TRANSLATE

Menhan: ISIS Masuk, Saya Hancurkan!

Kamis, 13 Juli 2017

BOGOR (Pos Kota) – Ancaman global baik nyata maupun tidak nyata, menjadi ancaman yang perlu kewaspadaan dan penanganan cepat. Konflik terbuka atau perang konvensional dan perang nyata melawan teroris, radikalisme, pemberontakan senjata, narkoba dan perdagangan manusia, membutuhkan sikap nasionalisme secara kolektif dari semua komponen masyarakat, guna melakukan langkah antisipasi secara bersama-sama.

“Menghadapi tantangan global yang besar, diperlukan upaya besar untuk menghadapinya. Harus timbul kesadaran kolektif dalam menghadapi pelbagai potensi ancaman. Jati diri sebagai pondasi ketahanan nasional harus diperkuat,”kata Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu saat membuka seminar Internasional yang diselenggarakan Universitas Pertahanan (Unhan) di Bogor Rabu (12/7/2017).

Dihadapan ratusan peserta seminar dari dalam dan luar negeri, Menhan Ryamizard juga menyinggung masalah ketegangan semenanjung Korea dan issu laut Cina Selatan.

Selain itu, ancaman cyber crime malware juga tak luput dari perhatian mantan Kasad dan Pangkostrad ini.

Ancaman ISIS menurut Ryamizard, tidak akan berkembang di Indonesia. Keyakinan Jenderal TNI (Purn) ini didasarkan pada hasil survei yang dilakukan akhir tahun 2015, yang menunjukan sebanyak 96 persen masyarakat menolak kelompok teroris ini.

“Sisa empat persen belum memilih. Pemerintah berupaya agar 4 persen ini, tetap setia pada NKRI dan tidak terbuai rayuan kelompok teroris yang katanya mati saat bom bunuh diri masuk surga. Saya tegaskan, ISIS boleh berkembang diwilayah Timur Tengah. Tapi kalau dia masuk Indonesia, saya hancurkan,”kata Ryamizard disambutaplous peserta.

Menhan Ryamizard berharap, seminar bertema “New Thinking for Strategic Policy in the Field of Security, Stability and Humanities Affairs in Region of Asia Pacific and Oceania” yang menghadirkan para pakar pertahanan dari Eropa, Amerika Serikat, Asia dan Australia ini, akan menghasilkan kesepakatan yang menjamin adanya keamanan dunia.

“Saya yakin jika perang antara batin dan lahir, maka yang menang adalah batin,”ujarnya disambut tepuk tangan.

Pada seminar ini, wakil Indonesia yang jadi pembicara yakni, mantan Menteri Pertahanan RI, Prof Dr Purnomo Yusgiantoro dan mantan Menseskab Dr Andi Wijayanto serta mantan Kasal, Laksamana TNI (Purn) Dr Marsetio.

Selain itu ada juga pembicara dari akademisi dan praktisi.

Rektor Unhan, Letjen TNI Dr. I Wayan Midhio, M.Phil menambahkan, Indonesia International Defense Science Seminar 2017 dengan tujuan menggali pemikiran-pemikiran baru tentang keamanan dan kesejahteraan global.

Letjen I Wayan berharap, kesempatan ini dapat dimanfaatkan pejabat TNI baik dari Kemhan RI, Mabes TNI dan Mabes Polri. Bahkan empat BUMN, yakni PT Pindad, PTDI, PT Inti dan PT LEN menjadikan seminar internasional ini sebagai ajang promosi industri pertahanan.

.

Menteri Ryamizard: Ada Ego Sektoral Musnahkan ISIS

Liputan6.com, Bogor – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyoroti adanya kesan ego sektoral antarlembaga dalam hal pemberantasan teroris. Dia meminta agar ego sektoral tersebut segera dihilangkan.

Ryamizard menjelaskan, terorisme adalah musuh bangsa. Bukan hanya musuh polisi, TNI ataupun suatu golongan saja.

“Ini yang kurang dipahami, ada ego sektoral untuk memusnahkan ISIS, saya enggak sependapat,” kata Ryamizard saat membuka Indonesia International Defense Science Seminar (IIDS) di Hotel Aston, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/07/2017).

Menurut mantan Panglima Kostrad itu, isu terorisme semakin berkembang di dunia, khususnya Indonesia, bahkan dalam setiap forum internasional, masalah terorisme selalu menjadi salah satu pembahasan utama.

“Berkali-kali saya ke negara lain pasti yang dibicarakan masalah teroris,” ucap dia.

Oleh sebab itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat bersama-sama menumpas terorisme, karena terorisme tidak bisa dilakukan secara parsial. “Jadi mari kita bersama-sama. Ini harus diatasi bersama. Di sini masih intruksi ini, itu, masih tidak jelas,” ujar Ryamizard.

Namun demikian, Menhan enggan berkomentar lebih jauh saat ditanya mengenai adanya ego sektoral di tubuh pemerintah. Dia hanya menegaskan agar teroris harus menjadi musuh yang diperangi seluruh bangsa.

“Dari Aceh sampai Papua, di Filipina saya juga ngomong, kita perang melawan ISIS. Jangan pernah takut,” ujar Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu.

Di tempat sama, Pengamat Militer Susaningtyas Kertopati menilai bahwa seminar internasional ini sangat penting guna mewujudkan salah satu program aksi ASEAN Politico-Security Community (APSC).

“Sebagaimana ASEAN Charter, maka di dalam blueprint APSC dimuat berbagai program aksi untuk mewujudkan APSC hingga tahun 2025,” kata tenaga pengajar di Unversitas Pertahanan ini.

Berdasarkan agenda ASEAN Regional Forum Head of Defense Universities and Colleges and Institutions Meeting (ARF HUDCIM), untuk pertama kalinya Unhan menyelenggarakan Indonesia International Defense Science Seminar.

“Sebagai bagian dari komunitas universitas pertahanan pada tataran regional dan global, seminar internasional ini sebagai bagian dari tahapan memperoleh akreditasi internasional guna tercapainya Unhan sebagai World Class Defense University pada tahun 2024,” terang Susaningtyas.

Melalui seminar internasional, lanjut Susaningtyas, hubungan Unhan dengan beberapa universitas pertahanan dari negara lain dapat berjalan lebih erat lagi.

Dalam seminar internasional tersebut turut mengundang beberapa universitas pertahanan dari Amerika, Eropa, Asia, Australia dan Afrika.

.

Menhan: Serangan Malware Ancaman Baru Pertahanan Indonesia

Metrotvnews.com, Bogor: Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebutkan serangan piranti lunak perusak atau malware menjadi ancaman baru yang dapat mengganggu sistem pertahanan Indonesia. Jika dibiarkan, potensinya amat besar mengancam pertahanan Indonesia.

“Perang konvensional berupa adu kekuatan alutsista (alat utama sistem persenjataan) saat ini potensinya kecil. Dunia dan Indonesia sedang dihadapkan pada ancaman malware. Ini baru dan sedang populer,” kata Ryamizard saat menjadi pembicara dalam seminar yang diadakan Universitas Pertahanan, di Bogor, Jawa Barat, Rabu 12 Juli 2017.

Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini mengatakan, serangan baru tersebut juga berpeluang memengaruhi stabilitas keamanan nasional. “Ini menjadi berbahaya ketika menyerang data yang sensitif bagi negara, tentu akan menjadi ancaman bagi pertahanan Indonesia,” ujar dia.

Bahkan, menurut dia, selain mengganggu pertahanan nasional malware juga dapat mengusik kehidupan masyarakat secara langsung.

“Virus jenis ransomware yang baru-baru ini masuk ke Indonesia tujuan utamanya adalah untuk memeras korban. Pekerjaan masyarakat akan terganggu dan bisa jadi menciptakan rasa frustasi di kalangan masyarakat karena
pemerasan yang terjadi. Ini juga perlu diantisipasi,” kata Menhan.

Ia menuturkan perlu ada kolaborasi dari sejumlah negara untuk melawan masuknya piranti lunak perusak ini. “Serangan malware menjadi musuh bersama, makanya harus ada kerja sama dengan banyak negara untuk menghalau serangan siber tersebut,” kata dia.

Unhan menjadi tuan rumah penyelenggaraan seminar internasional ilmu pertahanan yang menghadirkan para pakar dan ilmuwan dari dalam dan luar negeri. Seminar bertajuk Indonesia International Defence Science Seminar (IIDSS) ini berlangsung 12-13 Juli 2017.

“Salah satu topik yang diangkat dalam seminar ini terkait politik kawasan ASEAN dan dinamika pertahanannya,” kata Rektor Unhan Letjen TNI I Wayan Midhio.

Seminar dihadiri sekitar 500 peserta terdiri dari pimpinan perguruan tinggi pertahanan, pakar atau dosen terkait keamanan nasional, mahasiswa Unhan, mahasiswa perguruan tinggi lainnya, lembaga riset dan sejumlah pemikir pertahanan.

Seminar dibagi ke dalam empat bagian, masing-masing pembicara memaparkan materi terkait keamanan dan stabilitas kawasan Asian Tenggara dari sisi ekonomi pertahanan, persoalan kemaritiman, keamanan manusia mencakup kawasan ASEAN, dan kesejahteraan masyarakat global.

“Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan promosi Indonesia dan Unhan dalam forum internasional,” kata Wayan.

Ketua Panitia IIDSS Laksamana Muda TNI Amarulla Octavian berharap seminar berjalan sukses baik secara akademis maupun prestasi. “Tentunya hasil seminar internasional ini dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai topik disertasi,” kata Octavian.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia