TRANSLATE

KSAL Resmikan 2 Kapal Perang Karya Anak Bangsa di Batam

Senin, 3 April 2017

Pekanbaru – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi meresmikan dua kapal perang KRI untuk memperkuat patroli di wilayah Barat. Peresmian ini dilaksanakan di pelabuhan Batu Ampar, Batam, Kepulaua Riau.

Demikian rilis yang disampaikan Kepala Dispen Lantamal IV Mayor Laut (KH) Drs Josdy Damopolii yang diterima detikcom, Kamis (30/3/2017). Menurut Josdy, kedua KRI itu diproyeksikan untuk memperkuat Satuan Patroli (Satrol) Koarmabar yakni KRI Torani-860 dan KRI Lepu-861.

“Keduanya merupakan alutsista karya cipta anak bangsa yang di produksi oleh PT Karimun Anugerah Sejati Batam,” kata Josdy.

Menurut Josdy, peresmian kedua kapal perang tersebut membuktikan bahwa industri pertahanan dalam negeri telah memiliki kemampuan dalam hal kemandirian teknologi alat utama sistem pertahanan sekaligus wujud nyata dukungan terhadap program pemerintah mengenai kemandirian pengadaan alutsista TNI.

KRI Torani-860 dan KRI Lepu-861, lanjut Johdy, memiliki kemampuan untuk melaksanakan peperangan anti kapal permukaan, peperangan anti udara dan pertempuran kepulauan. Selain itu dapat melaksanakan tugas tambahan patrol laut dalam rangka menegakkan hukum laut dan melaksanakan fungsi Search and Rescue (SAR).

Kedua KRI tersebut, lanjutnya, dipersenjatai dengan meriam kaliber 30 mm otomelara pada haluan dan dua pucuk Senapan Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm pada buritan. Masuk dalam kelas kapal patroli cepat atau PC-40, panjang keseluruhan 45,5 meter dan lebar 7,9 meter dengan kecepatan maksimal 24 knot serta kecepatan jelajah 15 knot. Kapasitas bahan bakar dalam sekali jalan adalah 70.000 liter dan memiliki endurance berlayar selama 6 hari. Dapur pacunya didukung dengan 2 buah mesin diesel MTU yang masing-masing berkekuatan 2480 HP.

“Rangkaian upacara peresmian diawali dengan sambutan Direktur Utama PT. Karimun Anugerah Sejati dilanjutkan dengan penandatanganan Protocol of Delivery oleh Dirut PT. Karimun Anugerah Sejati dan pihak TNI Angkatan Laut dilanjutkan dengan penyerahan maket kapal dari Dirut kepada KSAL,” kata Josdy

Upacara peresmian ditandai dengan pernyataan Irup yang disertai dengan penekanan sirine, penaikan ular-ular perang, gauk kapal bunyi dan terbukanya selubung nama KRI. Rangkaian acara diakhiri dengan peninjauan ke KRI Layaran-854, penandatanganan prasasti dan pemotongan pita.

Pada kesempatan tersebut, sambung Johdy KSAL melantik Mayor Laut (P) Taufiq Pamungkas sebagai komandan KRI Torani-860 dan Kapten Laut (P) Rakhmad Widiyanto sebagai komandan KRI Lepu-861.

“Filosofi ikan Torani yang hidup di seluruh samudera serta memiliki kelincahan dalam menghindar dan menyelamatkan diri dari setiap ancaman dengan cara meloncat hingga terbang diatas permukaan air, menjadi salah satu pertimbangan untuk dijadikan nama KRI,” kata Josdy.

Sedangkan Lepu dikenal sebagai ikan predator, ketika berburu mereka akan menyudutkan buruannya dengan sirip besarnya dan dengan reflex cepatnya mereka mampu melumpuhkan musuhnya.

“Lepu juga dikenal karena durinya yang panjang dan berwarna-warni yang selalu waspada melindungi dirinya dari predator lain,” katanya.

Acara peresmian KRI dan pelantikan komandan KRI juga dihadiri Gubernur Kepulauan Riau DR. Nurdin Basirun, pejabat teras dari Kemhan RI, Mabes TNI dan Mabesal diantaranya Sekjen Kemhan Laksdya TNI Widodo, Kabaranahan Kemhan, Kasum TNI, Asrenum Panglima TNI, Irjenal, Asrena Kasal, Asops Kasal, Aspers Kasal, Aslog Kasal, Pangarmatim, Pangarmabar, Danlantamal IV dan Kepala Kantor Zona Maritim Barat.

Sumber: detik

TNI AL Targetkan Memiliki 42 Kapal PC-40

Metrotvnews.com, Batam: TNI Angkatan Laut (AL) menargetkan memiliki 42 kapal Patroli Cepat (PC)-40 untuk memperkuat pertahanan wilayah perairan Indonesia. Perairan itu di wilayah Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) maupun Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar). 

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Sopandi mengungkapkan, dari 42 KRI kelas PC-40 yang ditargetkan TNI AL, 16 kapal telah rampung pengerjaannya di awal 2017.

“Anggaran pembuatan seluruh kapal PC-40 ini berasal dari APBN 2015-2016. Diharapkan, pengerjaan seluruh kapal dapat rampung 2017 hingga 2018 sehingga dapat dioperasikan untuk memperkuat pertahanan wilayah perairan Indonesia,” kata Ade usai meresmikan KRI Torani-860 dan KRI Lepu-861 di Pelabuhan Batuampar, Batam, Kamis 30 Maret 2017.

Ia menjelaskan, ke 42 kapal PC-40 tersebut nantinya disebar di Koarmatim dan Koarmabar. Khusus untuk wilayah Koarmabar, kapal-kapal PC-40 akan disebar di beberapa Markas Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal), seperti Lantamal di Pontianak (Kalbar), Tanjungpinang (Kepri), Medan (Sumut), dan Aceh. 

“Selain itu, ke depan, setiap Lanal (Pangkalan TNI AL) di kota/kabupaten akan disiagakan satu kapal PC-40 yang dapat mobile (beroperasi) secara rutin di wilayahnya,” jelas Ade. 

Kapal-kapal patroli cepat tersebut, ungkap Ade, diproyeksikan memperkuat Satuan Kapal Patroli (Satrol) di wilayah masing-masing. Sebagai wilayah kepulauan, sambung Ade, keberadaan kapal PC-40 di Kepri sangat penting untuk menjaga keamanan wilayah dari ancaman maupun tindak kejahatan. 

“Saya mendapatkan laporan bahwa tindak kejahatan di Selat Malaka menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Meski demikian pengamanan wilayah perairan tetap menjadi prioritas,” tegasnya.

Ade tak memungkiri bahwa wilayah perairan Kepri hingga Selat Malaka cukup rawan perompakan, namun berkat kesigapan TNI AL dan Tim WFQR, kejahatan itu dapat diatasi. “Jika tahun-tahun sebelumnya ada 10 kali perompakan, tahun lalu hanya ada dua kali perompakan dan berhasil kita ungkap,” ujarnya. 

Selain PC-40, sambung Ade, ke depan guna memperkuat pertahanan wilayah dan industri alutsista TNI, TNI AL memproyeksikan membuat kapal PC-60. Kapal ini ditargetkan memiliki kecepatan lebih tinggi dan daya jelajah lebih luas dibandingkan PC-40. 

“Bahkan target kami bisa membuat 6 kapal PC-60 tahun ini. Kita berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat lebih baik lagi agar pembangunan KRI ini dapat terealisasi,” pungkasnya. 

Sekadar diketahui, pemberian nama kapal Torani dan Lepu diambil dari nama-nama ikan yang ada di Indonesia. Torani diambil dari nama ikan terbang, sedangkan Lepu diambil dari spesies ikan laut yang dikenal beracun.




Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia