Soal 11 Sukhoi yang Dibeli Dari Rusia, Ini Kata Menhan
Jumat, 3 November 2017
JAKARTA (Pos Kota) – Menteri Pertahanan (Menhan), Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu mengatakan, 11 unit pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker E yang dipesan Indonesia dari Rusia dalam konfigurasi bersenjata lengkap.
“Senjatanya sangat lengkap karena dapat pengurangan diskon, jadi ada Yamaha NBA,” kata Ryamizard di Jakarta, dalam siaran persnya, Selasa (31/10/2017).
Itu disampaikan Ryamizard terkait adanya tudingan, bahwa pengadaan 11 unit pesawat tempur Sukhoi SU-35 dari Rusia dengan total nilai 1,14 miliar dolar AS. Pasalnya, 11 pesawat tempur tersebut masih belum jelas jenis sistem avionika, radar pesawat tempur, tipe, dan varian persenjataan yang ada di setiap unit Sukhoi SU-35. Tak hanya itu, pengadaan alutsista harus dilakukan transparan dan bebas dari KKN.
Menurut Ryamizard rencananya penandatanganan pembelian Sukhoi Su-35 Flanker E itu akan dilakukan pada November 2017, dan semuanya itu Rp 16 triliun. Kendati demikian, dia tidak merinci jenis, tipe, dan varian persenjataan yang dia maksud. Termasuk sistem avionika dan radar pada 11 unit Sukhoi Su-35 Flanker E itu.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi 1 DPR Syaifullah Tamliha mengatakan,, Kementerian Pertahanan memang harus menjelaskan ke publik mengenai spesifikasi persenjataan tersebut, dan apa benar 11 unit Sukhoi 35 itu sudah lengkap persenjataannya.
Sehingga pesawat itu tidak mubajir nantinya. “Persenjataan pesawat itu harus jelas. Apa benar sudah lengkap atau belum. Apalagi Rusia sudah memberikan diskon,” ujar Tamliha.
Dia juga mengingatkan kepada Ryamizard agar mengawasi semua gerak gerik para staf khususnya. Terutama dalam proses pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista). Apalagi beredar kabar ada agenda ganda di pengadaan alutsista yang diduga dilakukan seorang stafsus.
“Ini yang harus diwaspadai. Jika tidak itu bisa merugikan menteri sendiri. Meskipun stafsus itu adalah orang kepercayaan, tetap perlu diwaspadai guna memastikan anggaran alutsista yang berasal dari uang rakyat itu tidak diselewengkan dan pengandaan berjalan baik ,” kata Tamliha.
Dia berharap, Ryamizard bisa lebih transparan dalam mengelola anggaran alutsista agar tidak menimbulkan spekulasi kecurigaan dari pihak manapun. Mengingat, saat ini sudah jamannya keterbukaan sehingga tak boleh lagi ada yang ditutup-tutupi.
.
Rusia beri diskon persenjataan untuk Sukhoi Su-35
Jakarta (ANTARA News) – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, menegaskan 11 unit pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker E yang dipesan Indonesia dari Rusia dalam konfigurasi bersenjata lengkap.
“Senjatanya lebih dari lengkap karena dapat pengurangan diskon, jadi ada tambahannya,” kata dia, di Jakarta, Kamis.
Rencananya, penandatanganan pembelian Sukhoi Su-35 Flanker E itu akan dilakukan pada November 2017.
“Sudah tinggal tanda tangan pada November siap. Semuanya itu Rp16 triliun,” kata dia.
Namun begitu, dia tidak merinci jenis, tipe, dan varian persenjataan yang dia maksud. Pun demikian dengan sistem avionika dan radar pada 11 unit Sukhoi Su-35 Flanker E itu.
Sebelumnya, BUMN Rusia, Rostec, sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan BUMN Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, terkait barter 11 unit Sukhoi Su-35 Flanker E itu dengan sejumlah komoditas nasional.
Pembelian Sukhoi Su-35 Flanker E melalui mekanisme imbal beli itu sesuai UU Nomor 16/2012 tentang Industri Pertahanan.
35 persen nilai transaksi pada pengadaan Sumhoi Su-35 Flanker E ini dalam bentuk offset dan 50 persen dalam bentuk imbal beli. Dengan demikian, Indonesia mendapatkan nilai ekspor sebesar 570 juta dolar AS dari 1,14 miliar dolar AS total nilai pengadaan.
Sedangkan terkait kapal selam asal Korea Selatan, dia bilang, memang masih ada masalah dalam alih teknologinya.
“Kapal selam Korea Selatan sudah kita proses kemarin tapi lambat karena kapalnya besar tapi baterainya kecil, itu (kapal selam) yang pertama. Tapi saya sudah langsung ke pabrik, di sana sedangkan untuk kapal selam kedua dan ketiga dilakukan di PT PAL,” kata dia.
Dia bilang, pemerintah masih belum akan menambah jumlah kapal selam lagi.
“Kita lihat dulu kalau bagus tambah lagi, tidak mahal, yang mahal beli teknologi dan mendidik orang yang mahal,” kata dia.
.
TNI akan Pesan 11 Sukhoi Su-35 dengan Persenjataan Lengkap
Jakarta, Gatra.com – Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan membeli 11 Pesawat Tempur Sukhoi SU-35 sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh TNI Angkatan Udara untuk memperkuat Pertahanan Udara Nasional.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di depan awak media usai meresmikan pembangunan perumahan, sarana pendidikan dan barak prajurit hasil kerja sama PT. BCA Tbk dengan TNI, di Markas Yonkav 7/Sersus, Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (31/10).
Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwa, TNI telah mengirimkan surat kepada Kementerian Pertahanan RI dengan tembusan Presiden RI Ir. Joko Widodo. “Dalam rapat terbatas, Presiden RI sudah memerintahkan agar pesawat tempur yang dibeli adalah Pesawat Sukhoi SU-35 yang siap tempur,” katanya.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa Pesawat Sukhoi SU-35 yang akan datang sudah sesuai dengan spek yang diajukan oleh KASAU, yakni dengan persenjataan lengkap seperti Air to Air Missile, Air To Ground Missile, Bomb, Ground Suport Equipment, Simulator, Spare Part termasuk mesin cadangan.
“Apabila Pesawat Sukhoi yang datang tidak sesuai dengan spek (spesifikasi) yang diminta oleh Kasau, maka saya perintahkan untuk dibatalkan. Kalau diterima berarti saya dan Kasau melaksanakan insubordinasi kepada Presiden RI Joko Widodo,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pembelian ini sendiri disepakati dalam bentuk imbal beli dengan beberapa komoditas nasional. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu beberapa waktu lalu mengatakan, awalnya pihak Rusia menawarkan harga 150 juta dollar AS untuk satu pesawat yang rencananya akan menggantikan pesawat tempur F5 TNI AU yang telah uzur.
Namun, setelah proses tawar menawar akhirnya disepakati harga 90 juta dollar AS per pesawat. Ryamizard saat itu juga memastikan bahwa seluruh pesawat Sukhoi yang akan dibeli tersebut sudah lengkap dengan sistem persenjataannya.
“Yang kita beli ini 90 juta dollar AS, bisa dua-duanya, menembak dan mengebom, lengkap. Saya menawar sudah lama, buka harga 150 dollar AS, sekarang jadi 90 dollar AS,” ujar Ryamizard kepada pers beberapa waktu lalu. Rencananya, pesawat Sukhoi tersebut akan tiba di Indonesia pada 2019 atau dua tahun setelah penandatanganan perjanjian jual beli.
Pemerintah Rusia dan Indonesia sepakat menunjuk perusahaan BUMN Rusia Rostec dan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dari Indonesia sebagai pelaksana teknis imbal beli tersebut.
Dalam MoU yang disepakati kedua perusahaan milik negara tersebut, Rostec menjamin akan membeli lebih dari satu komoditas ekspor, dengan pilihan berupa karet olahan dan turunannya, CPO dan turunannya, mesin, kopi dan turunannya, kakao dan turunannya, tekstil, teh, alas kaki, ikan olahan, furnitur, kopra, plastik dan turunannya, resin, kertas, rempah-rempah, produk industri pertahanan, dan produk lainnya.