Indonesia, udah ada dokumen-dokumen yang kita buka basis digunakan di Indonesia untuk kekuatan ISIS yakni, Halmahera, Poso, kemudian di Jawa, kemudian di Aceh, di NTB, tidak itu saja di NTT juga ada masuk itu semua,” ungkapnya.

Ia berharap deteksi dan pencegahan dini harus dilakukan oleh semua prajurit yang bertugas di seluruh wilayah NTT, terutama di beberapa pintu perbatasan antara negara Timor Leste maupun Australia.

“Mereka menyusup ke daerah-daerah yang retak, yang penduduknya panas gampang berkelahi. Yang banyak beda agamanya itu ya itu akan mereka masuk dan ujung ujungnya akan diadu domba. Maka hati-hati ya, kuncinya deteksi dini, cegah dini. Muncul indikasi ambil, muncul indikasi ambil, muncul indikasi ambil,” tegas Mulyono.

NTT merupakan pintu masuk dari dua negara, maka antisipasi masuknya kegiatan-kegiatan yang besifat radikalisme atau yang besifat ilegal bisa dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan.

“Jadi kalau melihat ada bendera palu arit ambil, cari orangnya siapa yang pasang tak usah ragu-ragu. Presiden udah mengatakan gebuk, iya toh pernah dengar pidato presiden, salah satunya yang diomongin yakni komunis. Gebuk komunis artinya basmi,” katanya di hadapan para prajurit.

Pemerintah tidak mau ketinggalan. Lima Menteri Pertahanan bakal menggelar pertemuan membahas kasus teroris ISIS yang saat ini berada di Marawi, Filipina Selatan. Lima menteri tersebut yakni Menhan Indonesia, Menhan Singapura, Menhan Malaysia, Menhan Filipina dan Menhan Brunei Darussalam yang dijadwalkan bertemu pada Senin 19 Juni mendatang.

“Ini masalah Marawi. Dampaknya sudah ke mana-kemana. Jadi kalau terjadi perkembangan situasi mereka sudah tahu,” kata Menhan Ryamizard Ryacudu di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/6).

Dalam pertemuan tersebut bakal dibuka juga hasil penemuan dari intelejen Malaysia dan Filipina. Terutama dari Filipina yang bakal dibahas.

Ryamizard pun mengaku sudah bertemu dengan Presiden Filipina Duterte. Namun dia tak menjelaskan pokok pembicaraan yang ditawarkan Indonesia kepada Filipina.

“Saya sudah ketemu Duterte. Bukan masalah apa-apa. Presiden mau saja tetapi kan senat, belum tentu mau kongres,” sambungnya.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia