Menhan Ungkap Pentignya Pengembangan Postur TNI Masa Depan
Selasa, 6 November 2018NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan untuk mewujudkan TNI yang profesional, selain memerlukan dukungan Sumber Daya Manusia yang profesional, tangguh dan berwawasan Bela Negara, TNI juga perlu didukung dengan alat dan infrastruktur pertahanan yang handal, memadai dan mandiri, sebagai instrumen utama untuk menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan.
Selain itu, kata Menhan, juga untuk mengamankan kepentingan nasional dari evolusi potensi dan hakekat ancaman dan tantangan baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Menhan mengatakan juga bahwa pembangunan postur pertahanan negara dilaksanakan dengan mengintegrasikan pembangunan postur pertahanan militer dan pembangunan postur pertahanan nirmiliter.
“Pembangunan postur pertahanan negara merupakan komponen integral dari pembangunan nasional yang sinergis dan searah dengan pembangunan bidang lainnya, demi terwujudnya pencapaian visi, misi dan nawacita pemerintah dalam tatanan pembangunan nasional”, kata Menhan seperti dikutip dari laman resmi Kemhan, Senin (5/11/2018).
Menhan menambahkan, perwujudan pembangunan postur pertahanan negara ditentukan oleh komitmen pemerintah dalam mengalokasikan anggaran pertahanan dan skema anggaran yang realistis guna menjamin kesinambungan rencana pembangunan pertahanan jangka panjang sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025.
“Termasuk di dalamnya merumuskan kebijakan (Politik) penggunaan kekuatan TNI beserta alutsistanya sebagai komponen utama yang didukung oleh Sumber Daya Nasional lain, sebagai komponen cadangan dan komponen pendukung yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama,” katanya.
Ia menjelaskan untuk mewujudkan stabilitas keamanan nasional yang kondusif bagi stabilitas regional dan global. “Melalui pendekatan strategi pertahanan smart power yang merupakan kombinasi yang sinergis antara pembangunan kekuatan hard power (Rakyat Plus TNI/Alutsista Tri-matra) dan kekuatan soft power (mindset dan diplomasi pertahanan kawasan) yang berlandaskan kekuatan nilai-nilai idealisme hati nurani dan jati diri bangsa”, jelas Menhan.
“Sebagai lembaga think tank TNI AU, Menhan meghimbau Pasis Sesko AU melalui Komandan Seskoau Marsda TNI Donny Ermawan T., M.D.S untuk membuat kajian tentang kalibrasi ulang kebutuhan Alutsista TNI AU yang lebih diarahkan untuk mengantisipasi potensi ancaman nyata terorisme dan bencana alam. Mengingat kedua ancaman tersebut juga dapat menimbulkan akibat yang apokaliptik (menyingkapkan sesuatu yang tersembunyi)”, imbuh Menhan Ryamizard.
Pembangunan postur pertahanan negara diarahkan untuk mewujudkan keterpaduan kekuatan, kemampuan, serta penggelaran pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter yang memiliki kemampuan pertahanan negara yang handal dan mampu mendukung kebijakan Poros Maritim Dunia (PMD).
Menhan menekankan dua variable yakni soal pengembangan postur TNI masa depan, masih harus terus dijalankan dan harus senantiasa dievaluasi perkembangannya. “Untuk dapat menyesuaikan dengan dinamika ancaman yang dihadapi yang bermakna konsep pengembangan kekuatan, kemampuan dan gelar satuan TNI dan variabel tentang dinamika perkembangan lingkungan strategis”, ujarnya.