TRANSLATE

Menhan Sorot Status Siaga 1 di Sulut

Selasa, 27 Juni 2017

MENTERI Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu tak merisaukan situasi Sulawesi Utara (Sulut) yang sempat diindikasikan menjadi pintu masuknya limpahan kombatan ISIS dari Kota Marawi, Filipina Selatan. Meski sudah ada penetapan status siaga satu oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Ryamizard membantah jika situasi di kawasan tersebut dinilai rawan.

“Waspada boleh-boleh saja, tak usah pakai siaga-siaga-lah,” ujar Ryamizard saat ditemui di kompleks Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Kamis (15/6), terkait dengan krisis Marawi yang membuat Gubernur Sulut menetapkan siaga satu.

Ryamizard dalam hal ini meyakini intensitas pendidikan kebangsaan yang diberikan kementeriannya di Nyiur Melambai mampu meredam ancaman. “Di sana ada Bela Negara setiap hari, sudah kuat di sana (soal) Bela Negara.”

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu mengaku menerima banyak informasi terkait dengan pergerakan ISIS di Filipina Selatan. Namun dia menolak membeberkannya, termasuk mengenai titik perbatasan yang rawan disusupi. “Saya mengerti masalah ISIS. Saya dapat informasi dari mana-mana, jadi belum (bisa diinformasikan) dululah. Nanti,” ungkap Ryamizard.

Sebelumnya, status siaga satu disampaikan Gubernur Olly seusai rapat koordinasi di kantornya, Rabu lalu. Rapat itu dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, juga dihadiri jajaran aparat setempat.  “Keamanan di Sulut siaga satu. Pengamanan di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan Kabupaten Kepulauan Talaud ditingkatkan. Terlebih di kawasan pesisir pantai,” aku Olly.

Menurut dia, pasukan dan pemantauan dari Polri dan TNI telah bergerak ke pulau-pulau di Sulawesi Utara. TNI Angkatan Laut bahkan menyiagakan kapal perang dan kapal selam ke perairan perbatasan Filipina guna mengantisipasi dampak konflik di Marawi.

Sumber: mediasulut.

.

Menteri Pertahanan Tidak Setuju Status Siaga Satu di Sulawesi Utara

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan (Menhan),Ryamizard Ryacudu, mengaku tidak setuju dengan status siaga satu yang dikatakan Gubernur Sulawesi Utara, Olley Dondokambey.

Status siaga satu tersebut menyikapi konflik di Marawi, Filipina Selatan.

 

“Belum dulu lah (status siaga satu), saya mengerti masalah ISIS, saya dapat informasi dari mana-mana, jadi belum dulu (siaga satu),” kata Ryamizard di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2017).

Menurut Menhan, waspada boleh-boleh saja, tapi tidak perlu hingga mengeluarkan pernyataan siaga satu.

Ia menyebut potensi konflik di Filipina Selatan akan merembet ke Indonesia.

Satu pertimbangannya faktor geografis, dimana wilayah Filipina Selatan tidak jauh dengan Indonesia.

Sehingga dikhawatirkan pejuang-pejuang di Filipina Selatanmenyeberang ke Indonesia.

Menhan mengaku sudah membaca potensi konflik terbuka antara kelompok bersenjata pendukung Islamiq State of Iraq and Syria (ISIS) dengan militer Filipina seperti yang terjadi di Marawi.

“Saya sudah bilang akan datang (konflik), datang kan,” katanya.

Pemerintah Indonesia dan sejumlah pemerintah dari negara lain yang bertetanggaan dengan Filipina, sudah sejak tahun lalu menyepakati kerjasama, untuk mengantisipasi meluasnya konflik di Filipina Selatan.

Hal tersebut menruut Ryamizard Ryacudu, akan tetap dijalankan.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Gubernur Sulawesi Utaramengumumkan status siaga satu di wilayahnya.

Kata dia aparat TNI dan Polri juga sudah meningkatkan kekuatannya di wilayah Sulawesi Utara.

Selain itu, patroli di perbatasan juga sudah ditingkatkan.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia