TRANSLATE

KRI I Gusti Ngurah Rai-332 perkuat TNI AL

Jumat, 3 November 2017

Surabaya (ANTARA News) – Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, didampingi Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi, meresmikan dan mengukuhkan KRI I Gusti Ngurah Rai-332, di dermaga dok Semarang PT PAL Surabaya, Senin (30/10).
Keterangan pers Dinas Penerangan TNI AL, diterima di Jakarta, Senin, menyatakan, peresmian secara simbolis ditandai penekanan tombol sirine, dilanjutkan pengukuhan komandan pertama KRI I Gusti Ngurah Rai-332, yaitu Kolonel Pelaut Endra Hartono. 
Hadir pula keluarga pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai, yang namanya dijadikan nama kapal perang itu. 
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan kapal kedua proyek kapal SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) dan masuk dalam kelas perusak kawal peluru kendali dengan tipe 10514 dan nomor proyek W000294 hasil kerja sama alih teknologi antara PT PAL Indonesia dengan perusahaan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS).
Tanda tangan kontrak pembangunan kapal perang TNI AL kelas SIGMA ini dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono, pemotongan plat perdana pada 17 September 2014, peletakan lunas perdana pada 18 Januasi 2016, dan peluncuran badan kapal pada 20 September 2016, untuk selanjutnya diuji layar. 
Kapal perang TNI AL ini mampu membawa 120 kru kapal dan memiliki kecepatan 28 knots/jam. Dia memiliki kemampuan untuk perang empat matra sekaligus, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara dengan pesawat tempur, dan perang elektronika, serta mampu membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.
Kapal jenis SIGMA 10514 ini memiliki spesifikasi panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 5,73 meter, dengan bobot penuh 3.216 ton. Adapun persenjataan yang dimiliki KRI I Gusti Ngurai Rai-332 antara lain meriam utama OTO Melara 76/62 mm Super Rapid Gun, peluru kendali permukaan-ke-permukaan Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkaunya bisa sampai sejauh 180-200 km.
Selain itu juga ada peluru kendali permukaan-ke-udara MICA yang merupakan rudal yang dirancang untuk bisa dioperasikan dalam waktu singkat dan beroperasi di segala cuaca serta dapat menyergap sasaran sejauh 20-25 km. KRI ini juga dilengkapi dengan senjata Terma SKWS Decoy Launching System
Ada lagi untuk keperluan bawah permukaan laut, yaitu torpedo AKS A–244S, yang masuk dalam kelas torpedo ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus dapat mengincar sasaran di perairan dangkal serta meriam Close In Weapon System Millennium 35 mm untuk menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat.
Dalam sambutannya, Ryacudu mengatakan, masuknya KRI I Gusti Ngurah Rai-332 ke jajaran TNI AL sesuai dengan rencana Minimum Essential Force TNI fase kedua. Proses pengadaan dilakukan dengan prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi, serta mewujudkan kemandirian industri pertahanan Indonesia yang mampu memperkuat keterpaduan operasional antara sistem senjata antar matra.
Lebih lanjut dia menegaskan kepada seluruh prajurit pengawak KRI I Gusti Ngurah Rai-332 agar merawat kapal perang yang dibeli memakai uang rakyat itu sebaik-baiknya. 
“Kepada Komandan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dan seluruh prajurit pengawak, kalian harus bangga terpilih menjadi pengawakan kapal perang. Saya instruksikan untuk merawat kapal ini harus dengan penuh tanggung jawab,” katanya.

.

KRI I Gusti Ngurah Rai-332 Perkuat TNI AL, Ini Spesifikasinya …

SURABAYA (Pos Kota) – Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P., meresmikan dan mengukuhkan Kapal Perang KRI I Gusti Ngurah Rai-332, di Dermaga Dock Semarang PT PAL Surabaya, Senin (30/10/2017).

KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan kapal kedua proyek kapal SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) PKR (Perusak Kawal Rudal) 10514 hasil kerja sama alih teknologi antara PT PAL Indonesia dengan perusahaan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS).

KRI GNR-332 mampu membawa 120 kru kapal dan memiliki kecepatan 28 knots. Kapal perusak kawal rudal ini memiliki kemampuan untuk perang empat matra sekaligus, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang dengan udara pesawat tempur, dan perang elektronika, serta kapal ini mampu membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.

Kapal jenis Sigma 10514 ini memiliki spesifikasi panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 5,73 meter, dengan bobot penuh 3.216 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 28 knot. Adapun persenjataan yang dimiliki oleh KRI I Gusti Ngurai Rai-332 antara lain Meriam utama OTO Melara 76/62 mm Super Rapid Gun, Rudal SSM Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkaunya bisa sampai sejauh 180-200 km.

Selain itu juga ada Rudal SAM Anti Serangan Udara Mica yang merupakan rudal yang dirancang untuk bisa dioperasikan dalam waktu singkat dan beroperasi di segala cuaca serta dapat menyergap sasaran sejauh 20-25 km. KRI ini juga dilengkapi dengan senjata Terma SKWS Decoy Launching System.

Torpedo AKS A–244S, merupakan jenis torpedo ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus dapat mengincar sasaran di perairan dangkal serta Meriam Close In Weapon System (CIWS) Millennium Gun 35 mm untuk menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat.

Dalam sambutannya Menhan mengatakan bahwa, masuknya KRI I Gusti Ngurah Rai-332 ke jajaran TNI AL sesuai dengan rencana Minimum Essential Force TNI. Proses pengadaan dilakukan dengan prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi, serta mewujudkan kemandirian industri pertahanan Republik Indonesia yang mampu memperkuat keterpaduan operasional antara sistem senjata antar matra.
Lebih lanjut Menhan menegaskan kepada seluruh prajurit pengawak KRI I Gusti Ngurah Rai-332 agar merawat kapal dengan sebaik-baiknya. “Kepada Komandan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dan seluruh prajurit pengawak, kalian harus bangga terpilih menjadi pengawakan KRI. Saya instruksikan untuk merawat kapal ini harus dengan penuh tanggung jawab”, tegasnya.

Acara peresmian secara simbolis ditandai dengan penekanan tombol sirine, yang dilanjutkan dengan pengukuhan Komandan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 Kolonel Laut (P) Endra Hartono. Pada acara peresmian tersebut ditampilkan dengan kesenian tari Pendet, kemudian dilakukan penyerahan Maket KRI I Gusti Ngurah Rai-332 kepada Kepala Staf Angkatan Laut dan keluarga Pahlawan I Gusti Ngurah Rai-332.

Selain dihadiri oleh jajaran Kementerian Pertahanan RI, pada peresmian dan pengukuhan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 turut hadir Para Pejabat Mabes TNI, Pejabat Utama Mabesal, Pangarmatim, Pangdam V Brawijaya, Kapolda Jatim, keluarga besar Pahlawan I Gusti Ngurah Rai-332, perwakilan Dubes Belanda di Indonesia, Perwakilan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Pejabat PT PAL Surabaya, serta para Pejabat di lingkungan Kementerian Pertahanan dan TNI.

.

KRI I Gusti Ngurah Rai Perkuat Poros Maritim

Jakarta, CNN Indonesia — Kapal perang I Gusti Ngurah Rai-332 (KRI GNR-332) resmi diserahterimakan dari perusahaan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS), kepada TNI AL, di Surabaya, Senin (30/10). Kapal ini jadi jenis yang kedua yang didapat Indonesia.

“Keberadaan kapal ini dapat menunjang terwujudnya Angkatan Laut Indonesia yang berkelas dunia serta terwujudnya Indonesia menjadi poros maritim dunia,” kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, dalam keterangan tertulis yang diterima CNNINdonesia.com, Selasa (31/10).

Peresmian KRI GNR-332 dilakukan oleh Ryamizard bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi, di Dermaga Dock Semarang PT PAL Surabaya.

KRI GNR-332 merupakan kapal hasil kerja sama dengan sistem alih teknologi antara PT PAL dengan DSNS. Kapal pertama sudah diserahterimakan pada awal tahun 2017 dari perusahaan yang sama. Kedua kapal ini merupakan bagian dari proyek SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach).

Ryamizard melanjutkan, masuknya KRI GNR-332 di jajaran TNI AL sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) dan Minimum Essential Force (MEF) TNI. Karenanya ia berharap, kapal tersebut mengerek kemampuan TNI AL dalam melaksanakan tugasnya menjaga keamanan di wilayah laut Indonesia, melaksanakan tugas diplomasi TNI AL, serta melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut Indonesia.

“Saya yakin hadirnya kapal ini akan memperkuat jajaran TNI AL dan mampu menegakkan keutuhan NKRI dan hukum di laut sesuai hukum nasional dan internasional,” katanya.

Dari keterangan tertulis Dinas Penerangan TNI AL, KRI GNR-332 ini termasuk dalam jenis kapal Perusak Kawal Rudal (PKR). Ia memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draft (badan kapal yang masuk ke dalam air) termasuk sonar 5,73 meter, bobot 3.216 ton, dengan kecepatan hingga 28 knot dan menampung 120 kru kapal.

KRI GNR-332 disebut mampu melakukan perang di empat matra sekaligus. Yakni, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara pesawat tempur, dan perang elektronika. Selain itu, kapal ini juga mampu membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.

Beberapa persenjataan yang dimiliki KRI ini diantaranya adalah meriam utama OTO Melara 76/62 mm super rapid gun, rudal SSM Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkauannya mencapai 180-200 km.

Tak hanya itu, KRI GNR-332 juga memiliki rudal SAM Anti Serangan Udara Mica yang dirancang bisa dioperasikan dalam waktu singkat, di segala cuaca, serta memiliki jarak jangkauan 20-25 km, dan dilengkapi dengan Terma SKWS Decoy Launching System.

KRI GNR-332 juga dilengkapi dengan torpedo AKS A-244S, yang merupakan torpedo jenis ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus untuk mengincar sasaran di perairan laut dangkal. Di samping itu, kapal ini juga dilengkapi dengan Meriam Close In Weapon System (CIWS) Millenium Gun 35mm yang berfungsi menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat.

KRI ini juga memiliki desain siluman atau stealth. Teknologi yang melengkapinya antara lain infra red signature, low noise signature yang menjadikan kapal sulit terdeteksi oleh radar kapal lain, serta memiliki ketahanan berlayar mencapai 20 hari.

Selain peresmian KRI GNR-332, dilakukan pula pengangkatan Kolonel Laut (P) Endra Hartono menjadi Komandan KRI GNR-332.

Ryamizard mengimbau kepada seluruh awak KRI GNR-332 untuk merawat dan mengoperasikan kapal dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

“Saya berharap Komandan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 dan seluruh prajurit harus bangga terpilih menjadi pengawak KRI ini. Saya instruksikan kalian untuk merawat kapal ini dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat,” tutupnya.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia