Presiden Jokowi Tekankan Arah Kebijakan Pancasila
Senin, 16 Januari 2017Liputan6.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri peringatan ulang tahun ke-18 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) pada Minggu pagi. Acara tersebut digelar di Garden Ballroom, Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
Dalam sambutannya pada peringatan tersebut, Presiden Joko Widodo sekali lagi menekankan arah kebijakan yang diemban pemerintah termasuk ekonomi. Jokowi tak lupa mengingatkan dalam kondisi global yang dinamis dan serba tak menentu seperti sekarang ini, gerak cepat pemerintah dan seluruh elemen masyarakat amat diperlukan.
“Kita harus bergerak cepat mengantisipasi segala perubahan yang ada di dunia ini. Kita harus selalu siap mengantisipasi setiap perubahan. Terlambat sedikit saja kita mengantisipasi itu kita akan tergulung oleh sejarah,” ujar dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (15/1/2017).
Belum lagi permasalahan di dalam negeri yang terus diupayakan penyelesaiannya oleh pemerintah juga masih banyak. Terutama persoalan mengenai kesenjangan antarwilayah dan antara kaya dan miskin yang belakangan menjadi fokus perhatian pemerintah.
“Meskipun gini ratio kita sudah turun sedikit, tetapi tetap masih pada posisi yang kuning menuju ke merah,” lanjut dia.
Selain itu, penyebaran berita bohong, ujaran kebencian, dan fitnah yang belakangan merebak juga disinggung oleh Jokowi dalam acara tersebut. Dirinya berpesan untuk selalu mewaspadai hal tersebut bila bangsa Indonesia tidak ingin terpecah belah.
Namun, di sisi lain, masyarakat Indonesia harus bersyukur telah memiliki Pancasila yang mampu mendeteksi dan mengukur setiap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
“Sebagai bangsa kita beruntung, sebagai bangsa kita patut bersyukur kita memiliki Pancasila. Dengan Pancasila kita bisa mendeteksi setiap perubahan yang ada.
Dengan Pancasila kita bisa mengukur nilai-nilai yang tidak sesuai dengan budaya kita. Seperti aksi-aksi radikalisme dan terorisme yang tidak sesuai dengan fitrah kita yang Bhinneka Tunggal Ika,”jelas dia.
Sebagai salah satu partai pendukung pemerintah, Presiden Joko Widodo berharap agar PKPI mampu memberikan pedoman kepada masyarakat dalam mendukung upaya pemerintah mengurangi kesenjangan yang ada. Di hadapan para pimpinan PKPI, Jokowi juga menegaskan kebijakan ekonomi yang diambil Indonesia ialah kebijakan ekonomi yang berjiwa Pancasila dengan semangat gotong royong.
“Perlu saya tekankan bahwa sejak awal pemerintah terus menjalankan kebijakan-kebijakan ekonomi yang berjiwa Pancasila. Yaitu kebijakan ekonomi yang bernafaskan gotong royong, kebijakan yang bertujuan menghantarkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ini akan terus menerus kita lakukan,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Jokowi: Materi ‘Hoax’ di Medsos Ancam Persatuan Indonesia
Jakarta, CNN Indonesia — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, konten hoaxyang berisi hasutan, fitnah, kebohongan, hingga kebencian dalam media sosial (medsos) dapat mengancam persatuan bangsa dan negara Indonesia.
Untuk itu, Jokowi meminta masyarakat Indonesia untuk terus waspada dan selektif dalam mencerna kontek negatif dalam medsos.
“Di medsos kita sering lihat adanya hasutan, fitnah, berita bohong, ujaran kebencian yang kalau tidak waspada bisa memecah belah bangsa,” kata Presiden Jokowi dalam sambutan Perayaan HUT Ke-18 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Jakarta, Minggu (15/1).
Hadir dalam acara itu Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri, Ketua Dewan Penasihat PKPI Try Sutrisno, Ketua Umum PKPI AM Hendropriyono dan sejumlah menteri Kabinet Kerja dan pimpinan lembaga negara.
Salah satu konflik yang terjadi karena dipicu berita hoax adalah pembakaran Kantor Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/1), dini hari, oleh ratusan anggota Front Pembela Islam.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto, insiden tersebut bermula dari informasi hoax di media sosial yang menyebutkan bahwa ada anggota FPI ditusuk dan diculik saat kericuhan antara FPI dan GMBI di depan Markas Polda Jawa Barat, Kamis (12/1). Saat itu Polda Jawa Barat tengah memeriksa Pentolan FPI Rizieq Shihab.
Padahal menurut Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Yusri Yunus, saat itu, tidak ada anggota GMBI yang terlibat keributan dengan FPI.
Perubahan Global
Selain bicara konten hoax di medsos, Jokowi di awal sambutannya menyebutkan bahwa perubahan dunia semakin cepat dari menit ke menit, jam ke jam, dan hari ke hari. Satu masalah belum rampung sudah ada masalah baru. “Ini politik global yang terjadi,” katanya.
Ia menyebutkan masalah perlambatan ekonomi global belum selesai, ekonomi dunia belum pulih, tapi sudah ada tantangan baru yaitu kebijakan AS setelah nanti Presiden Donald Trump yang terpilih dilantik.
“Kita harus bergerak cepat mengantisipasi perubahan, harus selalu siap, terlambat sedikit saja kita mengantisipasi, akan digulung oleh sejarah,” katanya.
Sementara itu di dalam negeri sendiri, lanjut Jokowi tantangan masih banyak termasuk kemiskinan, kesenjangan ekonomi antar wilayah, antara yang kaya miskin dan pengangguran.
“Meskipun kini rasio sudah turun sedikit tapi kita masih pada posisi kuning menuju merah,” katanya.
Presiden menyebutkan sebagai bangsa, Indonesia beruntung dan patut bersyukur karena mempunyai Pancasila.
“Dengan Pancasila kita bisa deteksi, bisa ukur budaya yang tidak sesuai dengan Pancasila seperti aksi-aksi radikalisme dan terorisme,” katanya.