Panglima TNI : Kawasan Asean Miliki Posisi Penting Bagi Jalur Akses Perdagangan
Sabtu, 20 Mei 2017SIAGAINDONESIA.COM Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan, bahwa kawasan Asean memiliki posisi yang sangat penting sebagai penyedia jalur akses perdagangan. Untuk itu negara-negara di kawasan ASEAN harus mampu menjamin keselamatan dan keamanan bagi komunitas maritim internasional di wilayah perairannya. Hal tersebut disampaikan Panglima TNI dalam pidatonya dihadapan para Panglima Angkatan Bersenjata Wilayah ASEAN pada Forum ke-14 ACDFIM (Asean Chiefs of Defense Forces Informal Meeting) tahun 2017, di Sofitel Philippine Plaza, Manila Filipina, Kamis (18/5/17).
Panglima TNI mengatakan bahwa, pada konteks strategis kawasan Asean dapat dilihat dari isu keamanan maritim semakin penting dalam keamanan global.“Beberapa wilayah strategis, yang rawan dan rentan terhadap keamanan perairan, antara lain Selat Malaka, Laut Sulu dan Laut China Selatan,” kata Panglima TNI.
Panglima TNI menjelaskan bahwa, secara geografis 70 persen wilayah Asean merupakan perairan,untuk itu Indonesia memiliki pandangan bahwa keamanan maritim menjadi salah satu faktor dominan bagi terciptanya stabilitas kawasan Asean.
“Indonesia memandang bahwa keamanan kawasan maritim di Asean harus bebas dari segala ancaman yang dapat membahayakan kedaulatan wilayah nasional serta tetap tegaknya hukum nasional dan hukum internasional,” jelasnya.
Panglima TNI mengatakan, bahwa untuk mendukung terciptanya kawasan Asean yang bebas dari segala ancaman, Indonesia telah melakukan beberapa kerja sama dengan negara di kawasan Asean, seperti melaksanakan patroli terkoordinasi antar negara pantai terkait, dalam rangka pengamanan Selat Malaka. Hasil dari kerja sama ini telah menurunkan tingkat kejahatan, seperti kasus pembajakan dan perompakan (Piracy and Sea Robbery).
“TNI juga mendukung terlaksananya Trilateral Cooperative Arrangement (TCA) dalam mengamankan jalur maritim di wilayah perairan Asean, khususnya di Laut Sulu dan Laut Sulawesi dengan melaksanakan patroli maritim trilateral,” ujarnya.
Panglima TNI juga selaku Ketua Delegasi Indonesia pada Forum ke-14 ACDFIM tahun 2017 menyampaikan, pandangan TNI mengenai topik yang diberikan oleh tuan rumah yakni Keamanan Maritim Dan Penanggulangan Terorisme (Maritime Security And Counter Terrorism).
“mencermati perkembangan lingkungan strategis di kawasan, berbagai tantangan telah muncul tanpa diduga salah satunya adalah aksi terorisme yang telah mengancam banyak negara di hampir seluruh dunia, termasuk kawasan Asean dan Indonesia.
Menurut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bahwa, aksi terorisme yang selama ini terjadi telah meluas ke berbagai bentuk kepentingan, baik aspek ideologi, ekonomi, sosial budaya dan bahkan pertahanan keamanan. “Untuk itu, saya tegaskan bahwa Terorisme Merupakan Musuh Bersama,” katanya.
Panglima TNI menambahkan bahwa dalam upaya penanggulangan terorisme, Indonesia telah melakukan berbagai langkah strategis baik pada skala nasional, regional dan internasional. Pada lingkup nasional, pelibatan TNI pada penanggulangan terorisme dilakukan melalui penempatan personel TNI pada lembaga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), pembentukan dan penyiapan Satuan Gultor TNI AD, TNI AL dan TNI AU, menyelenggarakan Latgab Satgultor TNI, dan Latgab Satgultor TNI dengan Polri.
“Sementara pada tataran regional dan internasional, dilakukan beberapa langkah antara lain, meningkatkan kerja sama Sharing Information/ Intelligence antar negara-negara sahabat, melaksanakan patroli koordinasi dengan negara-negara sahabat; dan Latihan Bersama (Latma) Satgultor TNI dengan negara-negara sahabat,”imbuhnya.
Pada Forum ke-14 ACDFIM tahun 2017 di Manila Filipina, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyarankan beberapa langkah strategis pemberantasan terorisme pada lingkup Asean dan global yaitu, peningkatkan Rasa Saling Percaya (Confidence Building Meassure), Aksi Pencegahan (Preventive Action), Peningkatan Kapasitas Pertahanan (Capacity Building Meassure) dan Peningkatan Kerja Sama Keamanan (Security Enhancement Cooperation).
Sebelum mengakhiri pidatonya Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo berharap, agar segenap Angkatan Bersenjata di Asean dapat wujudkan kawasan yang aman, damai, tenteram dan sejahtera dalam kerangka kemitraan strategis, sehingga dapat memberikan kontribusi yang konstruktif dan signifikan bagi perdamaian dunia. “Hal ini sejalan dengan tema Forum ke-14 ACDFIM tahun 2017, yakni Partnering For Change, Engaging The World,”pungkasnya.
Pada Forum The 14th Asean Chiefs of Defense Forces Informal Meeting ACDFIM tersebut, Panglima TNI didampingi Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono, S.I.P., Kabais TNI Mayjen TNI Hartomo, Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, Waasops Panglima TNI Laksma TNI Nurhidayat dan Kapuskersin TNI Laksma TNI Tatit Eko Witjaksono.
.
Panglima TNI: Asean Harus Menjamin Keselamatan Komunitas Maritim Internasional
jpnn.com, MANILA – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan kawasan Asean memiliki posisi yang sangat penting sebagai penyedia jalur akses perdagangan. Untuk itu, negara-negara di kawasanASEAN harus mampu menjamin keselamatan dan keamanan bagi komunitas maritim internasional di wilayah perairannya.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI dalam pidatonya di hadapan para Panglima Angkatan Bersenjata Wilayah ASEAN pada Forum ke-14 ACDFIM (Asean Chiefs of Defense Forces Informal Meeting) tahun 2017, di Sofitel Philippine Plaza, Manila, Filipina, Kamis (18/5/2017).
Pada Forum The 14th Asean Chiefs of Defense Forces Informal Meeting ACDFIM tersebut, Panglima TNI didampingi Asintel Panglima TNI Mayjen TNIBenny Indra Pujihastono, Kabais TNI Mayjen TNI Hartomo, Kapuspen TNIMayjen TNI Wuryanto, Waasops Panglima TNI Laksma TNI Nurhidayat dan Kapuskersin TNI Laksma TNI Tatit Eko Witjaksono.
Lebih lanjut, Panglima TNI mengatakan pada konteks strategis kawasan Asean dapat dilihat dari isu keamanan maritim semakin penting dalam keamanan global. “Beberapa wilayah strategis, yang rawan dan rentan terhadap keamanan perairan, antara lain Selat Malaka, Laut Sulu dan Laut China Selatan,” katanya.
Lebih lanjut, Panglima TNI juga menyampaikan bahwa secara geografis 70 persen wilayah Asean merupakan perairan. Untuk itu, Indonesia memiliki pandangan bahwa keamanan maritim menjadi salah satu faktor dominan bagi terciptanya stabilitas kawasan Asean.
“Indonesia memandang bahwa keamanan kawasan maritim di Asean harus bebas dari segala ancaman yang dapat membahayakan kedaulatan wilayah nasional serta tetap tegaknya hukum nasional dan hukum internasional,” jelasnya.
Panglima TNI mengatakan bahwa, untuk mendukung terciptanya kawasan Asean yang bebas dari segala ancaman, Indonesia telah melakukan beberapa kerja sama dengan negara di kawasan Asean, seperti melaksanakan patroli terkoordinasi antar negara pantai terkait, dalam rangka pengamanan Selat Malaka. Hasil dari kerja sama ini telah menurunkan tingkat kejahatan, seperti kasus pembajakan dan perompakan (Piracy and Sea Robbery).
“TNI juga mendukung terlaksananya Trilateral Cooperative Arrangement (TCA) dalam mengamankan jalur maritim di wilayah perairan Asean, khususnya di Laut Sulu dan Laut Sulawesi dengan melaksanakan patroli maritim trilateral,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Panglima TNI selaku Ketua Delegasi Indonesia pada Forum ke-14 ACDFIM tahun 2017 juga menyampaikan pandangan TNI mengenai topik yang diberikan oleh tuan rumah, yakni Keamanan Maritim dan Penanggulangan Terorisme (Maritime Security And Counter Terrorism). Menurutnya, mencermati perkembangan lingkungan strategis di kawasan, berbagai tantangan telah muncul tanpa diduga salah satunya adalah aksi terorisme yang telah mengancam banyak negara di hampir seluruh dunia, termasuk kawasan Asean dan Indonesia.
Menurut Jenderal Gatot, aksi terorisme yang selama ini terjadi telah meluas ke berbagai bentuk kepentingan, baik aspek ideologi, ekonomi, sosial budaya dan bahkan pertahanan keamanan. “Untuk itu, saya tegaskan bahwa Terorisme Merupakan Musuh Bersama,” katanya.
Panglima TNI menambahkan bahwa dalam upaya penanggulangan terorisme, Indonesia telah melakukan berbagai langkah strategis baik pada skala nasional, regional dan internasional. Pada lingkup nasional, pelibatan TNI pada penanggulangan terorisme dilakukan melalui penempatan personel TNI pada lembaga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), pembentukan dan penyiapan Satuan Gultor TNI AD, TNI AL dan TNI AU, menyelenggarakan Latgab Satgultor TNI, dan Latgab Satgultor TNI dengan Polri.
Sementara pada tataran regional dan internasional, dilakukan beberapa langkah antara lain, meningkatkan kerja sama Sharing Information/ Intelligence antar negara-negara sahabat, melaksanakan patroli koordinasi dengan negara-negara sahabat; dan Latihan Bersama (Latma) Satgultor TNI dengan negara-negara sahabat.
Pada Forum ke-14 ACDFIM tahun 2017 di Manila Filipina, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyarankan beberapa langkah strategis pemberantasan terorisme pada lingkup Asean dan global. Yaitu peningkatkan Rasa Saling Percaya (Confidence Building Meassure), Aksi Pencegahan (Preventive Action), Peningkatan Kapasitas Pertahanan (Capacity Building Meassure) dan Peningkatan Kerja Sama Keamanan (Security Enhancement Cooperation).
Sebelum mengakhiri pidatonya, Panglima TNI berharap agar segenap Angkatan Bersenjata di Asean dapat mewujudkan kawasan yang aman, damai, tenteram dan sejahtera dalam kerangka kemitraan strategis, sehingga dapat memberikan kontribusi yang konstruktif dan signifikan bagi perdamaian dunia. “Hal ini sejalan dengan tema Forum ke-14 ACDFIM tahun 2017, yakni Partnering For Change, Engaging The World,” ucapnya seperti dilansir dalam siaran pers Puspen TNI.