TRANSLATE

Menhan Berharap Intelektual Muda Tangkal Paham Radikalisme

Rabu, 24 Mei 2017

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berpendapat bahwa seluruh elemen masyarakat perlu memiliki wawasan kebangsaan yang kuat agar tidak mudah terpengaruh dengan penyebaran ideologi asing, termasuk paham radikalisme.

Hal tersebut dia ungkapkan saat berbicara dalam diskusi panel terkait ketahanan nasional di gedung Urip Sumoharjo, Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2017).

“Diperlukan wawasan kebangsaan yang kuat bagi masyarakat agar tidak terpengaruh dengan ideologi asing,” ujar Ryamizard.

Ryamizard menuturkan, untuk menangkal maraknya penyebaran paham radikalisme, wawasan kebangsaan yang terkandung dalam prinsip nasionalisme dan bela negara harus diimplementasikan oleh masyarakat, khususnya di kalangan intelektual muda.

Menurut Ryamizard, rasa nasionalisme dan kebangsaan di kalangan intelektual muda seharusnya tidak hanya sebatas retorika, namun mengupayakannya melalui kesadaran untuk mengembangkan potensi sumber daya nasional.

Dengan demikian, ketahanan nasional akan tercipta.

“Nasionalisme dan bela negara bukan sekadar retorika tapi harus diimplementasikan oleh seluruh elemen masyarakat khususnya kalangan intelektual muda,” ucapnya.

“Ketahanan nasional akan tercipta jika ada kesadaran untuk mengembangkan potensi sumber daya nasional bagi kepentingan rakyat,” tambahnya.

Dalam diskusi tersebut hadir Ketua umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri) Agum Gumelar, Mantan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan sejumlah pejabat tinggi Kementerian Pertahanan.

 

 

 

.

Keluarga Alumni Lemhanas Gelar Seminar Ketahanan Nasional

Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menjadi pembicara utama acara diskusi panel dalam rangka HUT Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas (IKAL) KRA.25/1992 yang dilakukan di Kementerian Pertahanan. Diskusi ini mengambil tema tentang ‘Analisis Ancaman (Threat Assesment) dalam Kehidupan Nasional Indonesia Perspektif Ketahanan Nasional’.

Pantauan detikcom di gedung Jenderal Urip Sumoharjo, Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat nomor 13-14, Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2017), sekitar pukul 08.08 WIB, Menhan memasuki ruang diskusi. Dalam diskusi ini Menhan menyampaikan topik ‘Konsep dan Realisasi Bela Negara’.

“Diskusi ini adalah momentum yang sangat tepat, sekaligus bagian untuk introspeksi diri, agar Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik kedepan, besar harapan saya apa yang saya sampaikan dapat diimplementasikan, untuk turut berpartisipasi dan membuat sistem pertahanan negara menjadi lebih kuat, dari yang menghadang tujuan nasional untuk menjadikan masyarakat adil, makmur dan sejahtera,” ujarnya.

Keluarga Alumni Lemhanas Gelar Seminar Ketahanan Nasional

 

“Hadirin dan para peserta diskusi semangat nasionalisme adalah upaya mempertahankan kemerdekaan serta menjaga keutuhan karena tugas pertama seluruh rakyat adalah membela negara, ini sebetulnya bela negara ini sudah lama, mreka baru sadar, kita sadar sudah lama, melalui bela negara menyadarkan betapa pentingnya bela negara,” imbuhnya.

Maksud dari diskusi ini adalah menganalisis perkembangan lingkungan strategis hankam untuk kurun waktu 5 tahun ke depan. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengidentifikasi isu kritis yang membahayakan stabilitas keamanan nasional pada khususnya dan ketahanan nasional pada umumnya.

Turut hadir pula Jend (Purn) Agum Gumelar sebagai Ketua Umum IKAL Pusat, dan Ketua IKAL KRA-25/1992 Jenderal pol (Purn) Roesmanhadi.

 

Sumber: detik

 

 

 

.

Menhan Tegaskan LGBT Menjijikan, Tak Sesuai Pancasila

JAKARTA – Fenomena lesbi, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) tidak sesuai dengan sila pertama dalam Pancasila. Agama manapun melarang LGBT.

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menerangkan, kaum Nabi Luth dimusnahkan oleh Tuhan karena perilaku tersebut. Menurutnya perilaku LGBT sangat dibenci Tuhan.

“Kalau bertuhan enggak begitulah. Enggak boleh terjadi, itu menjijikan,” ujar Ryamizard dalam acara diskusi panel tentang Analisis Ancaman dalam Kehidupan Nasional Indonesia Perspektif Ketahanan Nasional (Fokus Aspek Hankam) Rabu (24/5’2017).

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini mengajak semua pihak untuk menyadarkan para perilaku LGBT. Hal ini, kata dia sesuai dengan seruan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu Revolusi Mental.

“Yang begini-begini enggak boleh, ini moral. Ini masuk revolusi. Ini tugas kita bersama menyadarkan mereka,” ucapnya.

 

Sumber: sindo




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia