TRANSLATE

Aksi Bela Negara se-Indonesia Dimulai Dari Sulut

Rabu, 3 Mei 2017

Menhan Suka Filosofi ‘Torang Samua Ciptaan Tuhan’

Manado, MS

Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mendapat kepercayaan untuk menjadi titik awal sebuah gerakan bersama, ‘Aksi Bela Negara’ se-Indonesia 2017. Kegiatan itu secara resmi akan dibuka Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Jenderal TNI Purn. Ryamizard Ryacudu, Rabu (3/5) hari ini, di Grand Kawanua International City (GKIC) Manado.

Kepala Badan (Kaban) Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulut, Steven Evans Liow menjelaskan, rangkaian kegiatan Aksi Bela Negara yang akan digulir ini sudah dilaunching di Kementrian Pertahanan tanggal 17 Maret 2017 lalu. “Acaranya dipimpin langsung Menhan dan didampingi Ketua Jaringan Bela Negara Sulut, Bapak Rocky Wowor,” ungkap Liow baru-baru ini.

 “3 Mei 2017 (hari ini, red), dilaunching di Manado. 1 Juni peringatan Aksi Bela Negara. Kita akan pawai empat pilar dan menggelar lomba-lomba. 50 ribu orang akan terlibat. Acara puncaknya akan digelar 19 Desember mendatang,” paparnya.

Untuk launching Aksi Bela Negara se-Indonesia 2017 hari ini, sekitar 5000 orang akan terlibat. “Kita rangkaikan dengan apel Pika (Pimpinan Kecamatan) se-Sulut. Akan hadir bersama FKUB, BKSAUA se-Sulut. Ormas, LSM dan tokoh pendidikan, siswa, mahasiswa dan organisasi kepemudaan juga akan terlibat,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, kegiatan ini bertujuan sebagai upaya meningkatkan rasa cinta tanah air. “Di situasi ini kan kita dituntut untuk memberi lebih bagi pemerintah dan rakyat Indonesia,” kata Liow.

Lebih lanjut dijelaskan tokoh pemuda Sulut ini, dipercayakannya Sulut sebagai pusat kegiatan Aksi Bela Negara se-Indonesia 2017 karena peran Gubernur Olly Dondokambey.

“Pak Gubernur Olly Dondokambey yang melobi Menhan agar untuk Indonesia Timur itu dipusatkan di Sulut. Akhirnya Pak Menhan memilih Sulut menjadi tempat untuk meletakkan dasar, semangat, aksi bela negara 2017 ini,” bebernya.

Ada banyak rangkaian kegiatan yang akan digelar dalam Aksi Bela Negara ini. Termasuk pembangunan tugu bela negara dan tugu kerukunan di sejumlah tempat di Indonesia.

“Nanti akan dibangun tugu-tugu bela negara dan kerukunan di 12 titik di Indonesia, termasuk di Sulut. Di tugu itu akan ditulis ‘Torang Samua Ciptaan Tuhan’,” tutur Liow.

“Informasinya akan disampaikan secara terbuka oleh Mak Menhan. Kita berharap, kegiatan ini mendapat dukungan dari seluruh masyarakat dan semua pihak, termasuk TNI dan Polri,” sambungnya.

Diakui Liow, Menhan Jenderal TNI Purn. Ryamizard Ryacudu sangat senang dengan filosofi ‘Torang Samua Ciptaan Tuhan’. “Tugu bela negara dan kerukunan yang akan dibangun itu memberi arti tentang semangat untuk menciptakan kedamaian, cinta tanah air, hidup rukun dan semangat patriotisme di kalangan generasi muda dan juga bagi pengurus ormas,” tandasnya.

Atas nama Pemprov Sulut, Liow pun melontar kata terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung kegiatan ini. “Terima kasih untuk Universitas Prisma yang telah mensuport. Melalui dana CSR mereka dukung kegiatan ini. Ini contoh inisiatif dari universitas yang ada di Sulut untuk mesukseskan kegiatan ini. Kami berharap, universitas-universitas yang lain di Sulut mengikutinya,” kuncinya.

Sumber: http://mediasulut.co/

.

INTOLERANSI MENGUAT, AKSI BELA NEGARA DIPANTIK DARI SULUT

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dirongrong. Gerakan untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi negara semakin kencang berhembus. Ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam semakin jelas terbaca. Sulawesi Utara (Sulut) sebagai bagian dari beranda terdepan Indonesia menjadi salah satu titik rawan. Strategi untuk membangun benteng pertahanan NKRI di wilayah Bumi Nyiur Melambai pun dikonkritkan.

Arus gerakan radikal yang intoleran semakin kencang mengalir di atas Bumi Pertiwi Indonesia. Pemandangan itu marak menghiasi wilayah nusantara beberap waktu belakangan. Berbagai ancaman dari luar pun tak kalah hebat menghantam negeri ini. Sederet fakta ancaman itu dibeberkan Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, pada acara launching ‘Aksi Bela Negara’ se-Indonesia 2017 di Gran Kawanua International City (GKIC) Manado, Rabu (3/5).

Ancaman serius mengintai Sulut. Posisinya sebagai daerah perbatasan dan daerah kepulauan jadi salah satu alasan. Hal itu disadari pemerintah provinsi Sulut. Karena itu berbagai upaya akan dilakukan demi menjaga wilayah Sulut sebagai bagian utuh NKRI.

Pancasila sebagai ideologi bangsa tidak bisa digantikan oleh siapapun. Maraknya agenda yang mengarah pada upaya mengganti dasar dan bentuk negara merupakan bentuk pengkhianatan terhadap para pendiri bangsa. Penegasan itu dilontarkan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dalam acara tersebut.

“Pancasila adalah bingkai pemersatu bangsa dan tidak dapat diganggu gugat siapapun,” tegas Dondokambey di hadapan ribuan elemen masyarakat yang hadir.

Oleh karena itu, menurut gubernur peluncuran Aksi Bela Negara se-Indonesia yang digelar di Sulut ini merupakan momentum penting untuk mempertahankan Pancasila dan menggiatkan kembali pemahaman arti pentingnya bela negara kepada masyarakat.

“Dilaunchingnya aksi bela negara ini merupakan momentum strategis untuk menggiatkan dan menumbuhkembangkan penyadaran serta pemahaman akan arti pentingnya upaya bela negara kepada setiap warga negara,” ujarnya.

Lebih lanjut Olly mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung program bela negara. Ditambahkannya, setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam upaya pembelaan negara sesuai amanat Undang-Undang Dasar 1945.

“Penting bagi kita semua untuk bersama-sama menyukseskan dan mendukung penuh program ini,” ungkapnya.

Kegiatan peluncuran Aksi Bela Negara ini turut dihadiri Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw, Wakil Gubernur Steven O.E Kandouw, Sekdaprov Edwin H. Silangen, bupati dan walikota di Sulut, jajaran Forkopimda, Ketua Umum Jaringan Bela Negara Nasional Laksamana Madya (Purn) TNI Gunadi, Ketua Jaringan Bela Negara Sulut Rocky Wowor, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa dan pelajar.

 

MENHAN MINTA SELURUH MASYARAKAT TERLIBAT BELA NEGARA

Peran seluruh elemen masyarakat Sulut untuk turut serta dalam menjaga Indonesia dari berbagai ancaman, sangat penting. Hal itu diungkapkan Menhan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu dalam acara peluncuran Aksi Bela Negara se-Indonesia 2017 di Manado.  Menurutnya, setiap Warga Negara Indonesia (WNI) wajib menjalankan bela negara sesuai dengan profesinya.

“Bela negara bukan hanya fisik tetapi jiwanya. Bela negara dapat diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara,” terangnya.

Menurutnya, masing-masing profesi tentu mengajarkan berbuat yang terbaik untuk mencinta tanah air, menerapkan ideologi Pancasila dan rela berkorban untuk bangsa dan negara. Ryamizard juga menekankan untuk tidak memusuhi warga negara yang menganut pemikiran radikal. Ia menilai mereka masih dapat diubah dan diberdayakan sebagai kader bela negara.

“Jangan dimusuhi. Kita tinggal latih saja, ganti pemikirannya dengan Pancasila,” lanjutnya.

Menhan mengaku mendukung penuh serta berharap semua masyarakat Sulut dapat terlibat serta siap membela negara dalam kondisi apapun.

“Kondisi pondasi pertahanan negara salah-satunya dapat diperkuat melalui sosialisasi dan kegiatan bela negara sekaligus pemahaman betapa pentingnya negara dalam kehidupan membangun. Masyarakat bagian komponen bela negara” terang Ryamizard.

Kader bela negara, harus siap menghadapi berbagai ancaman nyata bagi negara seperti, terorisme dan radikalisme, separatis atau pemberontak bersenjata, bencana alam, pelanggaran batas wilayah, perompakan sumber daya alam, penyakit, siber dan intelejen, peredaran dan penyalagunaan narkoba.

“Bela negara yang ditanamkan pada setiap individu warga negara merupakan upaya efektif menghadapi berbagai ancaman nyata tersebut,” tuturnya.

 

SULUT SENGAJA DIPILIH

Program Bela Negara merupakan program prioritas dan unggulan Kementerian Pertahanan untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi ancaman sekaligus untuk mewujudkan ketahanan nasional. Hal itu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak termasuk dari pemerintah dan masyarakat Sulut.

Diketahui, 7 daerah telah dipilih untuk menjadi tempat dicanangkannya kegiatan penanaman kecintaan terhadap negara, yakni Sulut, Aceh, Papua, Ambon, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara dan Jawa Timur.

Dipilihnya Sulut menjadi titik awal dimulainya Aksi Bela Negara 2017 bukan tanpa alasan. Rangkaian acaranya pun akan dilaksanakan di Sulut. Mulai dari launching, Aksi Bela Negara pada 1 Juni dan puncak acara yaitu peringatan hari bela negara ke-69 pada 19 Desember mendatang.

“Dipilihnya Sulut menjadi tempat dimulainya aksi bela negara sangat tepat karena menjadi pintu gerbang Indonesia di wilayah timur,” tutur Menhan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin(17/4) lalu.

Ryamizard berujar, setiap warga negara berhak dan wajib mengikuti bela negara dalam pertahanan negara, baik dalam peran maupun profesinya. Termasuk masyarakat Sulut. “Jadi yang tidak mau melaksanakan itu cari saja negara lain. Kita yang harus membela negara karena kita hidup di sini dan mati di sini,” ucapnya.

Ryamizard menuturkan telah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama untuk menyusun kurikulum bela negara dalam pendidikan. Menurut dia, program tersebut akan menghasilkan kader untuk memperluas kesadaran bela negara. “Bentuknya melalui pelatihan,” bebernya.

Ryamizard mengklaim telah mensosialisasi program bela negara ini ke seluruh Indonesia. Ia juga berkomunikasi dengan kepala daerah terhadap program ini sekaligus mengantisipasi gerakan radikalisme yang muncul di daerah. “Saya sampaikan ke kepala daerah, lapor begitu ada tamu yang mencurigakan,” tegasnya.

Ia menilai program bela negara bisa menjadi daya tangkal menghadapi kompleksitas dari ancaman nasional yang terus muncul.

Dijelaskan, kegiatan Aksi Bela Negara yang diprakarsai Pemprov Sulut dan Kementerian Pertahanan, diselenggarakan sebagai bagian dari kegiatan Program Bela Negara untuk menumbuhkan semangat dan kesadaran Bela Negara kepada masyarakat.

Melalui upaya pembinaan kesadaran Bela Negara diharapkan akan menjadi potensi bangsa Indonesia untuk membangun diri menjadi bangsa yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian.

Nilai-nilai Bela Negara sangat penting untuk ditanamkan sebagai landasan sikap dan perilaku bangsa Indonesia. Bela Negara diaktualisasikan dalam peran dan profesi setiap warga negara. Nilai-nilai Bela Negara meliputi Cinta Tanah Air, Sadar Berbangsa dan Bernegara, Yakin pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara, Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara serta Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara.

 

Sumber: http://mediasulut.co/

 

 

 

.

 




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia