Menhan: Bangsa Indonesia Memerlukan Semangat dan Kesadaran Bela Negara
Senin, 28 Agustus 2017Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu memaparkan alasan Bangsa Indonesia yang memerlukan semangat dan kesadaran bela negara dalam menghadapi derasnya fenomena persaingan mempertahankan eksistensi suatu bangsa dalam era globalisasi baru.
“Saya juga ingin berpesan, jadilah kalian sebagai generasi masa depan yang maju dan unggul serta Berkarakter, yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta teruslah berkarya. Selain itu kalian juga harus memiliki kekuatan Integritas kepribadian yang Pancasilais, mental yang kokoh, ulet, tegar, dan pantang menyerah, untuk berjuang demi kemajuan bangsa dan Negara yang sangat kita cintai bersama,” ujar Menhan mengawali pidato sambutannya kepada para mahasiswa di Gedung UMJ, Jalan KH. Ahmad Dahlan, Cirendue Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (28/8/2017).
Menurutnya, Era Globalisasi baru merupakan konsekuensi logis dari pola perubahan akibat proses modernisasi yang sarat dengan pola persaingan ekonomi antar bangsa serta saling ketergantungan satu dengan yang lain. Dimana bentuk persaingan yang dinamis ini dapat berdampak terhadap perubahan sistem politik, hukum, mental dan budaya, serta penghayatan terhadap ideologi suatu bangsa.
Dalam kapasitasnya ia tidak ingin Indonesia kalah dan gagal dalam persaingan meodernisasi dan global tersebut yang pada gilirannya dapat mengancam eksistensi dan Keutuhan Negara Kita, karena dalam persaingan Globalisasi, yang kuat keluar sebagai pemenang dan menjadi pemimpin serta pasti akan menjajah sementara yang lemah akan kalah dan menjadi pecundang dan akan terus terjajah.
“Saya memandang sangat perlu untuk selalu mengingatkan dan menyampaikan tentang Pentingnya Revitalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai modalitas kekuatan dan pengikat jati diri bangsa agar kita berhasil dalam menghadapi setiap tantangan dalam dinamika globalisasi.
Saat ini kondisi global diwarnai pada fenomena kembalinya semangat Nasionalisme akibat mulai timbulnya kesadaran kolektif akan pentingnya kemurnian jati diri sebagai fondasi ketahanan nasional suatu bangsa didalam menghadapi pelbagai potensi ancaman dan tantangan yang dapat merintangi pencapaian tujuan nasionalnya,” paparnya.
Ia menjelaskan bahwa salah satu alasannya yakni kekuatan Kesadaran bela negara dan Persatuan Nasional dari bangsa tersebut demi menjaga jati diri dan identitas Nasionalnya untuk menghadapi proses persaingan global maupun regional. semangat bela negaranya mampu menyatukan cara berpikir, bersikap dan bertindak bangsa tersebut di dalam menghadapi era modernisasi yang sarat dengan persaingan mempertahankan eksistensi suatu bangsa.
“Dalam hal ini, peran dan andil Muhammadyah sebagai salah satu Organisasi Islam Mainstream terbesar di Indonesia sangatlah besar didalam memberikan kontribusi untuk mewujudkan Kemerdekaan RI tersebut. Didalam DNA kalian telah mengalir nilai-nilai luhur Bela Negara yang mencerminkan Semangat juang semangat kepahlawanan yang tinggi serta rasa cinta tanah air yang sangat mendalam dan itu tidak perlu kita ragukan lagi,” ungkapnya.
Ia menilai, Peranan Ajaran Muhammadyah dan sekaligus Umat Islam Indonesia sebagai pemangku kepentingan Negara punya arti sangat penting dan tidak dapat dihapus dalam panggung sejarah Indonesia.
“Dari unsur-unsur kebangsaan dapat kita simpulkan bahwa Kesadaran Bela Negara sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, bahkan semua unsur yang melahirkan faham tersebut sudah tertuang didalam Al-Qur’an, sehingga seorang Muslim yang baik pastilah seorang anggota suatu bangsa yang baik. Bela negara merupakan salah satu bentuk cinta tanah air. Dan cinta tanah air disini harus dibuktikan secara Konkret,” jelasnya
Dijelaskannya lagi, Kesadaran Bela negara untuk memperkuat jati diri dan memperkuat persatuan Nasional merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi khususnya Bagi bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan telah bertekad untuk membela, mempertahankan, dan menegakkan Kemerdekaan, serta kedaulatan negara dan bangsa berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945.
“Kepribadian itu ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar negara yaitu Pancasila. karena itulah, pancasila bukan lahir secara mendadak, melainkan melalui proses perjuangan yang sangat panjang. Perjuangan tersebut dilakukan dengan melihat pengalaman bangsa-bangsa lain, yang diilhami oleh gagasan-gagasan besar dunia, tetapi tetap berakar pada kepribadian bangsa kita dan gagasan besar bangsa indonesia sendiri, yang mampu mempersatukan seluruh rakyat indonesia,” tegasnya.
Sumber: https://tangerangonline.id