TRANSLATE

Menhan Akan Melepas Kapal Perang Buatan Indonesia untuk Filipina

Selasa, 2 Mei 2017

RILIS.ID, Surabaya— Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dijadwalkan memberangkatkan ekspor kapal perang kedua buatan PT PAL Indonesia ke Manila, Filipina, Selasa (2/5/2017) di Dermaga Sisi Timur, Divisi Kapal Niaga, Ujung Surabaya.

Manajer Humas PT PAL Indonesia Bayu Witjaksono di Surabaya, Senin (1/5/2017), mengatakan pemberangkatan awal dijadwalkan pada pertengahan April 2017, namun karena menyesuaikan jadwal sejumlah pejabat diputuskan pada awal Mei 2017.

Meski demikian, kata Bayu, PT PAL Indonesia masih memenuhi unsur ketepatan waktu pengiriman, sebab batas waktu pengiriman kapal pesanan angkatan laut Filipina tersebut masih bulan Juni 2017.

“Ketepatan waktu pengerjaan dan pengiriman menjadi catatan tersendiri dan merupakan nilai tambah yang ditawarkan PT PAL Indonesia kepada negara pemesan,” katanya.

Ia mengatakan, selain dihadiri Menhan Ryamizard Ryacudu pemberangkatan juga akan dihadiri wakil menteri pertahanan Filipina beserta jajaran pejabat angkatan laut negara tersebut.

Sebelumnya, Filipina memesan dua unit kapal perang Landing Platform Dock (LPD) jenis Strategic Sealift Vessel (SSV) yang dilengkapi persenjataan canggih dan pendaratan tiga helikopter ditambah fasilitas hanggar.

SSV-2 memiliki kemampuan mengangkut 2 unit kapal landing craft utility (LCU) ditambah berbagai macam kendaraan tempur dari truk militer hingga Amphibious Assault Vehicle (AAV).

Dengan memiliki draft kapal 5 meter, pesanan kedua kapal perang ini mampu menjangkau hingga ke perairan dangkal serta dapat difungsikan sebagai rumah sakit apung dan SAR ketika sedang terjadi bencana.

Kapal perang pesanan kedua ini dinamai Davao Del Sur yang diambil dari nama provinsi kelahiran Presiden Filipina Rodrigo Duterte, sedangkan kapal pertama dinamai ‘Tarlac’ yang merupakan provinsi kelahiran Presiden Filipina sebelumnya Benigno Simeon Aquino.

Secara umum, penyelesaian kapal bernomor lambung 602 tersebut lebih cepat dibandingkan proses pesanan pertama yang membutuhkan waktu sekitar dua tahun.

Pesanan pertama diluncurkan 18 Januari 2016 dan tiba di Manila pada Jumat 13 Mei 2016 pukul 22.30 waktu setempat atau tepat batas waktu pengiriman, sedangkan kapal pesanan kedua dijadwalkan akan tiba di Manila pada Senin 8 Mei 2017.

.

PT PAL Kirim Kapal Perang Pesanan Filipina

SURABAYA, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacududijadwalkan memberangkatkan ekspor kapal perang kedua buatan PT PAL Indonesia ke Manila, Filipina, Selasa (2/5/2017) di Dermaga Sisi Timur, Divisi Kapal Niaga, Ujung Surabaya.

Manajer Humas PT PAL Indonesia Bayu Witjaksono mengatakan pemberangkatan awal dijadwalkan pada pertengahan April 2017. Namun karena harus menyesuaikan jadwal sejumlah pejabat, pengiriman diputuskan pada awal Mei 2017.

Meski demikian, kata Bayu, PT PAL Indonesia masih memenuhi unsur ketepatan waktu pengiriman, sebab batas waktu pengiriman kapal pesanan angkatan laut Filipina tersebut masih bulan Juni 2017.

“Ketepatan waktu pengerjaan dan pengiriman menjadi catatan tersendiri dan merupakan nilai tambah yang ditawarkan PT PAL Indonesia kepada negara pemesan,” katanya, Senin (1/5/2017).

Selain dihadiri Menhan Ryamizard Ryacudu pemberangkatan kapal juga akan dihadiri wakil menteri pertahanan Filipina beserta jajaran pejabat angkatan laut negara tersebut.

Sebelumnya, Filipina memesan dua unit kapal perang “Landing Platform Dock” (LPD) jenis “Strategic Sealift Vessel” (SSV) yang dilengkapi persenjataan canggih dan pendaratan tiga helikopter ditambah fasilitas hanggar.

SSV-2 memiliki kemampuan mengangkut 2 unit kapal “landing craft utility” (LCU) ditambah berbagai macam kendaraan tempur dari truk militer hingga Amphibious Assault Vehicle (AAV).

Dengan memiliki draft kapal 5 meter, pesanan kedua kapal perang ini mampu menjangkau hingga ke perairan dangkal serta dapat difungsikan sebagai rumah sakit apung dan SAR ketika sedang terjadi bencana.

Kapal perang pesanan kedua ini dinamai “Davao Del Sur” yang diambil dari nama provinsi kelahiran Presiden Filipina Rodrigo Duterte, sedangkan kapal pertama dinamai ‘Tarlac’ yang merupakan provinsi kelahiran Presiden Filipina sebelumnya Benigno Simeon Aquino.

Secara umum, penyelesaian kapal bernomor lambung 602 tersebut lebih cepat dibandingkan proses pesanan pertama yang membutuhkan waktu sekitar dua tahun.

Pesanan pertama diluncurkan 18 Januari 2016 dan tiba di Manila pada Jumat 13 Mei 2016 pukul 22.30 waktu setempat atau tepat batas waktu pengiriman, sedangkan kapal pesanan kedua dijadwalkan akan tiba di Manila pada Senin 8 Mei 2017.

.

PT PAL Kirim Lagi Kapal Perang Pesanan Filipina, Ini Spesifikasinya

BANJARMASINPOST.CO.ID, SURABAYA – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dijadwalkan memberangkatkan ekspor kapal perang kedua buatan PT PAL Indonesia ke Manila, Filipina, Selasa (2/5) di Dermaga Sisi Timur, Divisi Kapal Niaga, Ujung Surabaya.

Manajer Humas PT PAL Indonesia Bayu Witjaksono mengatakan pemberangkatan awal dijadwalkan pada pertengahan April 2017, namun karena menyesuaikan jadwal sejumlah pejabat diputuskan pada awal Mei 2017.

Meski demikian, kata Bayu, PT PAL Indonesia masih memenuhi unsur ketepatan waktu pengiriman, sebab batas waktu pengiriman kapal pesanan angkatan laut Filipina tersebut masih bulan Juni 2017.

“Ketepatan waktu pengerjaan dan pengiriman menjadi catatan tersendiri dan merupakan nilai tambah yang ditawarkan PT PAL Indonesia kepada negara pemesan,” katanya, Sebub (1/5).

Ia mengatakan, selain dihadiri Menhan Ryamizard Ryacudu pemberangkatan juga akan dihadiri wakil menteri pertahananFilipina beserta jajaran pejabat angkatan laut negara tersebut.

Sebelumnya, Filipina memesan dua unit kapal perang “Landing Platform Dock” (LPD) jenis “Strategic Sealift Vessel” (SSV) yang dilengkapi persenjataan canggih dan pendaratan tiga helikopter ditambah fasilitas hanggar.

SSV-2 memiliki kemampuan mengangkut 2 unit kapal “landing craft utility” (LCU) ditambah berbagai macam kendaraan tempur dari truk militer hingga Amphibious Assault Vehicle (AAV).

Dengan memiliki draft kapal 5 meter, pesanan kedua kapal perang ini mampu menjangkau hingga ke perairan dangkal serta dapat difungsikan sebagai rumah sakit apung dan SAR ketika sedang terjadi bencana.

Kapal perang pesanan kedua ini dinamai “Davao Del Sur” yang diambil dari nama provinsi kelahiran Presiden Filipina Rodrigo Duterte, sedangkan kapal pertama dinamai ‘Tarlac’ yang merupakan provinsi kelahiran Presiden Filipina sebelumnya Benigno Simeon Aquino.

Secara umum, penyelesaian kapal bernomor lambung 602 tersebut lebih cepat dibandingkan proses pesanan pertama yang membutuhkan waktu sekitar dua tahun.

Pesanan pertama diluncurkan 18 Januari 2016 dan tiba di Manila pada Jumat 13 Mei 2016 pukul 22.30 waktu setempat atau tepat batas waktu pengiriman, sedangkan kapal pesanan kedua dijadwalkan akan tiba di Manila pada Senin 8 Mei 2017.

.

PAL Bidik Pasar Kapal Perang Asing

jpnn.com, JAKARTA – PT PAL Indonesia fokus menggarap pasar kapalkombatan (combatant ship) atau kapal perang bersenjata.

Bukan hanya di dalam negeri, potensi pasar kapal tersebut juga besar di luar negeri. Misalnya, di Asia Tenggara dan negara-negara di Afrika.

Direktur Utama PT PAL Budiman Saleh menyatakan, pihaknya pada dasarnya masih memiliki potensi pasar yang besar di dalam negeri dan luar negeri.

Di dalam negeri, potensi itu didukung adanya UU 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan yang bisa membantu memenuhi kebutuhan peralatan pertahanan dan keamanan, terutama kapal perang.

Kementerian Pertahanan pun bertugas mempromosikan produk domestik untuk pasar luar negeri.

’’Juga, bersama TNI-AL meyakinkan customer dalam dan luar negeri. Komunitas angkatan laut punya counterpart di luar negeri. Itu bisa mempromosikan PT PAL,’’ katanya beberapa waktu lalu.

PT PAL telah memproduksi kapal LPD 125 meter pada 2011.

Terbaru, mereka telah mengembangkannya menjadi Strategic Sealift Vessel (SSV) 123 meter dan LPD 124 meter.

Kontrak pembangunan LPD 124 meter dengan TNI-AL dilakukan pada Januari 2017.

Sebelumnya, PT PAL mengembangkan produk kapal niaga di pasar internasional.

Adapun pengembangan pasar kapal perang dimulai lewat pengadaan kapalSSV untuk pemerintah Filipina.

’’Ini bisa jadi tonggak untuk pijakan ke depan. PT PAL fokus di lini production sesuai hakikat perusahaan,’’ papar Budiman.

Tahun ini, pihaknya tetap fokus menggarap pasar kapal kombatan.

Komposisi kapal perang diproyeksikan berkontribusi 80 persen.

Sisanya, sebanyak 20 persen difokuskan untuk pemeliharaan, perbaikan, dan general engineering.

Selain fokus pada pemenuhan kebutuhan TNI-AL, pihaknya membidik potensi dari negara tetangga.

’’Seperti Malaysia, tertarik dengan jenis LPD. Mereka menyebutnya dengankapal multi-role support vessel,’’ tambah Direktur Pembangunan Kapal PT PAL Turitan Indaryo.

Namun, untuk memproduksi kapal perang, sebagian besar komponen didatangkan dari luar negeri seperti mesin dan radar.

Sementara itu, platform kapal sudah bisa diproduksi di dalam negeri.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia