Menteri Pertahanan: Teroris Musuh Bersama, Kenapa “Diumpet-umpetin”
Senin, 5 Februari 2018NUSA DUA, KOMPAS.com — Menteri Pertahanan Republik IndonesiaRyamizard Ryacudu mengatakan, Tentara Nasional Indonesia bisa langsung menindak teroris, terutama yang menggunakan senjata api dan alat berat saat beraksi.
Hal ini disampaikan Ryamizard seusai penandatanganan kesepakatan Kerja Sama Pertukaran Informasi Strategis di Bidang Terorisme enam negara ASEAN di Nusa Dua, Bali, Kamis (25/1/2018).
“Masalah keterlibatan militer sudah dilihat Merawi, Filipina, memang harus militer. Kalau teroris sudah pakai alat perang, ya, harus melibatkan angkatan perang,” kata Ryamizard.
Menurutnya, barang siapa yang menggunakan peralatan perang, seperti senjata, bom, dan kendaraan berat, penanganannya harus melibatkan militer. Jika membiarkan teroris bertindak dan menimbulkan korban, itu sama saja melanggar HAM.
“Kalau musuh bersama, ya, harus dilawan bersama-sama,” kata Ryamizard.
Menurutnya, ada juga teroris yang masih bisa dibina. Mereka perlu diberi kesempatan sadar melalui kegiatan-kegiata bela negara. Namun, kalau masih keras kepala, tidak ada pilihan lain selain mengambil tindakan tegas.
Dia menegaskan, selama ini ego sektoral menjadi hambatan utama dalam penanganan terorisme. Menurutnya, teroris adalah musuh bersama, jadi tidak perlu ada yang ditutup-tutupi.
Dia mencontohkan di Merawi, Filipina, bagaimana teroris memiliki kemampuan menembak jatuh drone milik angkatan bersenjata setempat. Artinya, teroris memiliki kemampuan perang layaknya anggota militer.
“Teroris musuh bersama, kenapa diumpet-umpetin. Saya orang lapangan sembilan kali ikut operasi tempur, tinggal bagi tugas siapa berbuat apa,” ujarnya.