Menhan Ingatkan ASEAN Urus Pengungsi Rohingya Agar Tak Masuk ISIS
Kamis, 2 Agustus 2018Lombok – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meminta seluruh negara ASEAN mengantisipasi ancaman terorisme ISIS. Dia mengingatkan agar ASEAN mengurus pengungsi Rohingya supaya tak direkrut ISIS.
“Islam yang paling besar, di sini. Gampang direkrut. Makanya saya selain bicara ini, saya juga bicara kepada ASEAN agar pengungsi dari Rohingya bukan hanya sekedar bantuan-bantuan kemanusiaan tapi ingat kalau dia tidak diurus, dengan benar, tidak diterima sana sini, mungkin direkrut ISIS. Kalau direkrut ribet, bahaya,” ujar Ryamizard di Islamic Centre Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (28/7/2018).
Ryamizard mengatakan telah melakukan pertemuan trilateral dengan Malaysia dan Filipina untuk membahas penanganan terorisme di kawasan ASEAN. Dia menegaskan pemerintah telah melakukan segala upaya agar terorisme tak berkembang di Indonesia.
“Jadi kita sudah berusaha. Saya sudah bekerja dalam lingkup trilateral Indonesia, Filipina dengan Malaysia, karena segitiga itu teror di Selatan,” ucapnya.
Dia lalu menjelaskan pertahanan terbaik untuk menghalau ancaman terorisme adalah persatuan bangsa. Selain itu, menurut dia, masyarakat harus peka jika ada orang lain yang agak mencurigakan.
“Pertahanan kita adalah persatuan bangsa ini, untuk menghadapi mereka, jangan ada celah. Kalau ada celah, dia akan masuk. Saya berjalan sudah dari Aceh sampai ke Papua, mari kita bersatu. Salah satu yang ringan saja seperti dulu. Kalau kita peka, tamu 1×24 jam, dia harus lapor. Jadi dia harus lapor kepada RT, RW lurah,” jelasnya.
Sumber: detik.com
.
Konferensi Ulama Internasional di NTB Hasilkan Lombok Message
tirto.id – Konferensi Ulama Internasional ditutup Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Konferensi yang berlangsung di Islamic Center, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut ditutup pada Sabtu (28/7/2018).
Ryamizard tiba di Islamic Center NTB pada pukul 14.30 WITA. Sesampainya di Islamic Center, mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu langsung disambut Gubernur NTB TGB Zainul Majdi. Setelah itu Ryamizard berpidato, lalu, menutup acara.
Sebelum pidato Ryamizard, perwakilan peserta Konferensi Ulama Internasional Muchlis M. Hanafi membacakan hasil konferensi. Hasil pertemuan tersebut dituangkan dalam sembilan poin yang dinamakan Lombok Message.
Salah satu poin Lombok Message menegaskan paham sektarianisme, rasisme dan diskriminasi dalam bentuk apa pun bertentangan dengan wasathiyyah (moderasi) Islam. Hak untuk berbeda dan hak kebebasan penganut agama lain menjalankan agama dan ibadahnya dijamin wasthiyah Islam.
“Paham-paham itu harus dilawan dengan berbagai cara, sebab mengganggu keutuhan tanah air, memperkeruh harmoni sosial antara warga negara yang memiliki hak dan kewajiban yang setara,” sebut poin ketiga Lombok Message.
Lombok Message juga menyatakan konsep al-firqah al-nâjiyah (kelompok yang selamat), seperti disebut dalam beberapa riwayat dan menjadi salah satu pemicu perpecahan umat Islam, adalah masalah khilafiah yang belum disepakati para ulama.
“Riwayat-riwayat hadis tentang itu masih diperdebatkan para ulama, baik dari periwayatan (sanad) maupun substansinya (matan), terutama yang terkait dengan prediksi di akhirat bahwa ‘semuanya masuk neraka kecuali satu kelompok’,” sebut poin kedua Lombok Message.
Konferensi Ulama Internasional ini diselenggarakan Organisasi Ikatan Alumni al-Azhar (OIAA) Indonesia. Bertema “Moderasi Islam Perspektif Ahlussunnah Wal Jama’ah”, Konferensi Ulama Internasional berlangsung pada 26-29 Juli 2018 di Mataram, NTB.
Tokoh Al-Azhar Ibrahim Hud-hud mengatakan pemahaman wasathiyah islam dapat menjadi solusi berbagai persoalan di negara-negara yang multikuktural. Mantan rektor Universitas Al-Azhar itu menyebut Lombok Message penting disampaikan dan diterapkan di negara-negara tersebut.
“Kita semua dari sini mengatakan bahwa perbedaan itu sebuah keniscayaan tetapi yang terpenting itu bagaimana kita mengelola perbedaan itu menjadi kekuatan. Itu bisa kita lakukan dengan menjaga keutuhan dan persatuan bersama,” ujar Ibrahim kepada Tirto di pelataran Islamic Center NTB.