TRANSLATE

Penambahan 20% Anggaran di APBN-P Kemhan Disetujui Komisi I DPR

Senin, 17 Juli 2017

Komisi I DPR menyetujui ajuan penambahan biaya di rancangan biaya pendapatan dan berbelanja negara perubahan (RAPBN-P) Kementerian Pertahanan 2017. Kemhan juga akan memperoleh penambahan biaya sebesar 20% dari APBN 2017.

Anggota Komisi I DPR, Supiadin Aries Saputra, mengatakan APBN 2017 untuk Kemhan sebesar Rp 108 triliun. Menambahkan biaya di RAPBNP sebesar 20% untuk keperluan operasional TNI.

“Ini APBN-P mengoreksi APBN yang sedang berjalan karena itu tadi dikoreksi. Ternyata, masih ada anggaran yang bisa digunakan untuk kementerian dan kelembagaan, ada juga yang tidak mengajukan tambahan,” ujar Supiadin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/7/2017).

dinamika perkembangan situasi keamanan wilayah di perbatasan. Terkait juga soal situasi di Marawi, Filipina. menjadi alasan penambahan anggaran 20% itu

“Ada kebutuhan-kebutuhan yang belum selesai dan kebutuhan mendesak menghadapi dinamika perkembangan kemanan di wilayah kita, perbatasan, terkait perkembangan Marawi di Filipina Selatan,” sambung Supiadin

Dana 20% ini juga dibutuhkan untuk kebutuhan bahan bakar operasi keamanan. rencana ini akan dibawa ke dalam rapat APBN-P yang dihadiri Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan .

“Sekitar 20 persenan ya karena dinamika itu tadi. Fokus untuk tambah BBM dan pengembangan operasi dalam rangka menghadapi marawi itu,” jelas Supiadin.

“Nanti malam kita bahas di rapat APBN-P,” imbuh dia

Sumber: https://breakingnews.co.id/

.

DPR Sepakat Tambah Anggaran Kemhan Lebih Dari Rp200 M

Jakarta, CNN Indonesia — Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat menambah anggaran Kementerian Pertahanan lebih dari Rp200 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017. Sebagian besar tambahan anggaran akan digunakan untuk kebutuhan pengembangan operasi TNI di kawasan perbatasan.

Anggota Komisi I DPR Fraksi NasDem Supiadin Aries Saputra mengatakan, penambahan anggaran itu diperlukan melihat dinamika keamanan global yang terjadi saat ini. Ia menilai, kualitas operasi militer di kawasan perbatasan perlu ditingkatkan.
“Tambahan anggaran sekitar 20 persenan karena dinamika. Fokus untuk BBM dan pengembangan operasi,” ujar Supiadin usai RDP tertutup dengan Kemhan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/7).
Supiadin menuturkan, saat ini, kondisi perbatasan perlu mendapatkan perhatian, khususnya di kawasan perbatasan dengan Filipina. Keamanan kawasan tersebut terbilang rentan lantaran keberadaan kelompok simpatisan ISIS di kawasan Marawi, Filipina, yang tengah mencoba masuk ke Indonesia lewat jalur laut.
Lebih lanjut Supiadin menyampaikan, anggaran Kemhan tahun 2017 sebesar Rp108 triliun juga telah dilakukan penghematan lebih dari seratus miliar. Penghematan itu mengikuti instruksi Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Secara khusus, Supiadin melanjutkan, penambahan anggaran juga akan dialokasikan untuk kebutuhan anggaran BBM bagi Alutsista yang dioperasikan. Pasalnya, TNI merasa kewalahan mengatasi kekurangan dana BBM ketika melaksanakan operasi.
Ia mencontohkan, pemerintah telah memotong anggaran BBM TNI AL sebesar Rp700 miliar dari total anggaran pos tersebut sebesar Rp2 triliun. Padahal, BBM sangat memengaruhi operasi yang dilakukan TNI AL di kawasan perbatasan.
“Setiap tahun, misal TNI AL mengajukan Rp2 triliun, tetapi yang didukung pemerintah hanya Rp1,3 triliun. Artinya, ngutang Rp700 miliar,” katanya.
Terkait masalah utang itu, Komisi I juga telah mendesak Kementerian Keuangan menghapus atau mengurangi beban utang tersebut. Hal itu dilakukan agar operasi TNI bisa berjalan efektif.
“Kami usulkan Kemkeu, kalau menambah utang terus, sementara untuk keperluan negara ya kenapa tidak dihapus saja. Jadi, kami usulkan utang itu dikurangi atau dihapus,” terang Supiadin.
Terpisah, Panglima TNI Gatot Nurmatyo membenarkan kesepakatan penambahan anggaran bagi Kemhan, khususnya bagi TNI. Anggaran itu akan digunakan untuk membangun pangkalan militer di lima pulau terluar, yakni di pulau Saumlaki, Biak, Natuna, Marauke, dan Selaru.
“Anggaran yang diajukan Kemhan disetujui. Kami akan fokuskan pembangunan (pangakalan militer) di lima pulau terluar yang sangat strategis,” imbuh Gatot di Gedung DPR, Jakarta.
Meski merasa cukup, Gatot berharap, ada peningkatan anggaran bagi TNI di tahun depan. Penambahan anggaran itu tetap akan fokus untuk membangun pangkalan militer dan penambahan alutsista.
.

Komisi I mendukung penambahan anggaran Kemhan/TNI

Jakarta (ANTARA News) – Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat mendukung penambahan anggaran Kementerian Pertahanan/TNI dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2017 sebagai bentuk keberpihakan dengan pertahanan negara.

“Komisi I DPR mendukung penambahan anggaran Kemhan dan berharap agar pemerintah juga punya afirmative action untuk penambahan anggaran yang propertahanan negara,” kata Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais di Gedung Nusantara II, Jakarta, Kamis.

Namun Hanafi enggan merinci jumlah penambahan anggaran tersebut, karena anggaran Kemhan/TNI di APBN 2017 sebesar Rp108 triliun.

Hanafi menilai kalau sudah mengenai kedaulatan apa pun narasi keterbatasan ekonomi atau keuangan, maka kedaulatan harus menjadi prioritas dan tidak bisa dikurangi.

“Dan secara garis besar untuk menjaga kedaulatan itu salah satunya memenuhi Minimum Essential Forces (MEF). Jadi saya kira arah jumlahnya berapa nanti di Badan Anggaran DPR,” ujarnya.

Politisi PAN itu menjelaskan selama usulan pertambahan anggaran utk MEF tahap II relevan, nanti di Banggar DPR akan menjadi prinsip yang akan diperjuangkannya.

Hanafi menjelakaan MEF Tahap II fokusnya pada penguatan kesejahteraan prajurit terutama terkait dengan perumahan dan penguatan pertahanan udara Indonesia.

“Pembangunan perbatasan termasuk didalamnya. Itu terus berlangsung kalau penguatan di perbatasan,” ujarnya.

Anggota Komisi I DPR Supiadin AS menjelaskan penambahan anggaran Kemhan/TNI yang diajukan dalam APBN-P 2017 sekitar 20 persen dari Rp108 triliun yang merupakan anggaran Kemhan/TNI dalam APBN 2017.

Menurut dia penambahan itu karena perkembangan dinamika karena ada kebutuhan di institusi itu yang belum selesau dan menghadapi dinamika di tingkat wilayah khususnya di wilayah Marawi, Filipina.

“Anggaran Rp108 triliun kan yang sedang berjalan, lalu terjadi penghematan sekitar Rp100 miliar lalu minta tambahan karena ada kebutuhan yang belum selesai,” katanya.

Politisi Partai Nasdem itu juga mengaku prihatin karena selama ini TNI menghutang dalam konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digunakan untuk Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista).

Karena itu dirinya mengusulkan agar hutang tersebut dikurangi atau dihapus karena tiap tahun nilainya terus bertambah.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia