PT PAL Lepas Kapal Perang Kedua Pesanan Filipina, Ini Penampakannya
Rabu, 3 Mei 2017Jakarta – PT PAL (Persero) melepas (sail away) kapal perang kedua pesanan Filipina. Pelepasan dilakukan oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, di dermaga sisi timur, Divisi Kapal Niaga, Ujung Surabaya.
“Kita patut bangga PT PAL dipilih untuk melakukan pembuatan kapal. Ini adalah bukti betapa erat hubungan kedua negara. Hubungan ini berlandaskan saling hormat dan percaya. Kepercayaan ini merupakan kehormatan dan kita jawab dengan hasil yang memuaskan,” ujar Ryamizard, usai melepas kapal perang kedua pesanan Filipina, Selasa (2/5/2017).
Untuk selanjutnya, kata Ryamizard, kerja sama antar kedua negara akan terus ditingkatkan. Dengan hasil ini, Ryamizard meminta agar PT PAL terus meningkatkan kinerjanya agar terus dipercaya, tidak hanya oleh Filipina saja, tetapi oleh negara-negara lain.
“Harus kerja keras dan profesional,” tandas Ryamizard.
Foto: Imam Wahyudiyanta
|
Sementara itu, Under Secretary for Defence Policy Philipines, Ricardo David Jr, mengucapkan terima kasih kepada PT PAL yang telah membangun kapal untuk Filipina. Kapal perang kedua pesanan Filipina tersebut merupakan bagian dari modernisasi sistem persenjataan Filipina.
“Kami akan terus memodernisasi sistem persenjataan kami hingga 2022. Kapal yang kami pesan ini kami gunakan untuk patroli di Filipina barat dan keamanan di perbatasan,” kata Ricardo.
Pelepasan dilakukan Ryamizard yang didampingi Ricardo dengan melepas tali kapal. Kapal perang kedua pesanan Filipina ini merupakan kapal Landing Platform Dock (LPD) jenis Strategic Sealift Vessel (SSV). SSV ini dinamai Barko ng Republika ng Pilipinas (BRP) Davao Del Sur. Nama kapal ini diambil dari nama provinsi tempat kelahiran Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.
Meski berplatform LPD, namun SSV pesanan Filipina ini juga dilengkapi dengan persenjataan canggih. Kapal ini bisa didarati oleh tiga helkopter ditambah fasilitas hanggar. SSV ini juga bisa mengangkut 2 unit kapal Landing Craft Utility (LCU) dan berbagai macam kendaraan tempur dari truk militer hingga Amphibious Assault Vehicle (AAV).
Foto: Imam Wahyudiyanta
|
Dengan draft kapal sepanjang 5 meter, SSV kedua ini mampu menjangkau perairan dangkal sehingga bisa difungsikan sebagai rumah sakit terapung dan pengakutan bantuan/logistik ketika ada bencana.
Kapal SSV pertama pesanan Filipina telah dilepas pada 18 Januari 2016 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kapal pesanan Filipina pertama itu dinamai BRP Tarlac yang namanya diambil dari provinsi kelahiran Presiden Filipina sebelumnya Benigno Aquino.
Sumber: https://finance.detik.com
.
Menhan Sebut Beberapa Negara Tertarik Kapal Perang Buatan Indonesia
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengakui sejumlah negara tertarik dengan produk perang buatan Indonesia. Salah satunya adalah kapal perang buatan PT PAL Indonesia karena terbukti mampu menyelesaikan bangunan kapal secara profesional.
“Kalau untuk kapal perang masih ke beberapa negara yang selama ini ada, seperti Filipina. Namun, untuk senjata dan segala macam ada juga ke negara-negara Arab,” kata Ryamizard, usai melepas ekspor kapal perang kedua buatan PT PAL Indonesia ke Manila, Filipina di Dermaga Sisi Timur, Divisi Kapal Niaga, Ujung Surabaya, Selasa (2/5).
Dalam pelepasan kapal perang kedua itu, Ryamizard mengaku, bangsa ini patut berbangga karena PT PAL Indonesia mampu melakukan ekspor kedua kalinya untuk jenis kapal perang. Hal itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia mampu menyelesaikan pesanan secara tepat waktu.
“Selesainya kapal perang kedua ini akan mempererat hubungan kerja sama dan pertahanan antara Filipina dan Indonesia, dan menjadi bukti betapa eratnya hubungan kedua negara,” katanya.
Ke depan, Ryamizard berharap agar hubungan kedua negara terus ditingkatkan, dan mengapresiasi pemerintah Filipina atas kepercayaanya dalam kerja sama membangun matra laut.
Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh mengatakan selesainya pengerjaan kapal perang kedua pesanan Filipina ini diawali dari kemenangan tender internasional senilai Rp1 triliun, dan mengalahkan beberapa negara pesaing. Budiman mengatakan, PT PAL Indonesia unggul dalam tender itu karena menang dalam desain kapal, harga, dan yang terpenting adalah proses waktu pengerjaan kapal.
“Kerja keras PT PAL Indonesia telah membuahkan hasil dengan mengharumkan nama bangsa dalam Kemandirian Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), dan sebagai BUMN bidang perkapalan kami berusaha turut meningkatkan pertumbuhan perekonomian bangsa,” katanya.
Sementara itu, spesifikasi kapal ekspor kedua ini tidak jauh berbeda dengan kapal perang pertama, yakni memiliki panjang 123 meter dan lebar 21 meter, dan dapat digunakan untuk operasi militer dalam penanggulangan ganguan keamanan dan ketentraman di wilayah territorial Filipina. Kapal juga mampu menampung 621 penumpang, dan bertahan di lautan selama 30 hari dengan bobot maksimal 7.200 Ton, serta memiliki kecepatan 16 knots dengan mesin pendorong 2 X 2,920 kW.
Selain itu, kapal juga mampu menampung tank, kendaraan tempur, mobil tumah sakit, hingga kapal patroli dan transporter, dan merupakan kapal hasil inovasi dari produksi kapal Landing Platform Dock (LPD) alih teknologi dengan Korea Selatan.
.
Menhan lepas ekspor kapal perang kedua buatan PT PAL
Surabaya (ANTARA News) – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengakui sejumlah negara tertarik dengan produk perang buatan bangsa Indonesia, salah satunya adalah kapal perang buatan PT PAL Indonesia, karena terbukti mampu menyelesaikan bangunan kapal secara profesional.
“Kalau untuk kapal perang masih ke beberapa negara yang selama ini ada, seperti Filipina. Namun untuk senjata dan segala macam ada juga ke negara-negara Arab,” kata Ryamizard, usai melepas ekspor kapal perang kedua buatan PT PAL Indonesia ke Manila, Filipina di Dermaga Sisi Timur, Divisi Kapal Niaga, Ujung Surabaya, Selasa.
Pada pelepasan kapal perang kedua itu, Ryamizard mengaku, bangsa ini patut berbangga karena PT PAL Indonesia mampu melakukan ekspor kedua kalinya untuk jenis kapal perang, dan hal itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia mampu menyelesaikan pesanan secara tepat waktu.
“Selesainya kapal perang kedua ini akan mempererat hubungan kerja sama dan pertahanan antara Filipina dan Indonesia, dan menjadi bukti betapa eratnya hubungan kedua negara,” katanya.
Ke depan, Ryamizard berharap agar hubungan kedua negara terus ditingkatkan, dan mengapresiasi pemerintah Filipina atas kepercayaanya dalam kerja sama membangun matra laut.
Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh mengatakan selesainya pengerjaan kapal perang kedua pesanan Filipina ini diawali dari kemenangan tender internasional senilai Rp1 triliun, dan mengalahkan beberapa negara pesaing.
Budiman mengatakan, PT PAL Indonesia unggul dalam tender itu karena menang dalam desain kapal, harga, dan yang terpenting adalah proses waktu pengerjaan kapal.
“Kerja keras PT PAL Indonesia telah membuahkan hasil dengan mengharumkan nama bangsa dalam Kemandirian Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista), dan sebagai BUMN bidang perkapalan kami berusaha turut meningkatkan pertumbuhan perekonomian bangsa,” katanya.
Sementara itu, spesifikasi kapal ekspor kedua ini tidak jauh berbeda dengan kapal perang pertama, yakni memiliki panjang 123 meter dan lebar 21 meter, dan dapat digunakan untuk operasi militer dalam penanggulangan ganguan keamanan dan ketentraman di wilayah territorial Filipina.
Kapal juga mampu menampung 621 penumpang, dan bertahan di lautan selama 30 hari dengan bobot maksimal 7.200 Ton, serta memiliki kecepatan 16 knots dengan mesin pendorong 2 X 2,920 kW.
Selain itu, kapal juga mampu menampung tank, kendaraan tempur, mobil tumah sakit, hingga kapal patroli dan transporter, dan merupakan kapal hasil inovasi dari produksi kapal “Landing Platform Dock (LPD) alih teknologi dengan Korea Selatan.