Indonesia dan Swedia teken MoU penguatan bidang pertahanan
Kamis, 22 Desember 2016LENSAINDONESIA.COM: Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Swedia menandatangani Persetujuan Kerja Sama Dalam Bidang Pertahanan yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia Raymizard Ryacudu bersama Menteri Pertahanan Kerajaan Swedia Carl Anders Peter Hultqvist.
“Kami sudah ada kerja sama. Ke depan juga begitu, jadi ditingkatkan kembali,” ujar Menhan Ryamizard Ryacudu usai penandatanganan MoU, di kantor Kemenhan, Jakarta, Selasa (20/12/2016).
Dari kesepakatan kerja sama tersebut, yakni pengembangan industri pertahanan. Pengembangan industri pertahanan di antaranya seperti transfer teknologi, penelitian serta produksi bersama alat pertahanan dan keamanan untuk penguatan sektor pertahanan dan keamanan.
Ruang lingkup kerja sama tersebut mencakup enam hal pokok, yakni pertama, pertukaran informasi dan pengalaman isu-isu yang menjadi kepentingan bersama termasuk aspek politik dan militer serta isu keamanan maritim internasional.
Selanjutnya, pertukaran informasi dan praktek terbaik serta memajukan kerja sama antar instansi masing-masing pihak di bidang penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta lembaga terkait lain.
Lingkup selanjutnya, yakni pengembangan kerja sama dan pertukaran pengalaman di bidang dukungan logistik dan pemeliharaan, pendukungan dan pengembangan kerja sama dalam bidang industri pertahanan yang dapat mencukupi transfer teknologi, penelitian bersama, produksi bersama, pemasaran bersama dan juga jaminan kualitas.
“Pengembangan dan peningkatan pelatihan dan pendidikan di bidang Pertahanan dan militer pada semua tingkatan termasuk personel sipil pada Kementerian Pertahanan” jelasnya.
Terakhir, yakni pengembangan kegiatan yang mengarah pada kerja sama dalam kedokteran militer dan pelayanan kesehatan militer.
Sementara, Menteri Pertahanan Swedia, Carl Anders Peter menyatakan pihaknya senang dan menyambut baik penandatanganan kerja sama penguatan pertahanan.
“Kerja sama Swedia dan Indonesia sudah berlangsung cukup lama dan penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan langkah ke depan untuk memperdalam hubungan kerja sama pertahanan kedua negara,” ujarnya.
Penandatanganan dilakukan pada saat kunjungan kehormatan Menhan Kerajaan Swedia kepada Menhan RI, Selasa (20/12/2016) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Kunjungan diawali dengan Upacara Jajar Kehormatan oleh Menhan RI yang didampingi sejumlah Pejabat Eselon I dan II Kemhan RI.
Menhan RI dan Swedia Sepakati Kerja Sama Pertahanan
Liputan6.com, Jakarta – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menerima kunjungan kehormatan Menhan Kerajaan Swedia Carl Andrers Peter Hultqvist di Gedung Kementerian Pertahanan RI. Pertemuan tersebut dalam rangka penandatanganan naskahDefence Cooperation Agreement (DCA) atau Persetujuan Kerja Sama Pertahanan antara Indonesia dan Swedia.
Acara tersebut diawali dengan upacara jajar kehormatan oleh Menhan RI yang didampingi sejumlah pejabat Eselon l dan II Kementerian Pertahanan (Kemhan). Karpet merah berbentuk segitiga digelar di lapangan depan Gedung Kemhan RI sebagai prosesi langkah kaki Menhan Kerajaan Swedia.
Usai upacara, kedua pihak langsung memasuki Aula Jenderal Soedirman untuk menandatangani DCA. Ryamizard mengatakan, melalui penandatanganan tersebut, kedua negara ingin meningkatkan dan memperkuat hubungan bilateral yang ada.
Hal itu dilakukan melalui kegiatan kerja sama di bidang pertahanan. Kedua pihak juga tentunya mesti menghormati kedaulatan dan integritas wilayah antarnegara.
“Persetujuan ini memberikan kerangka umum untuk mendorong kerja sama bilateral di bidang pertahanan. Termasuk kerja sama antarmiliter berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, timbal balik, dan saling menguntungkan,” tutur Ryamizard di Gedung Kemhan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2016).
Dia menjelaskan, ruang lingkup dari kerja sama itu mencakup soal pertukaran informasiyang menjadi kepentingan bersama. Termasuk juga aspek politik-militer dan isu keamanan maritim internasional.
“Kemudian pertukaran informasi dan praktik terbaik, serta memajukan kerja sama antar-instansi masing-masing pihak di bidang penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta lembaga terkait lainnya,” jelas Ryamizard.
Pertukaran Informasi
Kemudian, lanjut Ryamizard, tidak ketinggalan terkait pengembangan kerja sama dan pertukaran pengalaman di bidang dukungan logistik dan pemeliharaan.
“Juga pengembangan dan peningkatan pelatihan dan pendidikan di bidang pertahanan dan militer pada semua tingkatan, termasuk personel sipil pada Kementerian Pertahanan,” beber mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu.
“Terakhir pengembangan kegiatan yang mengarah pada kerja sama dalam kedokteran militer dan pelayanan kesehatan militer,” terang Ryamizard.
Menhan Kerajaan Swedia Carl Andrers Peter Hultqvist menambahkan, pihaknya sangat senang dengan adanya penandatanganan kerja sama kedua negara.
“Kerja sama Indonesia-Swedia ini sebenarnya sudah lama. Tapi penandatanganan ini memperdalam ke depannya kerja sama pertahanan kita,” ujar Carl Andrers.
Dia menyebut, memang beberapa kesepakatan yang tertuang dalam naskah persetujuan itu termasuk soal pertukaran informasi. Serta upaya dukungan perlawanan negara terhadap terorisme.
“Terkait potensi teroris itu ancaman kita bersama. Untuk itu sangat penting kerja sama. Perlu juga kerja sama dengan negara-negara lain secara bilateral untuk mencegah hal itu. Dalam hal ini kita memiliki kondisi yang sama dengan pemerintahan Indonesia,” pungkas Carl Andrers.
Menhan Inginkan Indonesia Punya Atase Pertahanan Tetap di Swedia
JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menginginkan Indonesia memiliki atase pertahanan tetap di Swedia.
Apalagi, kata Ryamizard, Indonesia telah menjalin kerja sama intensif di bidang pertahanan dengan Swedia.
Dengan adanya atase pertahanan tetap, Ryamizard menyatakan, bakal semakin memudahkan kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Swedia.
“Kita selama ini tak mempunyai atase pertahanan tetap. Baik Swedia di indonesia maupun Indonesia di Swedia atase tidak tetap,” ujar Ryamizard saat ditemui di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (20/12/2016).
“Biasanya atase pertahanan Indonesia untuk Swedia rangkap dengan yang di Inggris atau Singapura,” kata dia.
Padahal, dalam kerja sama pertahanan yang dibangun oleh Indonesia dan Swedia ada banyak hal yang telah dibicarakan.
Beberapa hal penting di antaranya ialah transfer teknologi dalam pembuatan kapal selam dan pesawat tempur.
“Kapal selam (teknologinya) ditawarkan. Beliau (Menteri Pertahanan Swedia) undang saya ke sana bicarakan itu. Dan kita kan mau buat kapal selam juga. Mereka juga menawarkan (teknologi) pesawat tempur. Intinya saling mengisi dan menyempurnakan,” ujar Ryamizard.
“Ke depan, Indonesia harus punya atase pertahanan tetap di Swedia agar apa yang dibicarakan tadi segera terkaksana,” tutur dia.