TRANSLATE

Menhan Ryamizard Ryacudu: 10 Unit Sukhoi SU 35 dari Rusia Pasti Datang

Selasa, 27 Juni 2017

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA – Pembelian pesawat tempur Sukhoi SU 35 oleh Pemerintah Indonesia, pasti terlaksana. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memastikan pesawat tempur generasi 4++ sebanyak sepuluh unit itu pasti datang ke Indonesia.

“Dari dua tahun lalu saya sudah nego(siasi) itu, sudah (pasti datang),” ujarnya kepada wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanan (Kemenkopolhukam), Jakarta Pusat, Senin (12/6/2017).

Kapan sepuluh unit pesawat tempur buatan Rusia itu akan tiba di Tanah Air, ia menyebut hal itu ada di tangah Kementerian Perdagangan (Kemendag), yang ikut menangani pembelian Sukhoi SU 35.

“Itu urusan Kementerian Perdagangan, saya minta beli, kemudian ‘G to G'(Goverment to Goverment / Pemerintah ke pemerintah), tidak ada calo. Kemudian ada lima puluh persen imbal dagang,” ujarnya.

Selain itu, perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Russia terkait pembelian pesawat tempur yang mampu melakukan maniver Pugachev Cobra itu, adalah pembangunan suku cadang pesawat tempur di Indonesia.

“Mereka akan buat pabrik di sini untuk suku cadang, jadi nggak usah bawa-bawa ke Russia, mahal itu. Jadi nanti yang punya (pesawat) Sukhoi seperti Malaysia, perbaikannya sama kita (saja),” ujarnya.

.

Menhan: Rusia akan Bangun Pabrik Suku Cadang Sukhoi di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah tengah melakukan pengadaan alutsista. Salah satunya menghadirkan jet tempur asal Rusia, Sukhoi. Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, rencana itu sudah pasti dan telah dilakukan negosiasi panjang sejak dua tahun lalu.

“Sudah (pasti). Dari dua tahun lalu saya sudah nego itu,” ucap Ryamizard di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin, 12 Juni 2017.

Ia mengungkapkan, pesawat Sukhoi akan dihadirkan sebanyak 8 dari 10 permintaan. Dia berharap tahun setidaknya ada dua pesawat yang datang.

“Iya saya kan minta. Kita kemarin 8, saya usahkan 10. Tapi enggak tahun ini. Dua dulu deh (sekarang),” jelas Ryamizard.

Terkait pembelian Sukhoi tersebut, ia mengatakan, pihaknya menggunakan sistem imbal dagang atau barter alutsista berupa pesawat dengan produk komoditas Indonesia.

“Kan ada imbal dagang. Itu urusan kementerian perdagangan. Saya minta beli kemudian G to G (Goverment to Goverment), tidak ada calo. Kemudian ada 50 persen imbal dagang, masuklah ekspor,” jelas Ryamizard.

Dengan imbal dagang tersebut, ia mengatakan, pemerintah juga bisa mendapatkan keuntungan. Yakni pabrik suku cadang untuk Sukhoi juga akan ada di Indonesia.

“Mereka akan buat pabrik di sini untuk suku cadang. Jadi enggak usah bawa ke Rusia. Mahal itu. Jadi nanti yang punya Sukhoi kayak Malaysia, perbaikannya akan sama kita,” ungkap Ryamizard.

Bukan hanya itu, menurut dia dengan imbal dagang, pihaknya juga bisa mengadakan dan menambah alutsista. Bahkan bisa menghemat uang negara.

“Dengan imbal dagang bisa tambah. Tambahnya berapa triliun, saya jadi hemat berapa triliun. Begitu caranya. Jadi enggak ada korupsi lagi,” pungkas Ryamizard.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia