TRANSLATE

Jokowi: Kita Berduka Atas Jatuhnya Pesawat Hercules di Wamena

Senin, 19 Desember 2016

Liputan6.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi turut berduka atas musibah kecelakaan yang menimpa pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara (AU) di Wamena, Papua. Dia berharap agar ke depan hal serupa tidak terulang kembali.

Kita kembali berduka atas jatuhnya pesawat TNI AU di Wamena. Akar masalah harus dapat diatasi, agar tidak terulang lagi -Jkw,” cuit Jokowi sekitar pukul 12.30 WIB, Minggu (18/12/2016).

Informasi yang diterima Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Jemi Trisonjaya, pesawat C-130HS Hercules TNI AU dengan nomor registrasi A-1334 pilot Mayor Pnb Marlon A Kawer terjadi hilang kontak. Kejadian tersebut berlangsung saat pesawat dalam penerbangan dari Timika ke Wamena, Papua, pukul 06.09 WIT.

Kemduian pukul 08.40 WIT, pesawat itu ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat tersebut. Pesawat Hercules yang ditumpangi 30 personel Kodim 1702/JWY di bawah pimpinan Kapten Inf Irvan (Pasi Intel Kodim 1702/JWY) itu dilakukan evakuasi.

Dalam peristiwa ini, sebanyak 13 orang meninggal dunia yang terdiri dari 12 kru pesawat dan 1 penumpang.

Jokowi Sampaikan Duka Cita Terkait Jatuhnya Pesawat TNI AU di Wamena

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodomenyampaikan duka atas musibah kecelakaan yang menimpa pesawat milik TNI Angkatan Udara (AU) di Wamena, Papua.

Presiden Jokowi berharap agar ke depan kejadian serupa tidak terulang.

“Kita kembali berduka atas jatuhnya pesawat TNI AU di Wamena. Akar masalah harus dapat diatasi, agar tidak terulang lagi -Jkw,” cuit Presiden Jokowi melalui akun Twitternya, Minggu (18/12/2016).

Berdasarkan informasi yang diterima dari Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Jemi Trisonjaya telah terjadi hilang kontak dengan pesawat C-130HS Hercules TNI AU dengan nomor registrasi A-1334.

Pesawat tersebut dikemudikan pilot Mayor Pnb Marlon A Kawer dalam penerbangan dari Timika ke Wamena, Papua, Minggu (18/12/2016) pukul 06.09 WIT.

Pukul 08.40 WIT, lokasi jatuhnya pesawat Hercules ditemukan oleh 30 orang personil Kodim 1702/JWY di bawah pimpinan Kapten Inf Irvan (Pasi Intel Kodim 1702/JWY).

Pesawat jatuh di Gunung Lisuwa, Kampung Minimo, Distrik Maima, Kabupaten Jayawijaya, Papua, kemudian dilakukan evakuasi.

Dalam peristiwa tersebut, sebanyak 13 orang meninggal dunia yang terdiri dari 12 kru pesawat dan 1 penumpang.

Panglima TNI Lepas 13 Jenazah Korban Hercules Jatuh

MALANG – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo melepas 13 jenazah yang disemayamkan di Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Senin (19/12/2016) dini hari.

Jenderal Gatot tiba di Skadron Udara 32 sekira pukul 00.20 WIB. Bersama Komandan Lanud Abdulrachman Saleh dan petinggi TNI lainnya, Panglima TNI mengunjungi satu per satu keluarga korban yang berada di belakang peti jenazah.

Usai memberikan penghormatan kepada para korban, Jenderal Gatot menuju keluarga jenazah pilot Hercules, Mayor Pnb Marlon A Kawer, dan dilanjutkan ke keluarga korban lainnya hingga peti jenazah ke-13.

Selanjutnya, ke-13 peti jenazah diberangkatkan ke rumah duka dan ada yang dimakamkan dini hari ini dan juga Senin pagi. Sementara peti jenazah Kapten Lek Rino Pratama masih berada di Hanggar Skadron 32 dan rencananya dimakamkan di Banjarmasin. Kapten Rino ikut menumpang pesawat ini karena akan menuju tempat dinasnya di Papua.

Panglima TNI menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya prajurit-prajurit terbaik TNI AU dalam musibah pesawat Hercules pagi tadi di Wamena. “Semoga Tuhan YME mengampuni dosa-dosanya dan diterima di sisi Allah SWT,” kata Jenderal Gatot Nurmantyo, Senin (19/12/2016) dini hari.

Panglima juga mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat Wamena, Polres, Lanud, Paskhas, Basarnas, dan Batalyon Infanteri 756, yang telah bersama-sama bahu membahu membantu mengevakuasi jenazah, sehingga bisa segera diterbangkan ke Malang.

“Saya juga mengucapkan penghargaan dan ucapan terima kasih atas dedikasi tim DVI Polda Jatim, yang sungguh-sungguh mengidentifikasi jenazah sehingga ke 13 jenazah bisa teridentifikasi dan siap dimakamkan mulai malam ini,” kata Jenderal Gatot.

KSAU: Pesawat Hercules TNI Jatuh di Wamena Diduga Tabrak Bukit

Liputan6.com, Jakarta – Faktor Cuaca diduga berperan besar terhadap jatuhnya pesawat Hercules C-130 HS yang jatuh di Wamena Papua. Karena itu, pesawat dengan nomor A-1334 itu diduga menabrak bukit saat hendak mendarat.

“Pesawat mungkin menabrak Bukit Tugima. Nah, pesawat itu saat akan landing, pada saat itu, wing sebelah kiri mungkin menabrak bukit, sehingga pesawat lost contact dan jatuh,” kata Kepala Staf Angkata Udara (KSAU) Marsekal Agus Supriyatna.

Hal itu disampaikan di dalam perbincangannya dengan Metro TV seperti dikutip Liputan6.com, Minggu (18/12/2016). Pesawat dengan rute Timika-Wamena-Jayapura-Wamena-Merauke-Wamena-Jayapura-Biak itu, mengangkut sembako dan semen total muatan 12 Ton.

Agus menjelaskan, dari 13 orang penumpangpesawat Hercules, tiga di antaranya adalah pilot. Sedangkan delapan lainnya adalah ground crew. “Satu adalah navigator dan satu lagi itu adalah anggota dari satuan radar,” ujar dia.

Kadispen TNI AU Marsma Jemmy Trisanjoyo menjelaskan kronologi jatuhnya pesawat hercules tersebut. Pada pukul 05.35 WIT, pesawat berangkat dari Timika dengan rencana tiba 06.13 WIT di Wamena.

“Sebelum landing, Contacts Tower Wamena terakhir pukul 06.02 WIT,” kata dia dalam keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com, Minggu (18/12/2016) pagi.

Pada menit 06.08 WIT, ia menambahkan, pesawat Hercules sudah melaporkan akan mendarat (landing). Namun, pada menit 06.09 WIT dikabarkan hilang kontak atau lost contacts.

Penyebab Pesawat Hercules Jatuh Masih dalam Penyelidikan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Kepala Staf TNI AU, Marsekal Madya TNI Hadiyan Suminta Atmadja, menyatakan, penyebab kecelakaan pesawat transport berat C-130HS Hercules di Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih dalam penyelidikan. TNI AU memiliki organ yang khusus menangani hal-hal terkait ini, yaitu Dinas Keselamatan Penerbangan dan Kerja, yang dipimpin seorang marsekal pertama.

“Perkiraan awal, kecelakaan ini terjadi karena cuaca. Namun, alasan ini jangan menjadi patokan karena dalam kecelakaan pesawat terbang ada lima faktor yang harus diinvestigasi, manusia, material, media, misi, dan manajemen,” kata dia, di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad (18/12).

Ia menilai faktor cuaca berpeluang untuk dipertimbangkan sebagai penyebab kecelakaan karena berdasarkan laporan yang didapatkannya, C-130 HS Hercules nomor registrasi A-1334 ini dalam kondisi yang layak terbang.

Pesawat terbang ini hasil hibah dari Angkatan Udara Australia yang dioperasikan mereka sejak 1978. Berbeda dengan beberapa seri C-130 Hercules yang selama ini dimiliki TNI AU, maka C-130HS Hercules eks hibah Angkatan Udara Australia ini sudah memakai teknologi semi glass cockpit.

“Pesawat ini layak terbang. Waktu terbangnya masih ada 69 jam sebelum masuk prosedur pemeliharaan,” tuturnya. Begitu pula pada kondisi manusianya, para personel pengawaknya telah dinyatakan layak terbang.

Selain itu, C-130 Hercules merupakan pesawat angkut berat yang tidak hanya kuat untuk mengangkut personel, namun diizinkan pula membawa barang lain.

“Kalau memang di dalam pesawat ada semen dan logistik seperti informasi yang beredar, itu resmi, bahwa pemerintah Papua minta bahan bangunan dan bahan baku diangkut dengan pesawat TNI AU. Itu resmi dalam rangka membantu pembangunan di daerah,” katanya.

Pesawat C-130HS Hercules nomor registrasi A-1334 itu lepas landas dari Bandara Mozes Kilangin di Timika, Kabupaten Mimika, menuju Wamena, Kabupaten Jayawijaya, pada pukul 05.34 WIT Minggu. Dia diketahui hilang kontak pada pukul 06.09 WIT dan seharusnya sudah mendarat di Wamena pada pukul 06.13 WIT.

Sumber : antara



Hak Cipta © Kementerian Pertahanan Republik Indonesia