TRANSLATE

Menhan Minta Polisi Lebih Tegas Tindak Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua

Jumat, 3 November 2017

DEPOK, KOMPAS.com – Kelompok kriminal bersenjata melakukan penembakan Pos Brimob di antara mile 66 dan mile 67 di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, pada Minggu (29/10/2017).

Menanggapi itu, Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu meminta Kepolisian bertindak lebih tegas terhadap kelompok kriminal bersenjata tersebut.

“Polisi saja enggak bisa melawan, rakyat apa lagi. Ini enggak boleh begitu. Polisi harus tegas,” kata Ryamizard di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, Selasa (31/10/2017).

Ryamizard mengatakan, pemerintah akan segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

“Dikaji terus, jangan begitu terus. Harus ada tindakan yang konkret,” kata dia.

Lalu apa langkah konkret itu, Ryamizard menjawab belum tahu. Sebab, masih akan dibicarakan lebih dulu.

“Ya enggak tahu, nanti kita bicarakan dulu. Kenapa, kalau kita ditembakin terus, bagaimana rakyat bisa percaya nanti,” ujar dia.

Pos Brimob yang berlokasi di antara mile 66 dan mile 67 di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, ditembaki kelompok kriminal bersenjata pada Minggu sekitar pukul 10.35 WIT.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal mengatakan, insiden itu tidak menyebabkan korban jiwa.

Hanya, kendaraan operasional yang digunakan Brimob terkena tembakan saat sedang parkir di depan pos.

Personel Brimob yang bertugas melakukan tembakan balasan.

“Sempat terjadi baku tembak dengan KKB sesaat setelah pos Brimob ditembak, dan kelompok penyerang melakukan penembakan dari ketinggian,” ujar Kamal.

Kamal mengatakan, kini polisi sedang mengejar kelompok penyerang yang kabur menuju kawasan Hidden Valley di mile 66.

“Karyawan dan warga yang berada di sekitar lokasi penembakan kini dievakuasi ke gedung olahraga di Tembagapura,” kata dia.

Sebelumnya penembakan juga terjadi pada Sabtu (21/10/2017), di Gunung Sangker Kali Bua, Tembagapura, Papua.

Akibatnya, dua personel Brimob Detasemen B Timika mengalami luka tembak, yakni Brigadir Mufadol dan Bhayangkara Dua Alwin.

.

Menteri Ryamizard Ryacudu Minta Polisi Lebih Tegas di Papua

TRIBUNJABAR.CO.ID, JAKARTA – Meningkatnya intensitas penyerangan terhadap aparat keamanan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, tidak bisa terus dibiarkan menurut Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu.

Ia berharap ada tindakan tegas dari Polri.

“Jangan begitu terus, harus ada tindakan yang kongkrit,” ujarnya kepada wartawan di Ponpres, Al Hikam, Beji, Depok, Jawa Barat, Selasa (31/10/2017).

“Kalau kita ditembakin terus, bagaimana rakyat bisa percaya nanti, ya polisi, tidak, tidak apa namanya, tidak bisa melawan, rakyat apa lagi, ini tidak boleh begitu, Polisi harus tegas,” katanya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada hari Minggu lalu, pos Brimob Polri yang berada antara mill 66 dan mll 67 Tembagapura, ditembaki kelompok kriminal bersenjata. Atas insiden tersebut, tidak ada anggota Polri yang terluka, namun demikian satu unit kendaraan operasional Polri rusak akibat timah panas.

Seminggu sebelum kejadian penembakan tersebut, pada 22 Oktober, kelompok kriminal bersenjata sempat menyerang rombongan brimob di perbukitan di kawasan Tembagapura.

.

Menhan Minta Polisi di Papua Lebih Tegas

PolitikindonesiaGangguan keamanan di Papua akhir-akhir ini cenderung meningkat. Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu meminta Kepolisian bertindak lebih tegas terhadap kelompok kriminal bersenjata yang sering mengganggu keamanan di wilayah tersebut.

Seperti diketahui, kelompok kriminal bersenjata melakukan penembakan Pos Brimob di antara mile 66 dan mile 67 di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, pada Minggu (29/10). Sebelumnya, kelompok bersenjata juga menewaskan seorang anggota brimob dan melukai 4 orang lainnya. 
“Polisi saja enggak bisa melawan, rakyat apa lagi. Ini enggak boleh begitu. Polisi harus tegas,” kata Ryamizard di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat, Selasa (31/10).
Menhan mengatakan, pemerintah akan segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan tersebut. “Dikaji terus, jangan begitu terus. Harus ada tindakan yang konkret,” kata dia.
Lantas apa langkah konkret itu, Ryamizard menjawab belum tahu. Sebab, masih akan dibicarakan lebih dulu. “Ya enggak tahu, nanti kita bicarakan dulu. Kenapa, kalau kita ditembakin terus, bagaimana rakyat bisa percaya nanti,” ujar dia.



Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia