Istri Bill Gates Temui Jokowi di Pangkalan Militer TNI AU
Jumat, 24 Maret 2017TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menerima Co-Chair and Trustee of the Bill and Melinda Gates Foundation, Melinda Gates, di ruang tunggu Suma I, Pangkalan TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (23/3/2017).
Presiden Jokowi dan istri pemilik Microsoft Bill Gates itu berkomunikasi sebelum Presiden bertolak ke Kota Batam untuk melaksanakan kunjungan kerja.
Dalam pertemuan tersebut, Bill and Melinda Gates Foundation berkomitmen membantu Pemerintah Indonesia mencapai target sebesar 75 persen masyarakat yang dapat mengakses keuangan inklusif.
“Diskusinya dengan Bapak Presiden soal apa yang mereka bisa bantu. Salah satunya di bidang keuangan inklusif,” ujar Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Darmin Nasution sesaat setelah pertemuan berakhir.
Diketahui, jumlah warga negara Indonesia yang sudah dapat mengakses keuangan inklusif baru sebesar 36 persen. Pada 2019 mendatang, pemerintah menargetkan jumlah tersebut meningkat menjadi 75 persen.
Sementara itu, konsultan Bill and Melinda Gates Foundation di Indonesia, Inke Maris, menambahkan bahwa pihaknya sangat tertarik membantu pemerintah mewujudkan keuangan inklusif pada warganya, terutama masyarakat pedesaan.
“Bill and Melinda Gates Foundation melihat strategi nasional Presiden Jokowi adalah sebuah kemajuan yang luar biasa dibandingkan negara lain sehingga Indonesia terpilih menjadi prioritas kami,” ujar Inke.
Bill and Melinda Gates Foundation sendiri sebelumnya sudah mendorong kebijakan keuangan inklusif di berbagai negara, misalnya di Bangladesh, India, Pakistan, Uganda dan Nigeria.
Meski demikian, Inke belum bisa memaparkan bantuan seperti apa yang akan dikerjakan pihaknya.
Bill and Melinda Gates Foundation akan mengkaji terlebih dahulu bagaimana kondisi masyarakat di Indonesia yang belum dapat mengakses keuangan inklusif agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.
“Indonesia tentunya berbeda dengan negara-negara di Afrika atau lainnya. Jadi harus dilihat dulu bagaimana perkembangannya di sini dan ke arah mana perkembangannya yang kira-kira terbaik. Masih pada tingkat itu,” ujar Inke.
Istri Orang Terkaya Dunia Puji Program ‘Kartu Sakti’ Jokowi
Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini menerima kunjungan kehormatan Melinda Gates selaku Co-Chair and Trustee of the Bill & Melinda Gates Foundation di Ruang Tunggu Suma 1, Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Dalam pertemuan itu, Kamis (23/3/2017) Jokowi didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Sementara Melinda Gates didampingi oleh Sue Desmond-Hellmann, Chief Executive Officer, BMGF, Hari Menon, Policy & Government Relations Lead – South-East Asia, BMGF; Michael Wiegand, Director, Financial Services for the Poor, BMGF dan Maria Dinariati Maris (Inke Maris).
Dalam pertemuan yang berlangsung selama 30 menit itu, Presiden berkesempatan menunjukkan beberapa kartu yang merupakan bantuan sosial non tunai alias kartu sakti.
“Kami memiliki Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan Program Keluarga Harapan. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kami juga mulai memanfaatkan layanan perbankan,” kata Jokowi dalam keterangan tertulisnya.
Mendengar penjelasan tersebut, Melinda mengapresiasi program bantuan sosial non tunai tersebut. “Kami sangat mengapresiasi program tersebut. Dan kami banyak belajar selama beberapa hari berada di Indonesia dan dapat mengadopsinya untuk diterapkan di negara lain,” kata Melinda.
Usai pertemuan, Darmin menyatakan bahwa pertemuan tersebut mendiskusikan sejumlah hal yang berkaitan dengan keuangan inklusif hingga pengentasan kemiskinan. Kedua belah pihak menyampaikan pemikirannya masing-masing untuk segera ditindaklanjuti ke tahap pelaksanaan.
“Tidak ada konklusi tapi masing-masing menyampaikan dan akan disampaikan juga di tingkat yang lebih tinggi sehingga nanti lebih konkret,” ujar Darmin.
Rini menambahkan bahwa Melinda Gates mengapresiasi sejumlah program prioritas nasional yang dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Bahkan dirinya mengakui banyak pelajaran yang bisa di ambil dari Indonesia untuk diajarkan ke negara lain.
Sri Mulyani mengatakan bahwa Melinda Gates sangat menghargai kerjasama antara Universitas Gadjah Mada dengan Universitas John Hopkin yang didukung oleh Gates.
“Untuk penelitian mengenai nyamuk dan demam berdarah yang telah mencapai kemajuan dan diharapkan akan sangat bermanfaat tidak hanya bagi Indonesia namun bagi negara-negara lain yang menghadapi permasalahan sama,” kata Sri Mulyani.
Melinda Gates juga melihat pelaksanaan program keluarga berencana di Indonesia yang dianggap cukup berhasil dan inovatif.
“Yang melibatkan para tenaga kesehatan yang dilengkapi komputer tablet untuk dapat melayani lebih baik para ibu-ibu terutama di daerah pedesaan dan terpencil,” tutur Sri Mulyani.
Selain itu, The Bill & Melinda Gates Foundation menginginkan agar warga negara Indonesia yang memiliki rekening tabungan terus bertambah yang semula hanya 36 persen menjadi 75 persen. Mengingat saat ini Indonesia telah mencanangkan program strategi nasional tentang keuangan inklusif dan juga membentuk suatu Dewan Nasional Keuangan Inklusif.
“The Bill and Melinda Gates melihat strategi nasional Presiden tersebut sebagai suatu kemajuan yang luar biasa diantara negara-negara lain sehingga dari negara-negara yang mereka bantu Afrika, Latin Amerika, terpilih delapan negara yang menjadi prioritas mereka termasuk Indonesia,” ucap Inke Maris.
Bill and Melinda Gates bertekad membantu pemerintah Indonesia untuk mengembangkan program keuangan inklusif ke seluruh daerah di Tanah Air. Namun, pengembangan tersebut harus disesuaikan dengan arah perkembangan perbankan nasional.
“Inilah bantuan yang ditawarkan oleh The Bill and Melinda Gates,” ujar Inke.
Untuk diketahui, keuangan inklusif memiliki tujuan agar masyarakat pedesaan yang jauh dari kebiasaan, yang jauh dari cabang-cabang bank bisa mengakses dan bisa menjadi nasabah melalui mobile phone atau melalui agen-agen. Bahkan saat ini sejumlah negara di Asia telah menjalankan program keuangan inklusif sehingga Indonesia bisa belajar dari negara-negara tersebut.
“Kalau di Asia, Bangladesh, India, Pakistan, Afrika, Nigeria, Uganda, mereka sudah lebih dulu daripada Indonesia menjalankan keuangan (inklusif). Jadi mungkin (Indonesia) juga bisa belajar dari negara-negara tersebut,” ucap Inke.
Sumber: https://finance.detik.com/