TRANSLATE

Menhan Minta ke Rektor: Materi Bela Negara Masuk Ospek

Kamis, 27 Juli 2017

TEMPO.CO, Jakarta –  – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) akan diisi dengan materi Bela Negara
untuk membangun perilaku Cinta Tanah Air pada mahasiswa.

“Perguruan tinggi tidak hanya berperan membentuk generasi yang berkualitas dalam hal intelektual, tetapi juga generasi yang mampu menjaga keutuhan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara,” kata Ryamizard saat memberikan pembekalan Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) kepada Rektor dan Koordinator Kopertis di Kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu 26 Juli 2017.

Menurut Ryamizard, dengan masuknya materi itu, ada kegiatan terpadu antara ospek dengan pendidikan bela negara di perguruan tinggi. Menhan menegaskan, ini akan menjadi langkah strategis bagi mahasiswa agar tidak hanya memahami lingkungan kampus saja namun juga memiliki daya juang tinggi dan karakter kuat dalam menjaga kesatuan dan persatuan.

“Saat ini, ospek masih banyak diisi dengan materi-materi yang kurang memberikan dampak besar terhadap kehidupan mahasiswa ke depannya. Oleh karena itu, mental taat hukum, disiplin, dan rela berkorban kita masukkan agar kelak mereka ikut menjaga negara,” jelas dia.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini juga menambahkan bahwa ajaran untuk setia pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 bakal dihadirkan pula dalam kegiatan ospek.

“Berbekal nilai-nilai tersebut para mahasiswa diharapkan mampu membentengi diri dari berbagai pengaruh yang berpotensi menjadi ancaman bagi dirinya, lingkungannya, hingga bangsanya. Dengan demikian, para intelektual muda juga akan menjadi ‘role model’ bagi generasi muda di Indonesia maupun dunia,” kata dia.

Menhan berharap penerapan PKBN di perguruan tinggi ini juga kelak dilaksanakan para mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga dampak positif yang dirasakan tidak hanya di lingkungan kampus saja.

“Itulah sebabnya Bela Negara ini harus dilaksanakan setiap tahun bagi mahasiswa baru, dan tidak menutup kemungkinan juga diterapkan kepada mahasiswa secara keseluruhan,” tambah dia.

Sementara itu, Direktur  Bela Negara Kementerian Pertahanan Laksamana Pertama TNI Muhammad Faisal menuturkan program untuk membangkitkan cinta terhadap Tanah Air ini akan mulai digelar di perguruan tinggi pada 2017, dalam kegiatan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru.

“Dalam pelaksanaanya para rektor dan pihak kampus dapat berkoordinasi dengan institusi terkait di daerah-daerah, di antaranya ada Pemda, Polri, TNI, dan lembaga di bawah Kemenhan,” ujar dia.

.

Ryamizard Minta Mahasiswa Baru Diajak Ikut Bela Negara

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan banyak yang mempertanyakan kenapa paham radikal bisa masuk kampus. Padahal, kampus tempat mencetak cendekiawan dan pemimpin bangsa masa depan. “Jangan sampai mencetak ilmunya, tapi rasa bela negara tidak ada,” kata Ryamizard dalam Rapat Koordinasi Pembekalan kepada rektor dan koordinator Kopertis Perguruan Tinggi di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu, 26 Juli 2017.

Merespons keluhan paham radikal masuk kampus, menurut Ryamizard, orientasi penerimaan mahasiswa diganti menjadi Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN). Tujuannya agar ilmu yang didapat digunakan untuk menjaga dan membangun bangsa. “Kalau kampus hanya menciptakan orang pintar tapi pahamnya radikal, ibarat menciptakan senjata untuk menyerang bangsa sendiri,” katanya.

Mahasiswa baru, ujar Ryamizard, selain memahami lingkungan akademis, juga harus memiliki sikap mental dan perilaku cinta tanah air. Mahasiwa diharapkan membentengi diri dari pengaruh yang dapat berpontensi membahayakan bangsa dan negaranya. “Yakin dan setia kepada Pancasila dan UUD 1945,” ujarnya.

Rapat koordinasi dengan kalangan kampus itu, tutur Ryamizard, merupakan tindak lanjut kesepakatan bersama dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) yang telah ditandatangani pada 6 Agustus 2016.

Kesepakatan itu ditindaklanjuti lagi dengan Surat Menteri Pertahanan kepada Menristekdikti pada  Maret 2017. “Poinnya tentang PKBN dilaksankan pada pengenalan kampus  bagi mahasiswa baru,” katanya.

Selain melibatkan Kemenristekdikti, PKBN juga mengandeng Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, dan Kementerian Politik Hukum dan Keamanan  untuk melakukan pengarahan kepada perguruan tinggi. Kegiatan pembekalan itu diikuti oleh 62 perwakilan perguruan tinggi swasta serta 16 perwakilan perguruan tinggi negeri.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini menuturkan pemerintah akan tegas menindak ormas yang menerapkan ajaran-ajaran di luar ketentuan dasar negara. Sikap tegas pemerintah itu, kata Ryamizard, tidak hanya ditujukan pada Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) saja, namun juga pada kelompok-kelompok atau orang-orang yang tidak mengakui Pancasila sebagai ideologi negara.

Ryamizard mengakui sejak memasuki reformasi, penanaman nilai-nilai Pancasila yang ditujukan untuk persatuan dan kesatuan bangsa mulai luntur. “Sejak reformasi nilai-nilai Pancasila mulai tidak kuat dan tidak lagi jadi landasan utama, tidak jadi acuan berpikir dan bertingkah laku. Padahal nilai-nilai ini digali dari nilai-nilai luhur,” ujar Menhan.

Kondisi ini, kata dia, menjadi salah satu alasan Program Bela Negara kemudian dicanangkan pemerintah, dengan harapan bangkitnya kecintaan masyarakat terhadap Tanah Air. “Bela Negara ini sudah harus dihadirkan dan didukung seluruh pihak. Masyarakat juga perlu berpartisipasi aktif, ini semua untuk memperkuat pertahanan bangsa dan negara kita,” tutur Ryamizard.

.

Menhan: ospek akan diisi materi bela negara

Jakarta (ANTARA News) – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) akan diisi materi Bela Negara, untuk membangun perilaku cinta Tanah Air pada mahasiswa.

“Perguruan tinggi tidak hanya berperan membentuk generasi yang berkualitas dalam hal intelektual saja, tetapi juga generasi yang mampu menjaga keutuhan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara,” ujar Ryamizard saat memberikan pembekalan Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) kepada Rektor dan Koordinator Kopertis di Kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu.

Terkait dengan peran itu, ia menilai keterpaduan kegiatan ospek dengan PKBN di perguruan tinggi, menjadi langkah strategis bagi mahasiswa agar tidak hanya memahami lingkungan kampus saja. Namun, juga memiliki daya juang tinggi dan karakter kuat dalam menjaga kesatuan dan persatuan.

“Saat ini, ospek masih banyak diisi dengan materi-materi yang kurang memberikan dampak besar terhadap kehidupan mahasiswa ke depannya. Oleh karena itu, mental taat hukum, disiplin, dan rela berkorban kita masukkan agar kelak mereka ikut menjaga negara,” jelas dia.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini juga menambahkan bahwa ajaran untuk setia pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 bakal dihadirkan pula dalam kegiatan ospek.

“Berbekal nilai-nilai tersebut para mahasiswa diharapkan mampu membentengi diri dari berbagai pengaruh yang berpotensi menjadi ancaman bagi dirinya, lingkungannya, hingga bangsanya. Dengan demikian, para intelektual muda juga akan menjadi role model bagi generasi muda di Indonesia maupun dunia,” kata dia.

Menhan berharap penerapan PKBN di perguruan tinggi ini juga kelak dilaksanakan para mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dampak positif yang dirasakan tidak hanya di lingkungan kampus saja.

“Itulah sebabnya Bela Negara ini harus dilaksanakan setiap tahun bagi mahasiswa baru, dan tidak menutup kemungkinan juga diterapkan kepada mahasiswa secara keseluruhan,” tambah dia.

Sementara itu, Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan Laksamana Pertama TNI Muhammad Faisal menuturkan program untuk membangkitkan cinta terhadap Tanah Air ini akan mulai digelar di perguruan tinggi pada 2017, dalam kegiatan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru.

“Dalam pelaksanaanya para rektor dan pihak kampus dapat berkoordinasi dengan institusi terkait di daerah-daerah, di antaranya ada Pemda, Polri, TNI, dan lembaga di bawah Kemenhan,” ujar dia.

.

Menhan dan Mendagri Beri Pembekalan Pembinaan Kesadaran Bela Negara

Jakarta, GATRAnews – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan pembekalan kepada para Rektor/Ketua/Direktur dan Koordinator Kopertis Perguruan Tinggi, dalam rangka Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) bagi Mahasiswa Baru Tahun 2017 di Kantor Kemhan, Jakarta, Rabu (26/7).

“Perguruan tinggi tidak hanya berperan membentuk generasi yang berkualitas dalam hal intelektual saja, tetapi juga generasi yang mampu menjaga keutuhan dan kelangsungan hidup bangsa dan negara,” kata Menhan.

Menurutnya keterpaduan kegiatan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dalam kegiatan pengenalan kampus kepada mahasiswa baru ini dipandang sangat penting karena mahasiswa tidak hanya mengenali dan memahami lingkungan kampus sebagai suatu lingkungan akademis.

Tetapi juga memiliki sikap mental dan perilaku cinta tanah air, kesadaran menjaga persatuan dalam Kebhinekaan, taat hukum, disiplin, memiliki daya juang yang tinggi, kerelaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, yakin dan setia kepada Pancasila dan UUD 1945.  

“Dengan berbekal nilai-nilai tersebut para mahasiswa diharapkan mampu membentengi diri dari berbagai pengaruh yang dapat berpotensi menjadi ancaman yang membahayakan dirinya, lingkungannya hingga bangsanya dan negaranya,” sambungnya.

Dengan demikian, lanjut Ryamizard, para intetektual muda yang dihasilkan dari Perguruan Tinggi akan selalu menjadi role model bagi generasi muda lainnya di Indonesia maupun dunia.  Selain Menhan hadir pula Mendagri Tjahjo Kumolo yang memberikan pembekalan.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia