Menhan sebut wajar Panglima TNI marah saat Pancasila dilecehkan
Jumat, 13 Januari 2017Merdeka.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyebut tindakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghentikan kerja sama militer antara Indonesia dengan Australia sebagai bentuk kecintaan Gatot pada Indonesia. Hal itu merupakan jawaban atas penghinaan Pancasila yang dilakukan oleh pihak militer Negeri Kanguru.
“Panglima TNI itu menjadi ujung tombak dari pertahanan negara, jadi begitu Pancasila dilecehkan tentu beliau marah. Itu kan refleks, siapapun sebagai warga negara apalagi Panglima TNI, itu refleknya demi kecintaan kepada negara,” tegas Menhan kepada wartawan di Kantor Kemhan,Jakarta Pusat, Kamis (12/1).
Menurutnya, lanjut Menhan, itu merupakan tindakan yang wajar jika ada pihak yang melecehkan suatu negara. “Di negara manapun kalau negaranya di lecehkan pasti ada reaksi. Pancasila itu dijaga oleh TNI,” tegasnya.
Ryamizard juga berharap agar peristiwa seperti ini tidak terulang kembali. “Jangan terjadi lagi hal seperti ini. Ini kan merusak hubungan kedua negara. Jangan sampai orang yang tidak bertanggung jawab ini menyebabkan hubungan tidak baik,” ucap Ryamizard.
seperti diketahui, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan alasan penghentian kerja sama militer antara Indonesia dengan Australia. Menurutnya, ada hal tidak etis dilakukan pihak Australia sehingga harus diambil langkah tersebut.
Dalam perjanjian itu ada pertukaran, TNI AD mengirimkan seorang perwira di special air service regiment. Pada saat mengajar ditemukan hal tidak pantas sebagai negara sahabat yang mendiskresikan TNI dan bangsa Indonesia, bahkan ideologi bangsa Indonesia.
“Terlalu menyakitkan sehingga tidak perlu dijelaskan. Tentang tentara yang dulu, Timor Leste, Papua juga harus merdeka dan tentang Pancasila yang diplesetkan jadi Pancagila,” tegas Gatot di Hotel Bidakara, Kamis (5/1).
Menurut Gatot, hal itu sudah masuk kurikulum para siswa sejak lama. “Tidak benar. Dari situ maka saya tarik guru tersebut dan saya hentikan dulu,” tegasnya.
Gatot juga menjelaskan bagaimana pendidikan bagi para prajurit di TNI. Setiap tentara dalam pendidikan, kata Gatot, ada doktrin agar sangat mencintai ideologi bangsanya.
“Dengan demikian maka dia siap untuk mengorbankan jiwa raga untuk menghadapi apapun juga,” tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku sudah menerima laporan dari Panglima TNI soal rencana penghentian kerjasama militer. Namun Jokowi meminta masalah itu segera diselesaikan.
Menhan Sebut Wajar Panglima TNI Hentikan Kerja Sama dengan ADF
JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai, sikap tegas yang ditunjukkan Panglima TNI JenderalGatot Nurmantyo menanggapi penghinaan terhadap TNI danPancasila di pendidikan militer Australia merupakan sikap yang wajar.
Panglima TNI merespons persoalan tersebut dengan menghentikan sementara kerja sama militer antara TNI dan Australian Defence Force (ADF).
“Pernyataan Panglima keras, dia yang menjadi ujung tombak pertahanan negara,” ujar Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Jakarta, (12/1/2017).
Ia mengatakan, seorang TNI memegang teguh Sapta Marga yang menjunjung tinggi Pancasila sebagai ideologi negara.
Maka dari itu, wajar apabila Panglima merespons keras lantaran ada pelecehan terhadap Pancasila.
“Itu refleksnya demi kecintaan pada negara,” kata Ryamizard. Namun demikian, lanjut Ryamizard, hubungan kerjasama jangan terus menerus berhenti.
Sebagai menteri pertahanan, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Australia Marise Payne agar hubungan kedua negara tetap baik.
“Menhan Australia telepon saya, yang sudah ya sudah. Kami sama-sama berikan petunjuk ke masing-masing pihak. Saya kepada prajurit, Menhan Australia kepada pasukannya agar jangan terjadi lagi yang seperti ini,” kata Ryamizard.
Ia bahkan berencana berkunjung ke Australia pada Februari 2017.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga mengaku sudah menerima surat permohonan maaf dari militer Australia, yang dikirim Kepala Angkatan Udara Australia Marsekal Mark Binskin.
Selain permohonan maaf, lanjut Gatot, militer Australia menyatakan tengah melakukan investigasi soal dugaan adanya kurikulum yang menghina TNI dan Pancasila. Militer Australia juga berjanji akan memperbaiki kurikulum mereka.
Menhan: Siapapun Akan Marah Jika Pancasila Dilecehkan
VIVA.co.id – Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, bisa memahami perasaan Panglima TNI Gatot Nurmantyo terkait pelecehan Pancasila oleh pihak militer Australia. Namun Ryamizard berharap, hubungan Indonesia dan Australia termasuk di bidang militer segera membaik.
“Panglima keras karena dia menjadi ujung tombak pertahanan negara. Begitu Pancasila dilecehkan, tentu dia pantas marah. Di negara manapun kalau negaranya dilecehkan pasti ada reaksi,” kata Ryamizard di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis 12 Januari 2017.
Ryamizard juga menilai bahwa siapapun warga negara yang benar-benar cinta Indonesia tentu meradang dan bereaksi yang sama, seperti yang dilakukan Panglima TNI.
“Itu kan reflek, siapapun sebagai warga negara apalagi panglima TNI, itu refleksnya demi kecintaan pada negara. Kami mendukung pembela ideologi negara. Karena dilecehkan ya tentu pantas marah,” kata dia.
Meski demikian, Ryamizard berharap hubungan Indonesia dengan Australia segera membaik. “Hubungan ini jangan terus menerus rusak. Saya berkoordinasi terus, Menhan Australia telepon saya, ya sudah lah. Jangan terjadi lagi yang seperti ini. Ini kan merusak hubungan kedua negara. Jangan sampai membuat hubungan tidak baik,” kata Ryamizard.
Diketahui, kerja sama militer antara Indonesia-Australia saat ini ditangguhkan. Bahkan penarikan pelatih TNI Angkatan Darat (AD) dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang mengajar di Sekolah Pasukan Khusus Australia atau Australian Defence Force (ADF) itu pun sudah dilakukan.
Mabes TNI sendiri, menampik ketika disinggung mengenai adanya sikap arogansi dari ADF yang melecehkan Pancasila. Penghentian kerja sama tersebut lantaran ada hal-hal teknis yang harus diperbaiki untuk menjaga kerja sama pada masa mendatang.
Menhan: Panglima TNI Keras Karena Jadi Ujung Tombak Pertahanan Negara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mendukung langkah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang menangguhkan kerjasama dengan militer Australia untuk sementara waktu.
Menhan mengatakan, TNI memiliki tanggungjawab untuk menjaga negara termasuk simbolnya
“Pernyataan panglima keras karena dia yang menjadi ujung tombak pertahanan negara. Begitu ada masalah-masalah Pancasila, yang dijaga TNI. Dalam sapta marga itu membela Pancasila,” kata Ryamizard kepada wartawan usai Rapim Kemenhan di Jakarta, Kamis (12/1/2017).
Diketahui, TNI menangguhkan kerjasamanya dengan militer Australia karena prajurit militer negeri kangguru itu diduga telah melecehkan Pancasila.
Ryamizard menjelaskan, negara manapun, reaksi yang sama pasti akan dilakukan apabila ada negara lain yang menghina negara lainnya.
“Itu kan reflek, siapapun sebagai warga negara apalagi Panglima, itu refleksnya demi kecintaan pada negara. Dalam sapta marga kedua, kami mendukung dan pembela ideologi negara dan tidak mengenal menyerah. Itu yang dibela, dilecehkan ya marah,” kaya Ryamizard.
Namun demikian, dirinya berharap agar hubungan militer Indonesia dan Australia kembali membaik. Dia mengaku bahwa dirinya secara intens komunikasi dengan Menteri Pertahanan Australia. Hal itu ia lakukan demi menjaga hubungan kedua negara.
“Kalau saya nggak ada masalah. Tapi hubungan ini jangan terus menerus rusak. Saya berkoordinasi terus, dia (Menhan Australia) telepon saya, yang sudah ya sudah,” katanya.
Menhan: Panglima TNI Keras Pada Australia Itu Refleks Cinta Negara
Jakarta – Kementerian Pertahanan buka suara soal kritik-kritik keras yang disampaikan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terhadap Australia soal insiden penghinaan lambang negara. Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan kritik tersebut adalah refleks Gatot atas kecintaannya kepada negara.
“Pernyataan Panglima TNI yang keras karena Panglima TNI itu yang menjadi ujung tombak dari pertahanan negara. Ketika ada masalah dari Pancasila, Pancasila itu yang dijaga oleh TNI,” ujar Ryamizard di kantornya, Gedung Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (12/1/2017).
“Kalau di dalam sapta marga itu membela. Begitu Pancasila dilecehkan, tentu beliau marah. Pastilah di negara manapun kalau negaranya dilecehkan pasti ada reaksi,” lanjut mantan KSAD ini.
Selain itu komentar keras dari Panglima TNI menurut Ryamizard merupakan bentuk refleks atas jiwa ksatria Gatot yang siap membela negara. Semua warga negara Indonesia disebutnya juga akan melakukan hal yang sama.
“(Komentar keras) itu kan refleks. Siapapun sebagai warga negara apalagi Panglima TNI, itu refleksnya demi kecintaannya kepada negara. Dalam sapta marga yang kedua itu ‘kami ksatria Indonesia pendukung serta pembela ideologi negara yang bertanggung jawab dan tak pernah menyerah’, nah itu yang dilecehkan itu dia marah,” papar Ryamizard.
Menhan enggan mempermasalahkan komentar Jenderal Gatot terkait insiden plesetan Pancagila oleh Australia. Ryamizard berharap ke depan hubungan Indonesia-Australia tetap baik.
“Jadi setahu saya nggak ada masalah tetapi hubungan ini jangan terus menerus rusak. Sudah, yang sudah ya sudah, saya, tapi ke depan mari bersama-sama kita memberi petunjuk kepada bawahan kita, saya kepada prajurit, kepada Menhan Australia, jangan terjadi lagi seperti ini, itu yang merusak kedua negara,” tutur dia.
Untuk isu ada kapal mata-mata Australia, Ryamizard mengaku akan mengecek langsung kebenarannya. Jenderal purnawirawan ini memang akan ke Australia dalam waktu dekat.
“Begini ya, bulan depan saya ke sana, saya melihat kebenaran di sana. Bulan depan,” kata Ryamizard.
Sumber: detik