TRANSLATE

Kasau Harapkan TNI AU Bebas dari Korupsi

Senin, 10 April 2017

Jakarta – Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengharapkan TNI AU bisa bebas dari tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara.

“TNI AU harus bebas korupsi dan bermartabat, yang dirangkum dalam aspek perencanaan. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Transparan, akuntabel, dan disesuaikan dengan aturan yang berlaku,” kata KSAU dalam amanatnya saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan HUT Ke-71 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu.

Dengan akuntabilitas tersebut alutsista TNI AU akan mampu digunakan dengan optimal sehingga menjadi pelopor dalam mewujudkan pemerintaah bersih.

Hadi menyatakan TNI AU akan menghadirkan semangat dan menjaga kedaulatan negara dari segala bentuk ancaman yang berasal dari ruang udara demi memberi rasa aman kepada masyarakat.

“Teknik pertahanan adalah yang pertama, tahap utamanya membangun jiwa. Jiwa bukan hanya pintar, namun juga bertindak ksatria yang selalu bertindak sesuai kode etik sapta marga. Di samping itu faktor keselamatan kerja juga menjadi tolok ukur. Menghadirkan negara untuk memberi semangat bangsa, harus mengacu pada bentuk ancaman memberikan rasa aman karena ruang udara dijaga,” ujarnya.

Saat ini, kata mantan Irjen Kemhan ini, TNI AU terus melakukan modernisasi persenjataan yang dimilikinya. Namun, modernisasi persenjataan akan sia-sia kalau tidak diawaki oleh prajurit yang tidak profesional dan loyal. Dia juga menyatakan dalam membangun kedaulatan negara perlu dukungan dari rakyat.

Hadi juga menyampaikan rasa hormatnya kepada para senior yang telah meletakkan landasan kokoh bagi TNI AU.

“Menjaga kedaulatan negara dan kelangsungan hidup suatu bangsa perlu ikut berperan aktif dengan mendukung tol udara serta bersama rakyat aspek ketahanan. Membangun angkatan udara yang modern juga butuh dana besar dan butuh bantuan politik. Sebelum mengakhiri, saya ingin menyampaikan rasa hormat dan bangga pada para sesepuh, senior, pelopor yang meletakkan landasan kokoh bagi TNI AU,” kata Hadi.

“Semoga bersama TNI AU ke depan akan lebih siap menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI yang kita cintai dan kita banggakan,” ujarnya.

Pada peringatan HUT tersebut, TNI Angkatan Udara unjuk kekuatan dengan mengerahkan 132 pesawat tempur dan angkut berbagai jenis di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu.

Berbagai kegiatan seperti parade, defile, demo udara dan demo darat melibatkan beberapa unsur kekuatan TNI Angkatan Udara.

Berbagai kegiatan tersebut melibatkan personel sekitar 1600 orang dan 132 pesawat, yang terdiri dari pesawat Sukhoi 27/30, F-16, T-50i, Hawk 109/209, EMB-314, Boeing, C-130 Hercules, CN-295/235/235 MPA, EC-120 B, NAAS 332/ SA -330/C-725, Grob G-120 TP, KT-1 Woong Bee, T-41 Cessna, dan UAV. Dalam demo udara digelar “fly pass” pesawat latih, fly pass pesawat helikopter, fly pass pesawat angkut, fly pass pesawat tempur, maupun penampilan aerobatik udara Jupiter Aerobatic Team.

Selain itu juga ditampilkan pertempuran udara pesawat Sukhoi dengan F-16, manuver Bomb Burst, Hi Speed Pass F-16 dan Sukhoi menggunakan flare, simulasi serangan udara langsung (SUL), demo SAR Tempur, simulasi bantuan tembakan udara (BTU) serta terjun payung operasi perebutan dan pengendlian pangkalan udara (OP3U).

Sedang kegiatan demo darat meliputi demo pembebasan sandera (Basra) yang melibatkan 90 personel Satuan Detasemen Bravo (Satbravo 90) yang didukung dengan menggunakan dua helikopter SA-330/NAS-332 serta penampilan Drumband Taruna AAU.

Sumber: http://www.beritasatu.com/

.

Ribuan Warga Padati Halim Nonton Atraksi Udara TNI AU

Bisnis.com, JAKARTA – Ribuan warga Jakarta dan sekitarnya memadati Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu, untuk menyaksikan secara langsung Peringatan HUT Ke-71 TNI Angkatan Udara, yang dipenuhi acara demo udara dan demo darat.

Bahkan, kemacetan terjadi di kawasan Lanud Halim Perdanakusuma, dimana pada hari biasanya tidak pernah terjadi macet.

Kemacetan baik saat kedatangan ke Halim maupun kepulangan dari Halim lantaran banyak warga dari Jakarta dan sekitarnya yang membawa kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat.

Teriknya matahari tidak membuat warga bergeming untuk menyaksikan aksi yang dilakukan oleh prajurit TNI AU, baik atraksi udara maupun atraksi bela diri.

Salah satu warga dari Bekasi, Fauzi (39), mengaku rela bermacet-macet untuk dapat menyaksikan atraksi udara oleh penerbang tempur TNI AU.

“Saya ingin anak saya melihat langsung atraksi udara yang dipertontonkan oleh prajurit TNI AU. Ini sangat bagus sekali,” katanya yang membawa kedua anaknya.

Pesawat tempur TNI AU, kata dia, sudah cukup mumpuni sehingga diharapkan ke depannya alutsista TNI AU lebih canggih lagi.

“Dalam perayaan HUT Ke-71 TNI AU ini kita ingin tampilkan yang terbaik,” kata Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Menurut dia, sebanyak 132 pesawat dari berbagai jenis dan 4.500 personil diterjunkan dalam peringatan HUT TNI AU ini.

Pesawat yang terlibat dalam peringatan HUT TNI AU itu, yakni pesawat UAV, pesawat T-41 Cessna, pesawat EC-120 B, pesawat NAAS 332/ SA -330/C-725, pesawat C-130 Hercules, pesawat CN-295/235/235 MPA, pesawat F-16, pesawat T-50i, pesawat Hawk 109/209, pesawat Sukhoi 27/30, pesawat EMB-314, pesawat Grob G-120 TP, dan pesawat KT-1 Woong Bee.

Sedangkan kegiatan demo darat melibatkan Drum band Pasca Lokananta taruna AAU, Detasemen Bravo 90 Korpaskhas dan pesawat helikopter Puma/Super Puma.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Jemi Trisonjaya, mengatakan kegiatan diawali dengan penerbangan banner, trike dan paramotor yang dilanjutkan dengan upacara.

Selesai upacara Paskhasau melaksanakan demo Pembebasan Sandera (Basra), dilanjutkan dengan “fly pass” pesawat latih, display Jupiter Aerobatic Team, “fly pass” pesawat helikopter, “fly pass” pesawat angkut, “fly pass” pesawat tempur, Air to Air fight Sukhoi vs F-16, simulasi serangan udara langsung (SUL).

.

TNI AU: Modernisasi Alutsista Tak Boleh Ditawar

Liputan6.com, Jakarta – Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Jemi Trisonjaya mengatakan, modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU seperti kebutuhan pesawat tempur yang mumpuni, merupakan hal yang tidak boleh ditawar lagi.

“Bila mencermati dinamika perkembangan lingkungan strategis lima tahun ke depan, maka diprediksi tantangan yang dihadapi TNI AU sebagai komponen pertahanan udara nasional, akan makin kompleks,” ucap Jemi di Jakarta, Minggu, 9 April 2017, seperti dikutip dariAntara.

Dalam lima tahun terakhir dan kecenderungan lima tahun ke depan, di mana negara-negara di kawasan telah melakukan serangkaian modernisasi alutsista udara.

Kebijakan Kementerian Pertahanan (kemenhan) untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan TNI AU hingga mencapai kondisi Minimum Esential Force (MEF) sudah sangat tepat.

Beberapa fokus kebijakan yang menjadi prioritas adalah meningkatkan profesionalisme personel, modernisasi Alutsista/Non Alutsista/Sarpras matra udara dan pengamanan wilayah perbatasan dan pulau terdepan (terluar).

Untuk pembangunan Rencana Strategis (Renstra) tahap I (2009-2014) TNI AU sudah menyelesaiakan modernisasi alutsista hingga 48 persen, beberapa alutsista canggih sudah didatangkan seperti pesawat tempur Sukhoi, F-16, T-50i dan EMB-314 Super Tucano, pesawat angkut C-130 Hercules dan CN-295, helikopter maupun radar dan rudal.

Untuk peningkatan profesionalisme personel, program kegiatanya meliputi latihan matra udara, pembangunan sarana-prasarana, kesejahteraan prajurit serta penggunaan kekuatan pertahanan matra udara, baik untuk tujuan kegiatan Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Pada Renstra tahap II (2014-2019), TNI Angkatan Udara melakukan penambahan satu Skadron tempur pesawat F-16 (Skadron 16) yang telah digelar di Lanud Rusmin Nurjadin Pekan Baru, serta memodernisasi Alutsista pengganti pesawat tempur F-5 Tiger.

“Saat ini baru terpenuhi 40 persen dari MEF II,” kata Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto usai gladi bersih HUT Ke-71 TNI AU.

Beberapa yang menonjol dari yang 40 persen itu adalah tahap akhir dari pengadaan pesawat tempur F-16 Block 52ID bekas pakai Angkatan Udara Pengawal Nasional Amerika Serikat (AS) yang telah ditingkatkan kemampuannya.

Total Unit

Secara total, Indonesia memesan 24 unit dan masih menyisa lima unit lagi, yang akan tiba dalam waktu dekat. Semuanya ditempatkan di dalam Skadron Udara 16 TNI AU, di Pangkalan Udara Utama Roesmin Noerjadin, Pekanbaru, Riau.

Pembentukan dan pengoperasian Skadron Udara 16 TNI AU ini sesuai dengan Perencanaan Strategis II, yang di dalamnya juga termasuk pengadaan pengganti F-5E/F Tiger II yang hampir satu tahun tidak terbang.

“Kita sudah mengajukan ke Kemhan untuk pengganti F-5E/F Tiger II,” kata mantan Irjen Kemhan ini.

Hadi mengatakan, pesawat tempur generasi 4,5 yang telah diajukan menjadi pengganti pesawat F-5E/F Tiger II Skadron Udara 14, Lanud Iswahjudi, Madiun. Namun, dirinya tidak menyebutkan pesawat apa, karena TNI AU hanya menyerahkan spesifikasi teknis saja.

“TNI AU tidak menyebutkan merek, namun hanya menyerahkan spesifikasi teknis saja yang kemudian dilengkapi dengan operational requirements (Opreq) oleh Mabes TNI. Setelah itu diajukan kepada Kementerian Pertahanan. Kebijakan pengembangan kekuatan ada di Kementerian Pertahanan, TNI AU hanya sebagai pengguna,” tuturnya di suatu kesempatan.

Di samping itu, pada tahap ini, TNI AU juga menambah empat unit armada pesawat terbang tanpa awak (UAV) untuk operasi pemantauan perbatasan yang dipusatkan di Skadron Udara 51, Lanud Supadio, Pontianak.

TNI AU juga berencana menambah pesawat Combat SAR/amphibi/surveillance sebanyak 3 unit, Radar GCI (Groun Controll Interseption) sebanyak 4 unit, Rudal jarak sedang sebanyak 2 Satbak, peralatan AEW dua paket, Helikopter angkut kelas berat tiga unit, satu pesawat jet tanker dual system, satu pesawat angkut berat sekelas C-17 atau A-400M buatan Perancis, dan enam helikopter EC-725 cougar.

Selain penambahan berbagai jenis armada pesawat, ke depan TNI Angkatan Udara mengharapkan pemerintah dapat memenuhi kekurangan kebutuhan radar untuk memantau wilayah udara nasional yang masih blank.

Untuk menyiapkan penerbang, TNI AU juga telah mengganti jenis pesawat latih T-34 C dan AS-202 Bravo dengan pesawat generasi baru Grob G-120 TP dari Jerman yang sebelumnya juga telah menerima pengoperasian pesawat latih KT-1B Woong Bee dari Korea Selatan.

Pesawat KT-1B Woong Bee bahkan telah menjadi tulang punggung tim aerobatik TNI AUJupiter Aerobatic Team (JAT) yang menjadi duta bangsa dalam beberapa event “air show” internasional.

.

TNI AU Akan Ganti Pesawat Tempur F-5 ke Generasi Terbaru

Jakarta – TNI Angkatan Udara (TNI AU) menilai, armada tempur pesawat F-5 yang dimiliki saat ini sudah tidak memadai. Untuk itu, pihak TNI AU akan mengganti pesawat tersebut ke generasi terbaru.

“Kebijakan ke depan, AU ingin mengganti pesawat F-5 dengan generasi 4,5 seperti yang disampaikan Kepala Staf AU,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Jemi Tri Sonjaya di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (9/4/2017).

Untuk pembelian pesawat tempur tersebut, TNI AU sudah menyampaikan spesifikasi yang dibutuhkan kepada Kementerian Pertahanan.

“Kita menginginkan (pesawat F-5) generasi 4,5. Tetapi untuk jenis pesawatnya diserahkan (kepada) Kemenhan dalam hal ini,” katanya.

Jemi melanjutkan, TNI AU juga mengharapkan agar pesawat tempur F-16 yang telah dipesan sebanyak 24 unit, bisa segera tiba di tanah air. Pengadaan pesawat tersebut termasuk dalam rencana strategi 2019.

“Rencananya 5 pesawat akan dihadirkan di akhir tahun ini,” katanya.

Tak hanya itu, TNI AU juga akan menambah persenjataan dan radar-radar pertahanan udara di beberapa titik. TNI AU juga akan melakukan operasi pertahanan di wilayah perbatasan.

“Operasional radar naik dari 18 menjadi 24 jam. Tetapi secara bertahap, sesuai dengan anggaran yang diberikan pemerintah. Tentunya ini dalam rangka menjaga pertahanan udara NKRI,” kata Jemi.

Sumber: detik

.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia